31 December 2016

Goodbye 2016. Welcome 2017

2016...
Tahun ini adalah tahun yang menyedihkan untuk saya dan keluarga. Desember tahun lalu, tepatnya tanggal 28, Popoh jatuh sakit dan sejak hari itu kondisi Popoh semakin menurun dan pada tanggal 29 Mei, beliau kembali ke pangkuanNya. Hingga hari ini duka itu masih terasa. Perpisahan dengan orang yang disayang, seseorang yang begitu mempengaruhi hidup saya hingga hari ini. Tapi saya bersyukur, tidak ada rasa penyesalan dalam hati saya. Karena saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa untuk Popoh. Hanya terkadang rasa rindu ini yang selalu membuat saya ingin menangis ketika mengingat beliau. Tapi saya tau, itu yang terbaik dari Tuhan buat beliau.

2016...
Tahun ini saya merasakan penyertaan Tuhan di dalam hidup saya. Dia tidak pernah meninggalkan saya sendiri. Dia memberikan kepada saya sesuatu yang lebih baik dari yang saya minta. Dia bawa saya bisa ke Singapore dan disana saya melihat ada Tangan Tuhan yang membimbing saya selama disana.

2016...
Tahun ini saya melihat ada banyak orang yang mengasihi saya. Keluarga, teman, rekan kerja dan orang-orang yang tidak begitu dekat namun mereka peduli kepada saya. Saya bersyukur untuk mereka satu-persatu. Thanks God.

Selamat tinggal 2016.
Selamat datang 2017.

27 December 2016

My 4th Knitting



Buat saya menyelesaikan syal ini merupakan sebuah perjalanan yang panjang. Saya mulai mengerjakan syal ini di bulan Juni 2014 dan baru selesai di tahun ini. Saya menggunakan benang wol berwarna campuran putih dan pink. Menggunakan teknik cable yang baru saya pelajari. hohoho...

Waktu mengerjakan syal ini, lebih dari 1 kali syal ini dibongkar ulang karena ada salah pola. Tapi akhirnya saya berhasil menyelesaikannya. :)

04 August 2016

I Love You, Child

“Cel, kamu beli baju lagi ?” Tanya Seline
“Iya, ma.”
“Bukannya baru 2 minggu yang lalu kamu beli baju. Buat apa beli lagi. Yang kemarin dibeli juga kan belum dipake.”
“Ya, ga apa-apa dong ma. Kan buat cadangan.”
“Ma, beliin aku BB.” Ucap Celia
“Buat apa BB ? Kamu kan uda punya handphone yang dikasih sama Tante Dian waktu kamu ulang tahun kemaren ?”
“Tapi aku mau BB ma. Temen-temen aku pada beli BB. Jadinya kan mereka bisa ngobrol terus dan banyak fasilitas lainnya yang ga ada di handphoneku ini.”
“Tapi kamu tau kan mama ga punya uang untuk beli BB. Sejak papa kamu meninggal, untuk sekolah dan makan kita sehari-hari saja mama harus kerja banting tulang. Tolong dong ngertiin keadaan keluarga kita.” Ucap Seline dengan memohon
“Tapi ma, aku pengen beli BB.” Ucap Celia dengan setengah memaksa
“Mama ga bisa beliin kamu BB. Kamu ngerti ga sih mama omongin sekali. Udah pake dulu handphone yang ada. Kamu tuh hidup foya-foya aja. Inget Cel, mama kamu tuh bukan orang kaya. Kamu tuh harus hidup hemat.”
“Ya, ceramah lagi deh. Mama ga mau beliin aku BB, ya uda ga apa-apa.” Ucap Celia
“Kamu tuh ya kalau dibilangin malah ngelawan.” Lanjut Seline, “Mama sedih punya anak yang suka ngelawan. Kapan sih Cel kamu bisa nurut sama mama.”
“Aku juga sedih kenapa papa meninggal. Kenapa aku harus dilahirin di keluarga miskin seperti ini.” Ucap Celia sambil meninggalkan ibunya yang mengurut-urut dada melihat kelakuan anak semata wayangnya ini.
***

Seline terdiam menatap kepergian anak semata wayangnya dengan sedih. Dia merasa tidak berdaya dan tidak tau apa yang harus dilakukan untuk dapat memberikan apa yang diinginkan anak kesayangannya ini. Sejak kepergian suaminya, Seline terpaksa harus menjadi single parent mengurus Celia. Sejak saat itu, ia harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka berdua dan untuk membayar biaya sekolah Celia.
Di dalam hati kecilnya, dia sangat merasa sedih. Di satu sisi dia sedih karena tidak dapat memberikan apa yang diinginkan anaknya. Di satu sisi yang lain dia sedih karena anak yang sangat disayanginya marah kepada dirinya.
“Cel, makan yu.” Ajak Seline
“Belom laper ma.” Ucap Celia dengan ketus
“Kamu kenapa sih ? Koq jawab mama dengan ketus gitu ?” Tanya Seline
“Ga apa-apa koq ma.”
“Kamu masih marah ya sama mama karena ga bisa beliin kamu BB ?” Tanya Seline lagi
“Ngga. Biasa aja.”
“Mama janji kalau mama uda punya uang, mama akan beliin kamu blackberry… Tapi sekarang Mama lagi belum punya uang. Jadi kamu sabar dulu ya.”
“Udah deh ma. Jangan janji-janji sama aku. Waktu dulu mama juga janji beliin handphone buat aku. Buktinya, bukan mama kan yang beliin tapi tante Dian.” Lanjut Celia, “Aku tidur dulu.”
***

Tuhan, maafkan aku tidak menjadi ibu yang baik bagi Celia. Aku tidak dapat memberikan apa yang dia inginkan. Tuhan, ini sungguh berat sejak kepergian Andri. Tuhan, aku ngerasa tidak sanggup lagi hidup di dunia ini. Aku ingin pergi ke tempatMu, sehingga aku tidak usah sedih lagi. Tapi bagaimana dengan Celia kalau aku tidak ada. Dia tidak punya siapa-siapa lagi selain aku. Tuhan, tolong berikan aku kekuatan dalam menjalani semua ini.
***

“Di, ada lowongan kerja ga buat aku ?” Tanya Seline pada Dian, temannya
“Memang kenapa ? Bukannya kamu sekarang sudah kerja di toko makmur ?” Tanya Dian
“Iya, tapi aku masih butuh uang. Uang yang aku dapet di tempatku bekerja sekarang tidak mencukupi kebutuhanku.” Ucap Seline dengan wajah sedih
“Emang kenapa lagi sih Sel ?” Lanjut Dian, “Apalagi yang diminta sama Celia sekarang ?”
“Ngga, kok. Aku hanya merasa aku perlu uang tambahan untuk keperluan rumah tanggaku.”
“Aku denger dari temenku sih dia ada lowongan untuk jaga mini marketnya. Jadwal kerjanya juga shift lagi.”
“Gajinya gimana ?”
“Ya, lumayan besar sih. Temanku ini orangnya tidak pelit, kalau kamu kerjanya bagus, pasti dia ga akan pelit. Kamu juga bisa minta giliran malem, kan kamu siangnya kerja juga.”
“Kalau gitu, aku mau kerja disana dong.”
“Ok, nanti aku kabarin kamu lagi.”
“Thanks ya Di.”
“Sama-sama Sel.”
***

Sudah beberapa hari ini sepulang aku bekerja di Toko Makmur, aku bekerja di mini market milik teman Dian. Seperti yang dikatakan Dian kepadaku, bos baruku ini baik sekali. Oleh karena pekerjaan baruku ini, hampir tiap hari aku pulang larut malam. Aku tidak sempat bercakap-cakap dengan Celia karena Celia sudah tidur ketika aku pulang bekerja. Kadang disaat dia belum tertidur kami tidak mengobrol seperti biasanya. Mungkin dia masih kesal karena mamanya ini tidak mampu memenuhi apa yang jadi keinginannya.Bukan aku tidak ingin memberikan apa yang diinginkan oleh anak semata wayangku ini, namun terkadang aku tak mampu untuk memberikannya. Karena uang gajiku hanya cukup untuk kebutuhan makan kami sehari-hari dan membayar uang sekolah Celia.
***

“Seline, kenapa mukamu pucat ?” Tanya bu Sari, majikannya di minimarket.
“Tidak apa-apa, bu. Mungkin saya hanya kurang tidur semalam.” Lanjut Seline, “Bu, saya bersihkan wc dulu ya mumpung toko sepi.”
“Sudah, tidak usah Sel. Besok saja sama Mbak Ijah. Dia hari ini tidak bisa masuk karena ada pernikahan anaknya, tapi besok pasti dia masuk. Tidak apa-apa tidak dibersihkan sehari.”
“Tidak apa-apa, bu. Mumpung sepi juga.”
“Baiklah kalau kamu memaksa.”
Seline masuk ke toilet dan segera mengambil sikat untuk membersihkan tanah. Namun, tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan matanya berkunang-kunang. Ia mencoba untuk bertahan, namun kakinya terasa lemah dan tidak sanggup menahan berat badannya.
Brukkk… Ia jatuh terduduk di lantai toilet.
“Tuhan, aku tidak mau meninggalkan Celia. Tolong aku, Tuhan…” Ucap Seline setengah tersadar sebelum akhirnya ia pingsan.
***

Sesusah apapun orang tua, mereka selalu berusaha memberi yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka memilih untuk menderita agar anaknya bahagia. Mereka memilih untuk tidak makan agar anaknya bisa makan. Mereka memilih untuk menyimpan beban mereka di dalam hatinya agar anaknya tidak terbebani. Mereka memilih menahan sakit yang dirasakan oleh tubuh mereka agar tidak merepotkan anak-anak mereka.
Sungguh besar kasih sayang mereka, bahkan mungkin dengan cara yang tidak anak-anaknya pahami. Sayangilah orang tuamu selama kamu masih diberikan kesempatan oleh Tuhan bersama mereka.
***

Bersambung dengan cerita I'm sorry, Mom...

05 July 2016

Singapore

Sudah sejak lama (3 tahun yang lalu kalau ga salah), saya punya mimpi ingin mengunjungi Singapore. Saya tertarik pada negara ini karena dari yang saya dengar (dari teman yang pernah pergi dan tinggal disana) dan saya baca (dari blogger yang mereview negara ini), negara ini adalah negara yang bersih, teratur, indah, dan sibuk. Selain itu, perpustakaan umum disana adalah tempat yang paling saya ingin kunjungi (entah mengapa tiap kali mendengar tentang buku dan perpustakaan membuat mata saya berbinar-binar, seolah-olah saya sedang melihat berlian yang mahal harganya).
Mulailah saya giat menyisihkan sebagian gaji saya untuk bisa jalan-jalan ke negeri singa ini. 2 tahun sesudahnya, ada seorang teman yang mengajak saya untuk ke negeri ini. Wah, tentu saya senang sekali. Saya semakin giat menyisihkan uang untuk jalan-jalan ke negeri ini. Saya sibuk membuat itinenary (maklum saya orangnya sangat detail). Namun, memang yah yang namanya belum waktuNya, akhirnya batal juga rencana kami. Mendadak teman saya ada rencana lain. Dan saya ga diijinkan oleh orang tua untuk pergi sendiri kesana (hikss.. satu sisi senang ada orang tua yang khawatir, tapi satu sisi lagi sedih...)
Dan akhirnya tahun ini saya berhasil jalan-jalan ke Singapore (Hore... ).
Saya sangat menikmati perjalanan saya di negeri singa ini.
Menikmati sistem transportasi Singapore yang canggih dan teratur. Saya hampir ga pernah liat lalu lintas di negara ini macet.  Menikmati kota yang bersih (saya sama sekali ga liat sampah di jalanan). Melihat orang-orang yang disiplin. Berdiri di sebelah kiri kalau di eskalator supaya orang yang terburu-buru bisa lewat di sebelah kanan. Tidak buang sampah sembarangan. Tidak makan di MRT. Tidak duduk di kursi prioritas di MRT. Mobil yang tidak menerobos lampu merah (yah walaupun ada sih 1 motor yang menerobos lampu merah padahal saat itu lampu hijau untuk pejalan kaki sedang aktif). Dan yang paling saya sukai adalah kunjungan saya ke perpustakaan umum Singapore. Takjub sekaligus kagum, saya melihat orang banyak datang ke perpustakaan ini. Saya melihat anak kecil sampai orang tua datang dan membaca di perpustakaan. Mereka antusias membaca bahkan meminjam buku di perpustakaan. Perpustakaan uda hampir penuh kaya di mall. Kursi-kursi baca terisi dengan orang-orang yang asyik membaca.
Dan 1 hal yang bisa saya katakan...
1 lagi mimpi saya jadi kenyataan..
Thank you God because You make this dreams come true 

03 June 2016

I Miss You, Poh..

Hari minggu (29 mei 2016) lalu adalah hari yang paling menyedihkan buat saya. Popoh (nenek) pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Memang saya tau akan tiba waktunya setiap orang akan pergi meninggalkan dunia ini. Namun, yang namanya perpisahan tetaplah terasa berat. Saya masih merasa semua ini hanyalah mimpi. Namun, saya tau popoh sudah kembali kepada penciptaNya.
Sekarang yang tersisa hanyalah kenangan. Kenangan dimana saya menjaga beliau saat sedang sakit. Kenangan saat beliau menunggu saya pulang kerja. Kenangan saat beliau menawari saya makan. Kenangan saat beliau masak makanan yang enak untuk saya. Kenangan tentang cerita-cerita tentang masa muda beliau.


Dear popoh,
Poh, Lucy kangen sama popoh. Lucy kangen masakan popoh. Lucy kangen kecerewetan popoh. Lucy kangen bisa elus-elus kepala popoh. Popoh, sekalipun lucy uda ga bisa liat popoh lagi, popoh selalu ada di dalam hati lucy. Lucy akan selalu merindukan popoh. Lucy tau sekarang popoh uda senang, uda ga sakit lagi, seperti yang biasa popoh keluhkan waktu lucy jaga popoh.
Popoh ada di surga kan bersama Tuhan Yesus ? Semoga sungguh ada iman saat popoh berdoa bersama Lucy untuk terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat di waktu yang lalu. Sehingga suatu hari nanti kita akan bertemu kembali di rumah Bapa di sorga.
Cucumu yang menyayangimu,
Lucy

01 March 2016

Mempersiapkan diri untuk pacaran

Baru baca beberapa halaman saja, buku ini sudah mengajarkan saya banyak hal... Terbersit dalam pikiran saya ingin menuliskan apa yang saya dapat pelajari dari buku ini. Trus saya pikir daripada saya catat secara manual dan saya simpan sendiri, lebih baik saya membagikannya di blog ini dan semoga bisa jadi berkat juga untuk kamu yang sedang membacanya 

"Berapa sih umur yang tepat untuk mulai pacaran ?" Tentu saja jawabannya relatif, karena itu tergantung oleh lingkungan dan seberapa dewasa (umur tidak selalu menentukan kedewasaan seseorang) orang tersebut. Pengetahuan adalah bagian dari kedewasaan dan dalam buku ini disebutkan 4 prinsip yang memperlihatkan apakah kamu siap untuk pacaran.

4 prinsip kesiapan pacaran :
1. Kamu belum siap pacaran sampai kamu tau manfaat dan bahaya pacaran.

Manusia adalah makhluk sosial dan terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Dengan kata lain kita saling berinteraksi dalam dimensi rohani, jiwani dan jasmani. Sebuah hubungan yang sehat selalu dimulai dari tingkat rohani dan intelektual (maksud, motivasi, minat, impian dan kepribadian). Namun seringkali hubungan dimulai pada tingkat jasmani. Ketertarikan secara fisik segera menuntun pada keterlibatan emosi secara mendalam, padahal pasangan tersebut belum tahu apakah mereka punya minat, impian atau pandangan hidup yang sana. Dan akhirnya ketika mereka tau mereka tidak berada pada tingkat rohani dan intelektual yang sama, sudah terlambat untuk memutuskan hubungan tersebut karena mereka sudah terikat emosional secara mendalam. Dan hal ini mengakibatkan mereka mengalami frustrasi dan impian-impian hidup yang tidak terpenuhi.

2. Kamu sudah siap untuk pacaran saat kamu paham tentang standar Tuhan bagi hubungan-hubungan.
Kalau kamu berpikir, akan memikirkan apa yang jadi standar Tuhan saat kamu sudah punya pacar, maka itu semua akan jadi terlambat. Mengapa demikian ? Karena kamu akan memiliki perlindungan yang sangat sedikit untuk melawan godaan dan mencegah untuk melangkah terlalu jauh dalam sebuah hubungan, kecuali kamu sudah menetapkan sebelumnya. Hanya ada 2 pilihan : kamu mau ikut standar Tuhan atau ikut standar dunia. Kalau kamu seorang pengikut Kristus yang sungguh-sungguh, maka tentu saja kamu akan memilih untuk ikut standarNya Tuhan. Nah, Jika kamu belum tau apa standarNya Tuhan, maka itu artinya kamu belum siap untuk pacaran. Pacaran bukanlah suatu tempat uji coba. Kamu seharusnya tidak memiliki hubungan yang serius dengan siapapun sampai kamu tau apa yang menjadi harapan dan tuntutan Tuhan.

3. Kamu siap pacaran saat kamu sudah memastikan dalam rohmu, kamu tidak akan kompromi atau menurunkan standar-standar tersebut demi alasan apapun, bahkan jika itu berarti kamu akan kehilangan pacarmu.
Banyak orang rela mengkompromikan standar-standar moral dan nilai-nilai demi mendapatkan pacar. Itu adalah sikap yang tidak dewasa dan akan menyebabkan banyak masalah nantinya. Tidak ada bidang kehidupan kelas dua bagi Tuhan. Ia menginginkan yang terbaik untuk kita.  Oleh karena itu Ia ingin kita menaatiNya, mengikuti firmanNya dan berdiri teguh di atas standar-standarNya. Apapun yang kurang dari itu, maka lebih baik kamu jangan berharap untuk mendapatkan yang terbaik dariNya.

4. Kamu siap untuk pacaran saat kamu tidak memerlukannya.
Jika kamu memerlukan seorang pacar untuk merasa utuh dan puas secara pribadi, itu artinya kamu belum siap untuk pacaran. Kalau kamu perlu, itu artinya ada sesuatu yang kurang yang belum kamu miliki. Lawan dari keperluan adalah pilihan.  Suatu keperluan yang sah meniadakan pilihan. Contohnya, ketika kamu lapar kamu akan duduk dan makan. Namun, ketika kamu sudah kenyang, maka kamu dapat memilih mau makan atau tidak. Seringkali sebuah hubungan dimulai dengan kondisi yang tidak penuh (seperti gelas yang diisi air setengah). Keduanya tidak bisa memberikan penuh (100%) karena mereka berharap pasangannya dapat memenuhi apa yang mereka tidak miliki. Namun, hubungan yang seperti ini akan mengakibatkan rasa tidak aman dan tidak puas. Keduanya akan saling menuntut untuk dipenuhi dan tidak tau seberapa lama itu dapat dilakukan. Seseorang yang siap untuk pacaran harus merasa utuh dan lengkap dalam dirinya sendiri, tanpa kehadiran orang lain (kecuali Tuhan).

Dalam alkitab kita bisa lihat, bahwa sebelum hawa diciptakan adam sendirian saja. Adam tidak merasa kesepian (lonely) sekalipun dalam jenisnya ia hanya sendirian (alone). Adam begitu puas dengan dirinya dan begitu sibuk mengelola taman, memberikan nama pada hewan dan merawat mereka. Ia tidak pernah merasakan memiliki kebutuhan untuk memiliki pasangan. Memberikan pasangan untuk adam adalah idenya Tuhan. Demikian juga dengan kita, kita paling siap untuk pacaran saat kita tidak perlu seseorang untuk melengkapi dan memuaskan kita. Kita sudah siap memiliki hubungan yang spesial dengan seseorang saat kita telah belajar lebih dahulu bagaimana caranya menjadi lajang...

(diambil dari Waiting and Dating by Myles Munroe - dengan sedikit perubahan dan tambahan)

09 January 2016

Menunggu bus

Ceritanya saya habis pergi ke BIP sama teman dan mau pulang ke rumah. Karena rumah kami berbeda arah, maka kami berpisah. Tiba-tiba terlintaslah kenangan waktu jaman kuliah, dimana hampir setiap hari saya pergi dan pulang menggunakan bus Damri. Hal itu membuat saya ingin naik bus lagi hari itu. Apalagi denger-denger bus-nya uda tampilan baru. Hehehe...

Jadilah saya menunggu bus itu datang. Karena di BIP ga ada halte, maka saya menunggu sambil berdiri. Lima menit belum juga datang. Sepuluh menit masih juga belum datang. Tiga puluh menit masih juga belum datang dan kaki saya sudah pegal, hati sudah galau. ;p

Lalu mulailah keraguan timbul di dalam hati saya. Saya bertanya-tanya, apakah bus Damri masih lewat BIP ? Atau jangan-jangan sudah ganti jalur. (Maklum, terakhir saya naik bus Damri jurusan Dago-Leuwi Panjang sekitar 6 tahun yang lalu.) Trus saya juga berpikir, kayanya mending naik angkot aja deh. Toh, sama-sama juga nyampe rumah. Walaupun harus naik angkot 2 kali.

Tapi saya kangen naik bus kota (mungkin buat sebagian orang ini terdengar aneh... apa bedanya naik bus atau naik angkot, toh tujuan akhirnya sampai rumah, tapi buat saya yang pernah mencicipi naik bus, rasanya ingin kembali menikmati pengalaman itu) dan saya pikir buat apa saya nunggu lama kalau akhirnya saya naik angkot juga. Kalau memang akhirnya naik angkot mah mending dari tadi aja.

Akhirnya saya menunggu lagi dan beberapa menit kemudian... jreng jreng jreng... akhirnya bus dago - leuwipanjang itu datang... hehehe...

Lalu ketika bus itu datang, tiba-tiba munculah pikiran ini di dalam benak saya... (klo di komik mah kaya ada gambar lampu.. tring tring tring sambil berteriak AHA!)

Kadang kita diperhadapkan pada penantian-penantian yang lain di dalam hidup ini. Mungkin itu adalah penantian untuk mengetahui hasil USM di universitas favorit, panggilan kerja dari tempat yang kita idam-idamkan, pasangan hidup mungkin, atau penantian-penantian yang lainnya.

Penantian itu mungkin memerlukan waktu yang lebih dari waktu saya menunggu bis yang selama 30 menit itu. Mungkin bisa 1 minggu, 1 bulan bahkan mungkin bisa bertahun-tahun. Ketika kita menunggu, ada kalanya kita merasa putus harapan, ada kalanya kita galau karena apa yang kita rindukan belum juga terjadi.

Namun, lewat pengalaman menunggu bus itu saya belajar... Kalau memang sesuatu yang kita rindukan itu layak untuk kita tunggu, jangan menyerah !!! Bersabarlah sampai waktunya tiba sambil terus berdoa dan berusaha...

Tapi yang tidak kalah pentingnya, kita harus berdoa dan meminta Tuhan memimpin langkah kita. Apabila memang apa yang kita inginkan itu adalah kehendak Tuhan dan kita masih dalam waktu menunggu, bersabarlah. Namun, kalau memang bukan, mintalah hikmat kepada Tuhan apa yang harus kita lakukan.

04 January 2016

Happy new year 2016

Sekalipun uda 3 hari lewat dari tahun baru, tapi belum terlambat bagi saya untuk mengucapkan : "Selamat tahun baru 2016".

Terima kasih sudah membaca tulisan saya di blog ini. Semoga apa yang saya tulis bisa jadi berkat dan menginspirasi kalian semua.

Setiap awal tahun pasti kebanyakan dari kita membuat resolusi. Apa yang ingin kita capai di tahun ini. Mari kita kerjakan apa yang jadi resolusi kita. Jangan biarkan resolusi itu gagal dilaksanakan dan menjadi peer di tahun berikutnya. Semangat teman-teman ;)