Pada awalnya saya pikir membaca buku ini akan sangat membutuhkan perjuangan yang berat, apalagi dengan tema tentang doa yang diusung oleh penulis. Namun, ternyata bahasa yang digunakan oleh penulis ringan dan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga membuat saya penasaran apa yang akan ditulis oleh penulis di halaman selanjutnya. Terlebih lagi menginspirasi saya.
Judul : Doa yang membuat perubahan
Penulis : Sariwati Goenawan
Penerbit : Visi Press
Jumlah halaman : 144 hlm
Penulis : Sariwati Goenawan
Penerbit : Visi Press
Jumlah halaman : 144 hlm
Apakah doa itu ? Doa adalah sarana yang Tuhan berikan kepada kita untuk berbicara kepadaNya. Doa diibaratkan seperti kita sedang ngobrol dengan seseorang. Kalau kita sedang ngobrol dengan seseorang, pasti akan ada timbal balik. Ketika kita berbicara, dia akan merespon, demikian pula sebaliknya. Begitu juga percakapan kita dengan Tuhan. Jangan jadikan doa sebuah monolog, namun jadikanlah doa sebagai sebuah percakapan.
Namun, bukankah ketika kita ngobrol dengan seseorang, kita melihat langsung orang tersebut dan kita mendapat respon langsung dari orang tersebut. Lalu bagaimana dengan doa ? Kita tidak dapat melihat Allah dan kita tidak mendapat respon langsung dari Allah.
Apakah itu berarti doa kita didengar oleh Tuhan ? Lalu bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sedang bercakap-cakap denganNya ?
Siapa diantara kita yang dapat melihat angin ? Saya yakin tidak ada seorangpun yang bisa melihatnya. Namun, kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa angin itu ada bukan ? Begitu juga dengan Tuhan, sekalipun kita tidak dapat melihatnya, kita dapat merasakanNya. Oleh karena itu diperlukan iman ketika kita berdoa.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)
Faith is trusting Him without questioning about the result, how and when -Sariwati Goenawan-
Mungkin kita tidak melihatNya ketika berdoa, namun dengan iman kita dapat merasakah hadiratNya. Dengan iman kita percaya Dia ada, dengan iman kita percaya Dia mendengar dan menjawab doa kita.
Tuhan adalah Allah yang hidup. Sama seperti Dia dapat menjawab doa setiap tokoh-tokoh dalam Alkitab, Dia juga dapat menjawab doa setiap kita.
Tuhan bisa saja memberikan semua yang kita mau, ya karena Dia adalah Allah. Namun lagi-lagi mengapa dibiarkannya kita menunggu atau bahkan kita tidak mendapat apa yang kita inginkan ? Bukan karena Dia ga sayang sama kita melainkan karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Mungkin saja apa yang kita minta itu justru akan membahayakan kita. Atau mungkin saja doa kita itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Lalu bagaimana caranya kita tahu apakah permintaan kita sesuai kehendak Tuhan atau tidak ? Ibu Sariwati mengatakan di dalam penantian akan sebuah jawaban doa, di situ terletak proses pengujian itu. Kalau memang doa kita sesuai dengan kehendak Tuhan, maka dalam waktu penantian itu 'beban' itu akan semakin terasa dan membuat kita ingin terus mendoakannya sekalipun hal itu kelihatan mustahil. Tapi sebaliknya, jika apa yang kita doakan pada hari ini seperti 'beban' yang menekan berat, namun seiring waktu sepertinya menguap begitu saja. Maka bisa jadi itu hanya keinginan kita saja bukan benar-benar apa yang kita butuhkan. Namun, jika 'beban' itu semakin terasa dan kita terus mendoakannya namun jawaban dari Tuhan tak kunjung datang, sehingga membuat kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil dan membuat kita marah bahkan sampai berpikir bahwa Tuhan tidak ada, jangan-jangan itu bukan sesuatu yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Hal menarik yang saya dapatkan adalah ketika penulis menulis tentang doa Yabes (I Taw 4:9-10). Arti nama Yabes adalah pain, karena ibunya melahirkan dengan penuh kesakitan. Mungkin karena kesakitan yang diderita ibunya akibat melahirkan Yabes, membuat ia mendapat perlakuan yang berbeda dibanding saudara-saudaranya. Mungkin ia juga dihina, diejek bahkan dicemooh oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, mengapa alkitab berkata bahwa ia lebih dimuliakan dari saudara-saudaranya ? Karena, sekalipun ia memiliki arti nama yang buruk, perlakuan yang buruk dari ibu bahkan orang-orang yang di sekitarnya. Itu tidak membuat dia putus asa, karena dia dengar TuhanNya (Tuhan orang Israel) adalah Allah yang hebat, sudah melakukan banyak keajaiban bagi bangsanya dan itu yang membuat ia berani berdoa kepada Tuhan.
Di akhir buku ini penulis mengajarkan bagaimana cara berdoa berdasarkan apa yang Tuhan Yesus ajarkan :
1. Dahulukan yang utama
Pelayanan Tuhan Yesus sangat banyak, namun Ia selalu mendahulukan hubunganNya dengan BapaNya (Markus 1:35). KesibukanNya tidak menjadi alasan bagi Dia untuk tidak berkomunikasi dengan BapaNya.
2. Privasi (Matius 6:6)
Di dalan kesendirian itu, disaat hanya ada aku dan Tuhan, disitu kita bisa mengungkapkan semua yang ada di hati kita tanpa takut dikritik atau dihina orang lain. Tuhan tidak akab menghina atau merendahkan kita ketika kita datang kepadaNya dengan hati yang hancur melainkan Ia akan memeluk kita dengan kasihNya.
3. Mengucap syukur (Matius 15:36)
Di dalam setiap pelayananNya, Tuhan Yesus tidak pernah lupa mengucap syukur kepada Bapa. Ia sangat menghargai BapaNya dan Ia mau kita mengikuti teladanNya.
4. Berdoa di dalam namaNya (Yohanes 16:24)
Nama Yesus adalah segalanya. Nama Yesus adalah nama yang berkuasa.
5. Pengampunan (Markus 11:25)
Pengampunan adalah hal yang mutlak harus kita lakukan apabila kita ingin mendapat jawaban doa. Pengampunan berkorelasi dengan pertobatan kita.
Bukankah Alkitab berkata :
Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka bapaMu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Apakah artinya ? Kalau kita tidak mau mengampuni makan Tuhan juga tidak akan mengampuni kita. Dan itu artinya kesalahan atau dosa kita belum diampuni. Dan bukankah dosa yang membuat hubungan kita dengan Tuhan terhalang.
6. Menantikan musim tuaian (Markus 4:26-29)
Sama seperti seorang petani yang menanam benih haeus menunggu sampai benih itu tumbuh dan siap untuk dipanen. Begitu juga dengan setiap kita. Kita juga harus menunggu sabar menantikan jawaban doa.
No comments:
Post a Comment