Kemarin
saat saya sedang dalam perjalanan menuju sekolah tempat saya bekerja, saya
melihat pemandangan yang membuat saya ingin menangis. Saya melihat seorang anak
kecil sedang berjalan tanpa mengenakan alas kaki. Saya langsung berpikir
bagaimana kalau kakinya kena duri, batu atau pecahan kaca yang ada di jalan.
Orang yang normal pasti akan memakai sandal bahkan orang gila sekalipun kalau
dipakaikan sandal pasti akan dia pakai (tapi ada orang gila juga yang ga mau
pakai). Saya membayangkan betapa sulitnya hidup anak itu. Bahkan untuk sepasang
sandal dia (dan orang tuanya) tidak sanggup untuk membelinya. Belum lagi
sepanjang hari itu dia harus berjalan menyusuri jalanan yang panas oleh sinar
matahari untuk mencari uang untuk sesuap nasi yang mungkin tidak didapatnya
hari-hari kemarin.
Kadang saya merasa ironis dengan
hidup ini. Ada orang yang berlimpah harta. Dia sanggup membeli apapun yang dia
mau. Dia sanggup membeli sandal dan sepatu sampai berjuta-juta harganya dan
berpuluh-puluh banyaknya. Tetapi ingatkah mereka ada orang-orang yang untuk
membeli sepasang sandal jepitpun tidak sanggup. Kadang saya melihat ada murid
yang kalau disuruh makan susahnya minta ampun. Dikasih sayur saat makan siang,
makannya lama sekali atau dia menangis karena harus menghabiskan makan
siangnya. Padahal makan siangnya itu bukan racun dan baik bagi tubuh mereka. Tapi
tidakkah anak-anak itu sadari kalau mereka jauh lebih beruntung dari anak-anak
yang ada di luar sana. Kadang saya juga menemukan ada anak-anak yang malas
untuk belajar dan sekolah. Tidak tahukah mereka di luar sana ada anak-anak yang
tidak bisa sekolah, bahkan untuk membeli makananpun mereka kesulitan.
Dan itu membuat saya belajar
untuk menghargai apa yang Tuhan beri pada saya. Tidak menyia-nyiakan setiap
makanan yang diberikan kepada saya (yang saya tau makanan itu baik bagi tubuh
saya). Tidak menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak saya butuhkan. Saya
juga sering berpikir apa yang bisa saya buat bagi mereka ? Saya tidak punya
banyak uang sehingga saya dapat memberikannya kepada mereka. Saya juga tidak
punya perusahaan sehingga saya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang tua
mereka. Namun saya kembali diingatkan, saya dapat berdoa bagi mereka dan melakukan
hal-hal kecil bagi mereka. Mungkin itu memberikan senyum hangat saya kepada
mereka, memberikan sedikit makanan yang saya miliki.
No comments:
Post a Comment