23 March 2014

Obeying God

Apakah taat kepada Tuhan itu mudah ? Apa ikut Tuhan itu mudah ? Sebagian besar orang akan berkata kalau itu bukanlah hal yang mudah. Rasanya semenjak ikut Tuhan, semakin banyak hal yang dilarang. Untuk taatpun rasanya tidak mudah. Saya pun sempat berpikir seperti itu. Rasanya berat banget untuk taat sama Tuhan.

Namun, sesi di sebuah acara ret-ret mengubahkan cara berpikir saya.

Apakah kita mudah untuk memberikan 1 sepatu kita saat kita punya 100 sepatu ? Tentu mudah bagi kita untuk melakukannya. Namun, apabila kita hanya punya 1 sepatu, apakah kita rela memberikan sepatu kita yang hanya 1 itu ? Tentu ngga bukan, karena 1 sepatu itu satu-satunya yang kita miliki.

Namun, itu ga berlaku bagi Allah. Allah begitu mengasihi kita. Dia ga memberikan 1 anakNya dari 10 anak yang Dia miliki. Namun, Ia memberikan anakNya yang tunggal bagi kita. AnakNya yang tunggal, yang Ia tau akan mengalami penyiksaan, penghinaan, bahkan disalib. Namun mengapa Ia tetap mau melakukanNya ? Ya, tentu saja karena Ia begitu mengasihi setiap kita.

Kalau Allah begitu mengasihi kita, apakah kita sudah membalas kasihNya ? Kita membalas kasihNya dengan cara taat kepadaNya. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka kita berani bayar harga untuk taat kepadaNya. Coba bayangkan kamu sedang jatuh cinta, pasti kamu akan melakukan apapun untuk orang yang dicintai itu bukan. Gunung akan kamu daki, lautan akan kamu sebrangi asalkan kamu bisa bertemu dengan  dia. Begitu juga relasi kita dengan Tuhan. Bila kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan, kita berani bayar harga untuk taat sama Dia. Kita akan berusaha untuk menyenangkan hatiNya lewat hidup kita.

Pertanyaannya (pertanyaan yg juga saya ajukan kepada diri saya sendiri) adalah apakah kita mengasihi Tuhan ? Kalau kita sungguh mengasihi Tuhan, kita pasti akan taat padaNya.

21 March 2014

Imamat done... :)

Akhirnya beberapa hari yang lalu saya berhasil membaca kitab imamat sampai selesai. Dari semua kitab yang terdapat di dalam alkitab, imamat adalah kitab yang terberat bagi saya. Membingungkan dan saking bingungnya sampai jadi ngantuk waktu bacanya. Hmmm... kadang waktu baca kitab ini, saya suka bingung dengan relevansinya dengan hidup saya sekarang. Seperti kalau seorang berdosa, harus mengorbankan domba sebagai korban penghapus dosa. Kan kalau sekarang, kita berbuat dosa ga perlu menyembelih domba agar kita diampuni (Yes, of course anak Domba Allah yang sudah melakukannya, 1 kali untuk selamanya).
But, yang amazingnya adalah di kitab imamat ini saya menemukan betapa detail, teliti dan begitu rapinya Tuhan Allah kita. Segala peraturan, Dia paparkan dengan jelas dan terperinci. Yes, this is a journey.. and now i will read numbers.

18 March 2014

Menunggu

Saat saya membaca pesan bbm di group, saya menemukan pesan ini. Saya tidak tau siapa yang penulis aslinya. Namun, pesan ini sungguh memberkati saya. Semoga ini juga dapat menjadi berkat bwt yg lain.

Tuhan membangun iman kita melalui penundaan : Habakuk 2:3 (BIS) "Catatlah itu, sebab sekarang belum waktunya. Tetapi saat itu segera tiba, dan apa yang Kunyatakan kepadamu pasti akan terjadi. Meskipun tampaknya masih lama, tetapi tunggu saja! Saat itu pasti akan datang dan tak akan ditunda."
Saat Anda sudah membuat keputusan untuk mengikuti mimpi yang Allah tempatkan di hati Anda, Anda tetap akan mengalami penundaan.
Tuhan tidak akan mewujudkan impian Anda segera karena ini merupakan langkah selanjutnya untuk membangun iman Anda.

Dalam Habakuk 2, Tuhan berkata bahwa hal-hal yang Dia rencanakan tidak akan terjadi segera.
Perlahan-lahan namun pasti, waktu semakin mendekati ketika visi itu akan terpenuhi.

Dalam fase untuk membangun iman ini, kemungkinan besar Anda akan mulai bertanya-tanya, "Kapan, Tuhan? Kapan Engkau akan menjawab doa saya?"
Dan kita tidak suka menunggu.
Kita tidak suka menunggu di kantor seorang dokter, atau dalam kemacetan lalu lintas, atau di restoran, atau menunggu untuk hadiah Natal, atau untuk hal lain.
Tapi apa yang paling kita benci adalah menunggu janji Tuhan.

Pernahkah Anda terburu-buru ketika Tuhan tidak terburu-buru?
Ini sangat menjengkelkan!
Anda merasa sudah siap, tetapi sepertinya Tuhan tidak.
Tuhan ingin bekerja dalam diri Anda sebelum Dia mengerjakan proyek-Nya untuk hidup Anda.
Setiap orang percaya harus melalui Universitas Belajar Menunggu (UBM).
Beberapa dari kita masih belum mendapat gelar sarjana dari UBM!

- Nuh menunggu 120 tahun sejak dia mulai membangun bahtera itu sampai mulai hujan.

- Abraham diberitahu bahwa ia akan menjadi bapa suatu bangsa yang besar dan tidak akan memiliki anak sampai dia berusia 99.

- Tuhan memberitahu Musa dia akan memimpin orang-orang keluar dari 400 tahun perbudakan, tapi kemudian membuat dia menunggu di padang gurun selama 40 tahun.

- Yusuf menghabiskan bertahun-tahun di penjara sebelum Allah membangkitkan dia untuk menjadi penguasa.

- Tuhan telah mengurapi Daud sebagai raja, tetapi kemudian Daud harus menunggu selama bertahun-tahun sampai dia benar-benar menjadi raja.

Kita semua harus melalui periode menunggu ini.
Bahkan Yesus menunggu selama 30 tahun sebagai tukang kayu sebelum memulai pelayanan publik.

Mengapa kita menunggu?
Hal ini mengajar kita untuk percaya pada Tuhan.
Kita belajar bahwa waktu-Nya adalah sempurna.
Salah satu fakta yang harus kita pelajari adalah: penundaan dari Tuhan tidak pernah menghancurkan tujuan-Nya.

Penundaan bukanlah penyangkalan.
Anak-anak harus belajar membedakan antara "Tidak" dan "Belum", dan demikian juga dengan kita.
Sering kali kita berpikir Tuhan berkata, "Tidak", tetapi sebenarnya Dia berkata, "Belum".
Menunggu dengan sabar dalam iman adalah proses yang harus kita lalui untuk mewujudkan impian dari Tuhan

By : NN

09 March 2014

I'm still single ^^

Tahun ini umur saya sudah memasuki angka 26. Tidak bisa dibilang remaja lagi karena saya mulai memasuki tahap dewasa muda. Sebagai seorang gadis berumur 26 tahun tentu saja saya sudah mulai memikirkan tentang pernikahan. Lho lho mikirin pernikahan, tapi menikahnya dengan siapa ?! Ya, saya masih single. Single bukan dalam pengertian belum married tapi single dalam pengertian belum menjalin relasi dengan siapapun alias belum punya pacar.
Apakah saya galau karena belum punya pasangan (di saat teman-teman saya yang lain sudah berpasangan, menikah bahkan punya anak) ? Kalau saya jawab ngga, saya bohong. Ada masa-masanya dimana saya galau mengenai hal ini. Saya bertanya kepada diri sendiri, "what's wrong with me ?" Ada masanya saya bertanya kepada Tuhan, "Bener ga sih Tuhan sedang menulis kisah cinta untuk saya dan mempersiapkan saya. Dan ketika waktuNya tiba, saya akan bertemu dengan seseorang yang terbaik dari Tuhan dan saya akan dipuaskan olehNya ? atau itu hanya ada di dalam angan-angan saya ? " Mungkin pada saat itu saya mulai meragukan Tuhan dan bertanya apakah Dia masih bekerja di dalam hidup saya (maaf yah Tuhan :'( )
Tapi saya diingatkan kembali kalau Allah yang saya sembah dan percaya adalah Allah yang setia. Tuhan bekerja dalam hidup orang-orang yang percaya kepadaNya. Saya melihat kesaksian dari teman-teman blogger yang lain seperti kak lia dan kak cella. Bagaimana Tuhan menuntun mereka, membentuk mereka sampai Tuhan mempertemukan mereka dengan seseorang yang terbaik, yang sudah Tuhan persiapkan bagi mereka. Dan itu menguatkan saya. Saya ga tau apa yang akan terjadi di depan sana. Tapi satu hal yang saya tau, saya mau belajar setia dan menantikan Tuhan.
Kalau memang panggilan saya adalah menikah, maka di waktuNya yang tepat saya akan bertemu dengan seseorang yang tepat. Tapi kalau memang bukan, Tuhan sendiri yang akan mempersiapkan dan mengkhususkan saya hanya untukNya.

06 March 2014

I'm happy ?

Kemarin malam sebelum saya tidur, saya sempat melihat akun instagram. Saya melihat ada seorang teman yang saya kuliah di luar negeri. Dan tiba-tiba saya berkata dalam hati, "Beruntung dan bahagia banget yah bisa dapat kesempatan kuliah di luar negeri." Trus jadilah saya bertanya-tanya kepada diri saya sendiri, "Lalu, kalau saya tidak dapat kuliah di luar negeri, apakah itu berarti saya tidak bahagia ? Kalau saya tidak memiliki Pa yang orang lain miliki, berarti saya tidak bahagia ?"
Saya bahagia jawabannya. Sekalipun saya tidak dapat sekolah ke luar negeri, sekalipun saya tidak memiliki apa yang orang lain miliki. Menurut saya bahagia itu sederhana. Menurut saya, bahagia itu adalah bersyukur dengan apa yang kita miliki.
Saya bahagia karena sampai hari ini saya masih diberi kesempatan untuk hidup dan bersama-sama dengan orang-orang yang saya kasihi.
Saya bahagia karena saya masih bisa melihat mama, papa, kakek dan nenek saya hidup, sehat dan cukup.
Saya bahagia karena ada teman-teman di sekeliling saya yang mengasihi dan memperhatikan saya.
Saya bahagia karena setiap hari saya dapat melihat malaikat-malaikat kecil di tempat saya bekerja.
Terlebih lagi saya bahagia karena bisa mengenal Tuhan Yesus. Mungkin kalau saya ga kenal Dia dan Dia tidak mau mengenal saya, saya tidak akan menjadi saya yang sekarang ini. Saya tidak akan pulih dengan keminderan saya karena memiliki badan yang pendek. Tapi karena Dia, saya tau dan merasakan saya berharga di mataNya dan Dia sangat mengasihi saya..