“Derek
Redmond telah mempersiapkan dirinya dengan sangat baik jauh-jauh hari
sebelumnya untuk perlombaan lari dalam Olimpiade di Barcelona tahun 1992.
Redmond merupakan salah satu kandidat yang diunggulkan untuk menjuarai
kejuaraan tersebut mengingat dirinya telah memenangkan berbagai lomba.
Walaupun
ia pernah mengalami operasi pada otot tendonnya beberapa tahun yang lalu namun
dengan semangat dan percaya diri ia berlari seperti biasanya. Benar saja,
Redmond menembus semifinal untuk jarak 400m. Saat perlombaan semifinal
berlangsung, Jim ayahnya yang duduk di tribun memiliki harapan besar agar
anaknya dapat memenangi final dalam lomba tersebut.
Saat
final berlangsung menjelang 250 meter sebelum garis finis tragedi besar
terjadi, tiba-tiba Redmond harus tertatih-tatih dan kemudia berhenti karena ia
mengalami sakit yang luar biasa pada otot-ototnya. Ternyata ia mengalami cedera
otot yang sangat serius. Dengan menahan kesakitan yang luar biasa, Redmond
berusaha tetap berlari walau tertatih-tatih untuk menyelesaikan akhir lombanya.
Seluruh penonton berdiri memberikan semangat padanya. Dari kerumunan penonton,
seorang laki-laki tua berjuang masuk ke arena untuk menemaninya berlari. Ia
adalah ayahnya. Ayahnya berkata kepada Redmond kalau ia tidak perlu menyelesaikan
perlombaan yang menyakitkan itu, tetapi Redmond mengatakan bahwa ia harus
menyelesaikannya. Dengan tangan yang melingkar di bahu ayahnya, Redmond
berjuang mengabaikan rasa sakit yang luar biasa dan dengan tertaih-tatih
akhirnya ia dapat masuk finis. Seluruh penonton memberikan standing ovation
padanya. Setelah belasan tahun kejadian tersebut, nama Derek Redmond tetap
dikenang banyak orang sementara juara lomba lari 400 meter tidak diingat orang
lagi.”
Diambil dari : School of
life oleh Yotam Sugihyono dan Alvita Dewi
Menurut saya hidup kita
adalah seperti dalam pertandingan lari. Setiap kita ada di dalam arena dan
sedang berlari. Ketika berlari ada banyak hal yang bisa kita alami. Mungkin
seperti Derek Redmond kita berlari dengan susah payah karena terluka.
Ada banyak masalah dan
rintangan di dalam hidup ini. Kegagalan, tangisan, air mata, kekecewaan dan
banyak lagi hal lainnya. Namun teruslah ‘berlari’ apapun kondisi kita. Jangan
menyerah dengan masalah yang ada, tapi jadikan masalah sebagai batu loncatan
yang dapat membuat kita bangkit dan ‘berlari’ lagi. Memang ketika masalah itu
datang rasanya berat dan merasa tidak mampu untuk bangkit lagi, tapi ingat kita
ga ‘berlari’ sendiri karena kita punya Tuhan yang hebat. Dia ‘berlari’ bersama
kita, menangis bersama kita dan Dia tidak pernah meninggalkan kita apapun
kondisi kita. Sampai akhirnya nanti kita tiba di garis finis dan puas karena
kita telah menyelesaikan pertandingan kita dengan baik.
“Sakit dalam perjuangan itu
hanya sementara. Bisa jadi anda rasakan semenit, sejam, atau setahun. Namun
jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya.” – Lance Armstrong