Buku ini mengawali reading list saya di tahun 2017 ini. Bukan karena uda punya pacar sehingga harus baca buku ini. Bukan juga karena kebelet pengen punya pacar. Tapi kan ga ada salahnya mumpung masih single, saya memperlengkapi diri. ;)
Menurut saya buku ini sangat bagus. Nilai-nilai dunia saat ini yang mengajarkan bahwa perempuan harus aktif mengejar pria tidak saya dapatkan di dalam buku ini. Buku ini mengajarkan agar kita belajar untuk mempercayai Tuhan dalam masa penantian. Ternyata buku ini tidak hanya cocok untuk pasangan yang sedang menjalin hubungan, namun juga cocok buat kita-kita yang masih single.
Beberapa hal yang saya pelajari lewat buku ini :
1. Seringkali untuk kita yang masih single bertanya-tanya kapan waktuNya dan siapa orang yang tepat itu. Kita tidak tau, tapi Tuhan tau. Pertanyaannya adalah apa kita mau mempercayai Dia. Ada satu kalimat dari Joshua Harris yang membuat saya berpikir dan hati saya menjadi tenang.
1. Seringkali untuk kita yang masih single bertanya-tanya kapan waktuNya dan siapa orang yang tepat itu. Kita tidak tau, tapi Tuhan tau. Pertanyaannya adalah apa kita mau mempercayai Dia. Ada satu kalimat dari Joshua Harris yang membuat saya berpikir dan hati saya menjadi tenang.
Rupanya... Rupanya... Kita perlu mempercayakan pertanyaan, "Bagaimana ?" dan "Siapa ?" dan "Kapan ?" di tanganNya yang mahapeduli.
Hal ini membuat saya diingatkan kembali, kalau DiriNya aja uda Dia kasih buat saya, apalagi sih yang ga akan Dia kasih. Karena Dia peduli dan sayang banget sama saya (dan kamu), Dia mau mati di atas Kayu salib buat kita. Kalau itu aja uda Dia kasih, apalagi yang ga akan Dia kasih ? Toh, buat Dia, mempertemukan kita dengan pasangan kita adalah hal kecil. Dia bisa aja mempertemukan kamu dengan pasanganmu saat ini juga, namun kalau Dia belum mempertemukan, itu berarti Dia punya rencana yang jauh lebih indah dari yang dapat kita pikirkan.
2. Seringkali sebagai perempuan, tingkat geer kita tuh tinggi banget. Waktu ada yang deketin terus bersikap baik dan sweet sama kita, kita langsung mikir "Wah, dia lagi pedekate nih sama saya." Padahal apakah selalu seperti ini ? Belum tentu lho.
Ada seorang teman di gereja saya merasa kecewa kepada seorang teman laki-lakinya karena dia menyangka pria ini menyukai dirinya. Kenapa dia bisa mengambil kesimpulan seperti itu ? Karena pria ini bersikap sangat baik kepada teman saya ini. Dia jatuh dari motor dan minta si pria ini untuk menolongnya, Pria ini langsung datang di tengah kesibukannya. Dia ajak pria ini ke undangan, pria ini setuju dan menemani teman saya ke undangan. Namun, ternyata pria ini tidak memiliki perasaan apa-apa dan ini membuat teman saya kecewa.
Saya tidak menyalahkan teman saya sepenuhnya, karena pria ini juga seharusnya tidak menunjukkan dia begitu perhatian yang berlebihan kepada teman saya kalau dia tidak tertarik lebih (emang sih susah yah punya pertemanan yang murni antara laki-laki dan perempuan).
Namun, yang ingin saya tekankan disini (untuk setiap perempuan) adalah jangan berasumsi macam-macam dan jangan geer berlebihan sebelum si pria menyatakan ketertarikan kepada kita.
Seperti kata Joshua Harris : Oleh karena itu, "Kalau kamu hanya berteman biasa dengan seorang pria dan ia memperlakukan kamu dengan sangat baik, jangan langsung menganggap ia mempunyai maksud kepadamu. Sebelum seorang pria menyatakan ketertarikannya, hendaknya si cewek memandang dia hanya sebagai teman biasa saja." ~JH~
Saya tidak menyalahkan teman saya sepenuhnya, karena pria ini juga seharusnya tidak menunjukkan dia begitu perhatian yang berlebihan kepada teman saya kalau dia tidak tertarik lebih (emang sih susah yah punya pertemanan yang murni antara laki-laki dan perempuan).
Namun, yang ingin saya tekankan disini (untuk setiap perempuan) adalah jangan berasumsi macam-macam dan jangan geer berlebihan sebelum si pria menyatakan ketertarikan kepada kita.
Seperti kata Joshua Harris : Oleh karena itu, "Kalau kamu hanya berteman biasa dengan seorang pria dan ia memperlakukan kamu dengan sangat baik, jangan langsung menganggap ia mempunyai maksud kepadamu. Sebelum seorang pria menyatakan ketertarikannya, hendaknya si cewek memandang dia hanya sebagai teman biasa saja." ~JH~
3. Waktu kita menjalin pertemanan khusus dengan seseorang, kita harus memiliki komunitas orang percaya yang menjaga dan mendampingi kita.
Apakah mungkin untuk tetap memiliki hubungan yang kudus saat kita berpacaran ? Mungkin waktu kita belum punya pacar, kita berkata itu adalah hal yang mudah. Namun, ketika sudah memiliki pasangan, mungkin saja pergumulan itu muncul (tidak semua orang diuji dan memiliki godaan itu, tiap orang berbeda). Itulah gunanya komunitas, untuk menjaga dan mengingatkan kita.
Selain itu, ketika jatuh cinta, mata kita menjadi buta dan telinga kita menjadi tuli. Dengan kita memiliki komunitas, Komunitas dapat membuat kita tetap melihat realita, Apakah hubungan yang sedang kita bangun itu dapat dilanjutkan atau tidak.
Mungkin apa yang saya pelajari akan berbeda dengan yang orang lain pelajari. Oleh karena itu saya encourage teman-teman untuk membaca buku ini sekalipun mungkin saat ini kalian belum memiliki pasangan 😁
2 comments:
Halo, saya mampir ke blog ini habis dari searching google.
Coba cek statement Josh Harris di https://joshharris.com/statement/
Thank you buat infonya
Post a Comment