Mata yang
biasa memancarkan binar kehidupan itu kini terkatup rapat. Tidak ada lagi sinar
nakal yang keluar dari matanya. Wajah yang selalu penuh dengan senyuman itu
kini sudah tidak ada lagi digantikan
dengan bibir yang terkatup rapat. Tubuh yang dulu begitu aktif kini sudah tidak
ada lagi digantikan dengan tubuh yang terdiam kaku di dalam peti mati.
Gadis itu mencoba untuk
membangunkan pria yang ada di dalam peti mati itu. Dia berteriak-teriak akan
memaafkan pria itu. Gadis itu bilang dia menyesal dan dia berharap andai waktu
dapat diulang. Namun, semua itu tidak ada gunanya. Tubuh itu tetap diam, kaku
dan dingin...
***
3 hari yang
lalu..
Angin berhembus pelan diikuti benda-benda putih kecil berjatuhan dari
langit. Namun, kedua remaja itu seolah-olah tidak peduli dengan dinginnya udara
siang ini. Cheryl dan William sibuk membuat boneka dari butiran-butiran salju
yang turun dari langit. Cheryl sibuk mendekorasi boneka saljunya sedangkan
William mengumpulkan salju dan membawakannya kepada Cheryl. Tiba-tiba William melihat
Cheryl yang sedang asyik dengan tugasnya dan terpikirkan niat usil. Ia lalu membuat
bola dari butiran salju dan dengan sengaja ia melemparkannya ke arah gadis
mungil yang sedang sibuk mengamati boneka salju buatan mereka. Cherly mencoba
menghindari bola salju yang dilemparkan William ke arahnya, namun malah membuat
ia menabrak boneka salju yang terletak dekat dengan tempatnya berdiri.
“William
jail. Liat tuh kan boneka saljunya jadi hancur. Padahal kan uda hampir selesai.”
Ucap Cheryl dengan marah.
“Maaf.
Kita main lempar bola salju aja yuk.” Ucap William dengan perasaan bersalah.
“Ga mau.
Aku mau pulang aja. Uda cape-cape buat boneka salju eh malah dihancurin.” Ucap
Cheryl.
“Ya,
jangan marah dong Cher.” Lanjut William dengan wajah minta dikasihani, “Aku kan
Cuma becanda.”
“Ga lucu
tau. Kamu selalu aja bikin aku kesel. Udah mulai saat ini aku ga mau main sama
William lagi.” Ucap Cheryl dengan marah sambil meninggalkan William yang kaget
dengan sikapnya Cheryl.
***
"William bangun. Kita harus segera pergi.” Ucap Mama William
membangunkan putra tunggalnya yang sedang tidur nyenyak.
“Hoaemmm... Kita mau pergi kemana ma ?” Ucap William yang
masih mengantuk.
“Kita mau pulang ke rumah opa dan oma.”
“Rumah opa dan oma kan jauh di Indonesia. Kita mau kesana ?”
“Ya, mama sudah belikan tiket pesawat untuk kita berdua.
Kita tidak punya waktu lagi, kita harus pergi sekarang.” Lanjut mama dengan
wajah sedih, “Ayo kita pergi sebelum papamu pulang. Mama sudah siapkan
barang-barangmu.”
William
melihat wajah mamanya yang lebam seperti kena tamparan. Memang papa dan mamanya
tidak pernah akur. Setiap pagi papanya akan pulang dengan keadaan mabuk, ia
pulang mencari mama dan meminta uang kepada mama. Namun, apabila mama tidak
memberikannya maka mama akan dipukuli oleh papanya. William mencoba melindungi
mamanya, namun mamanya berusaha melindungi dirinya sehingga mamanya dipukul
semakin keras oleh papanya.
“Ma, tapi ini kan masih malam.”
“Ya nak. Ini adalah kesempatan kita yang terakhir untuk
pergi dari neraka ini.” Ucap mama sambil menangis, “Kita tidak punya waktu
lagi. kalau kita tidak buru-buru papamu akan menemukan kita.”
“Tapi ma, aku ingin mengucapkan selamat tinggal dengan
Cheryl.” Lanjut William, “Aku harus pergi ke rumahnya.”
“Ya nak,
kita akan kesana sebelum kita pergi."
***
Tok..Tok..Tok Klik.. Suara pintu dibuka.
“Tante, bolehkah saya bertemu dengan Cheryl ?” Ucap William
“Boleh. Silahkan masuk Wil.”
William
masuk dan segera menuju kamar Cheryl.
Tok.. Tok.. Tok..
“Siapa ?” Terdengar suara seorang gadis dari dalam kamar.
“Ini aku, William.”
“Pulang Wil. Aku ga mau ngomong sama kamu. Aku benci sama
kamu.”
“Cher, maafin aku. Aku emang banyak salah sama kamu.”
“Aku ga peduli. Aku ga mau temenan lagi sama kamu.”
“Cher,
maafin aku yah. Mungkin ini adalah terakhir kalinya kita bertemu. Aku pergi.”
Ucap William dengan sedih sambil memasukkan selembar kertas ke dalam lubang
pintu kamar Cheryl.
***
Cheryl diam di dalam kamarnya dengan bimbang. Didengarnya
suara William di depan kamarnya. Namun, dia sangat kesal dengan sikap William
kepadanya. Cheryl berpikir mungkin saat ini William sedang mengerjainya juga
seperti yang biasa dia lakukan kepada Cheryl. Cheryl berpikir sekali-kali dia
harus memberi pelajaran kepada temannya ini agar tidak seenaknya mengerjai
orang.
Cheryl
melihat ada sebuah kertas yang masuk melalui lubang pintu kamarnya. Segeranya
diambil kertas itu dan dibukanya...
Dear Cheryl,
Cher, aku minta maaf.
Aku selalu melakukan
hal yang salah dan membuatmu marah.
Ada banyak hal yang
ingin aku sampaikan padamu. Namun, aku selalu tidak sanggup untuk
mengatakannya.
Ada banyak hal yang
manis yang ingin aku tunjukkan padamu. Namun, aku selalu takut untuk
melakukannya malahan aku melakukan hal-hal yang buruk dan membuatmu marah.
Aku memang pengecut karena
tidak mampu mengungkapkan perasaan yang ada di hatiku.
Kamu ingat waktu aku
bilang kamu jelek saat festival beberapa bulan yang lalu. Sesungguhnya saat itu
aku malu mengakui bahwa kamu tampil sangat cantik pada malam itu.
Kamu pasti tau kalau
aku selalu menggoda dan meledekmu, namun itu karena aku malu menunjukan bahwa
sesungguhnya aku peduli padamu.
Kamu tau aku ingin membuat
kamu tertawa saat berada bersamaku. Namun, karena ketakutanku, membuat aku
melakukan hal yang sebaliknya.
Ini adalah surat terakhirku.
Karena malam ini aku akan terbang bersama mamaku ke rumah kakek nenekku yang
ada di Indonesia. Dan mungkin ini adalah kesempatan terakhir untuk aku
mengatakan bahwa aku ....
Menyukaimu...
Maaf karena selama
ini aku tidak mampu untuk mengungkapkannya.
Aku hanya ingin minta
maaf.
Aku berharap kamu mau
memaafkan aku dan aku berharap suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi.
Your Friend,
William
***
“Ma,
Cheryl harus pergi ke bandara sekarang.” Ucap Cheryl panik.
“Ada apa
Cher ? Tenang dulu.”
“William,
ma. William mau pergi ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi kesini. Cheryl
harus menemui dia. Cheryl harus bilang sesuatu kepadanya.” Ucap Cheryl dengan
wajah hampir menangis.
“Baik, ayo
kita pergi.”
Mama segera masuk ke mobil dan
melajukan kendaraan. Mama bilang William belum pergi terlalu lama. Mungkin
mereka masih bisa menyusulnya. Jalan malam ini tampak lenggang. Hanya ada
beberapa pengendara yang melajukan kendaraan mereka. Tiba-tiba Cheryl melihat
ada mobil polisi dan ambulance di depan sana. Sepertinya telah terjadi sebuah
kecelakaan. Cheryl melihat ada dua tubuh yang diangkut ke dalam mobil ambulans dengan ditutupi selimut putih. Cheryl melihat mobil yang sudah rusak terhantam
bahu jalan itu dan sepertinya dia mengenali plat nomor mobil itu...
“Ma,
berhenti. Itu mobil Mamanya William.”
Cheryl segera berlari menuju
tubuh seorang pria yang dibawa menuju ambulan. Namun, polisi yang ada disana
melarang Cheryl.
“Maaf,
dik. Anda tidak diijinkan untuk memasuki lokasi kecelakaan.” Ucap polisi dengan
wajah tegas.
“Apa yang
terjadi pak ?” Tanya Mama Cheryl.
“Mobil ini
melintas dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menabrak bahu jalan.”
“Bagaimana
keadaan penumpangnya ?”
“Mereka
berdua sudah meninggal ketika kami datang.”
“TIDAKKKK....”
Tangis Cheryl sambil terduduk di trotoar.
***
Kita tidak akan pernah tau kapan waktunya kita berpisah
dengan orang-orang yang kita kasihi. Oleh karena itu selama masih ada waktu...
Kasihilah mereka sebelum kita tidak memiliki kesempatan
untuk mengasihi mereka.
Maafkan kesalahan mereka sebelum mereka tidak sempat lagi
mendengar kata maaf dari kita.
Berikan perlakuan dan perkataan terbaik yang bisa kita
lakukan dan katakan kepada mereka.
Karena kita tidak akan pernah tau kapan waktunya...
No comments:
Post a Comment