25 December 2013

2013. Tahun penuh ucapan syukur dan penantian

Tahun 2013 adalah tahun penuh ucapan syukur dan tahun dimana saya masih menantikan jawaban doa saya.  

Di tahun ini saya mengucap syukur karena masih bisa bersama-sama dengan keluarga yang saya kasihi. Masih melihat papa dan mama sehat dan bahagia membuat saya ikut bahagia. Sungguh anugerah dari Tuhan kalau sampai hari ini saya masih bisa bersama-sama dengan mereka dan saya sangat bersyukur untuk hal itu.  

Saya juga bersyukur karena masih dipercayakan oleh Tuhan untuk memimpin cell group di gereja ditempat dimana saya bertumbuh. Mengucap syukur untuk setiap keberadaan adik2 komsel saya yang beragam. Melihat bagaimana mereka berubah dan bertumbuh membuat saya melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup mereka.  

Saya juga mengucap syukur untuk anak2 sekolah minggu di kelas saya. Tahun demi tahun saya mengajar mereka. Melihat mereka bertumbuh dan berkembang. Membayangkan akan seperti apa mereka besar nanti.  

Untuk teman2 yang ada di sekeliling saya. Yang selalu mendukung, mengingatkan kalau saya salah. Mereka semua adalah hadiah dari Tuhan untuk saya.  

Tahun ini juga adalah tahun penantian. Menantikan jawaban doa. Sekalipun saat ini saya belum melihat Tuhan menjawabnya, tapi saya percaya Dia akan menjawabnya tepat pada waktuNya.  

Tahun ini tidak selalu diisi dengan keberhasilan dan tawa. Kadang juga ada duka, kegagalan dan tangisan yang terselip disana. Namun, saya bersyukur di setiap musim apapun yang saya alami, Tuhan tidak pernah meninggalkan saya sendiri. Saya mengucap syukur untuk kasihNya yang begitu besar sampai Dia mau datang ke dunia ini untuk menebus setiap kita.

05 December 2013

Enough is enough

Terkadang kita membeli lebih dari yang kita perlukan. Mungkin saat ini kita sudah memiliki blackberry, namun ketika kita melihat teman kita memakai tablet keluaran terbaru, kita tergoda untuk memilikinya. Padahal tablet itu belum tentu perangkat yang benar-benar kita butuhkan.Atau kita selalu merasa tidak puas dengan keadaan kita. Ketika sudah memiliki gaji dengan jumlah yang sudah mencukupi kebutuhan kita malahan berlebih untuk menabung. Namun, karena rasa tidak puas kita mencari pekerjaan yang menawarkan gaji yang lebih tinggi.Setiap manusia pasti memiliki rasa tidak puas itu, selalu ingin mendapatkan yang lebih. Sehingga rasa tidak puas itu membuat kita tidak dapat bersyukur dengan apa yang kita miliki dan berfokus pada apa yang belum kita miliki.

Di Filipi 4 : 11, paulus mencatat : "Saya mengemukakan ini bukan karena saya berkekurangan, sebab saya sudah belajar merasa puas dengan apa yang ada." (Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari). Paulus sudah dapat mengendalikan dirinya dan merasa puas dengan apa yang dia miliki. Dia sudah belajar mencukupkan diri dengan apa yang dia miliki.

Kita harus belajar untuk mengendalikan diri kita dan mencukupkan dengan apa yang ada. Karena manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas sehingga selalu menginginkan lebih dan lebih lagi. Bukan berarti kita tidak boleh menginginkan lebih, namun kalau kita terus membiarkannya maka kita akan dikuasai oleh nafsu kita.Bukankah alkitab pernah berkata kalau kita yang harus mengendalikan nafsu kita, bukan sebaliknya.

17 October 2013

Wonder of Worship

Hari Senin (14 Oktober) dan Selasa (15 Oktober) di komunitas tempat saya bertumbuh, Wave Youth Ministry GKI Anugerah mengadakan P-Camp (Prompter Camp). Prompter yang dimaksud adalah juru bisik. Kalau kalian pernah main teater, kalian pasti tau di belakang panggung akan selalu ada prompter yang membisiki pemeran yang sedang bermain di panggung, apabila pemeran itu melupakan  adegan yang harus dilakukannya atau kata-kata yang harus diucapkannya. P-Com ini adalah kegiatan rutin setiap bulan dari P-Camp yang dilakukan oleh teman-teman yang melayani di bidang Ibadah (Seperti WL, Singer, Pemain Musik, Soundman, Multimedia, Lighting). Setiap mereka yang melayani di bidang ibadah adalah prompter-prompter, maksudnya adalah mereka yang membantu membawa setiap jemaat masuk ke dalam hadirat Tuhan, untuk memuji dan menyembah Tuhan. Di P-Com ini mereka bersekutu dan bertumbuh di dalam pengenalan akan Firman Tuhan.
Pada bulan ini diadakanlah P-Camp. P-Camp ini tidak hanya dikhususkan untuk para pelayan ibadah saja, tetapi juga untuk semua jemaat yang rindu untuk mengalami penyembahan sejati. P-Camp kali ini mengambil tema “Wonder of Worship” dan dilayani oleh Pdt. Samuel Pristiwantoro. Berikut adalah berkat yang saya dapatkan melalui acara P-Camp ini, semoga juga dapat menjadi berkat bagi kita semua.
Dalam beribadah pasti kita mengenal istilah “Praise & Worship”. Saya sering mendengar kalau Praise itu berarti kita menyanyikan lagu cepat dan bersorak-sorak. Sedangkan Worship itu berarti kita menyanyi lagu yang tenang. Namun benarkah demikian arti dari Praise & Worship itu ? Apakah itu arti dari penyembahan kepada Tuhan ?
Waktu kita beribadah, kita memuji Tuhan itu berarti kita mengekspresikan ucapan syukur dan pengagungan kita kepada Tuhan atas apa yang sudah Ia lakukan dalam hidup kita. Ketika kita mencintai seseorang, kita pasti akan mengekspresikan perasaan kita bukan. Mungkin kita akan memuji dia dengan wajah yang tersenyum sangat manis (ga mungkin dong memuji orang yang kita cinta dengan cemberut dan loyo). Begitu juga ketika kita memuji Tuhan, kita harus mengekspresikannya. Mengekspresikan kebaikan Tuhan yang sudah Ia perbuat di dalam hidup kita.
Sedangkan penyembahan  adalah tentang keintiman kita dengan Tuhan. Itu berarti kita hormat dan tunduk sama Tuhan. Bukan hanya hormat pada saat ibadah saja, tapi dalam keseharian kita. Waktu kita menyembah Tuhan itu berarti kita menyerahkan totalitas hidup kita kepada Tuhan. Menjaga hidup kita tetap kudus di hadapan Tuhan, ga bohong lagi, ga nyontek lagi. Penyembahan itu berbicara tentang siapa Tuhan tanpa melihat apa yang sudah atau belum Tuhan perbuat.
Pujian dan penyembahan tidak dapat dipisahkan. Mereka sama seperti dua sisi mata uang yang saling melekat. Munafik kalau orang yang sampai menangis-nangis saat ibadah tapi kehidupan sehari-harinya tidak mencerminkan penyembahan kepada Tuhan (hidup tunduk dalam otoritas Tuhan, taat kepada Firman Tuhan). Dan tidak mungkin juga kalau kita sudah mengalami penyembahan kepada Tuhan, kita tidak dapat mengekspresikannya ketika kita beribadah.
Ketika kita menyembah Tuhan dalam hidup kita, kita masih bisa berbuat dosa. Namun, kita tidak mau lagi berbuat dosa, karena kita tau itu akan menyakiti hati Tuhan. Dan kita ga mau menyakiti hati Tuhan, kenapa ? Karena kita mencintaiNya.


Penyembahan yang sejati itu berarti kita memberikan hidup kita seutuhnya untuk Tuhan.

13 September 2013

Bagaimana dengan mereka...

Kemarin saat saya sedang dalam perjalanan menuju sekolah tempat saya bekerja, saya melihat pemandangan yang membuat saya ingin menangis. Saya melihat seorang anak kecil sedang berjalan tanpa mengenakan alas kaki. Saya langsung berpikir bagaimana kalau kakinya kena duri, batu atau pecahan kaca yang ada di jalan. Orang yang normal pasti akan memakai sandal bahkan orang gila sekalipun kalau dipakaikan sandal pasti akan dia pakai (tapi ada orang gila juga yang ga mau pakai). Saya membayangkan betapa sulitnya hidup anak itu. Bahkan untuk sepasang sandal dia (dan orang tuanya) tidak sanggup untuk membelinya. Belum lagi sepanjang hari itu dia harus berjalan menyusuri jalanan yang panas oleh sinar matahari untuk mencari uang untuk sesuap nasi yang mungkin tidak didapatnya hari-hari kemarin.
  Kadang saya merasa ironis dengan hidup ini. Ada orang yang berlimpah harta. Dia sanggup membeli apapun yang dia mau. Dia sanggup membeli sandal dan sepatu sampai berjuta-juta harganya dan berpuluh-puluh banyaknya. Tetapi ingatkah mereka ada orang-orang yang untuk membeli sepasang sandal jepitpun tidak sanggup. Kadang saya melihat ada murid yang kalau disuruh makan susahnya minta ampun. Dikasih sayur saat makan siang, makannya lama sekali atau dia menangis karena harus menghabiskan makan siangnya. Padahal makan siangnya itu bukan racun dan baik bagi tubuh mereka. Tapi tidakkah anak-anak itu sadari kalau mereka jauh lebih beruntung dari anak-anak yang ada di luar sana. Kadang saya juga menemukan ada anak-anak yang malas untuk belajar dan sekolah. Tidak tahukah mereka di luar sana ada anak-anak yang tidak bisa sekolah, bahkan untuk membeli makananpun mereka kesulitan.
   Dan itu membuat saya belajar untuk menghargai apa yang Tuhan beri pada saya. Tidak menyia-nyiakan setiap makanan yang diberikan kepada saya (yang saya tau makanan itu baik bagi tubuh saya). Tidak menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak saya butuhkan. Saya juga sering berpikir apa yang bisa saya buat bagi mereka ? Saya tidak punya banyak uang sehingga saya dapat memberikannya kepada mereka. Saya juga tidak punya perusahaan sehingga saya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang tua mereka. Namun saya kembali diingatkan, saya dapat berdoa bagi mereka dan melakukan hal-hal kecil bagi mereka. Mungkin itu memberikan senyum hangat saya kepada mereka, memberikan sedikit makanan yang saya miliki.

29 August 2013

BAGIAN OTAK MANAKAH YANG SERING ANDA GUNAKAN ?

Ini adalah tes mengenai otak mana yang dominan kita gunakan yang sudah saya bahas di blog ketika saya pergi ke Trans Studio (lihat : TSB I'm coming...). Karena resolusi gambarnya kecil, saya akan bahas ulang mengenai test ini disini. Check it out !!
BAGIAN OTAK MANAKAH YANG SERING ANDA GUNAKAN ?

Tes A :
Genggam tangan ada bersama-sama seperti anda sedang berdoa. Kemudian perhatikan ibu jari tangan anda. Jika ibu jari tangan kiri berada di bawah ibu jari tangan kanan artinya otak kiri. Namun jika ibu jari tangan kanan berada di bawah ibu jari tangan kiri artinya otak kanan.

Tes B  :
Lipat tangan anda di depan dada anda. Jika lengan kanan anda tepat di atas lengan kiri artinya otak kiri. Namun jika lengan kiri anda tepat di atas lengan kanan anda artinya otak kanan.

Hasilnya…
Apakah anda cenderung menggunakan otak kiri atau otak kanan ?

(Tes A) Kanan + (Tes B) Kiri (Seimbang cenderung kanan)
Sangat perhatian, konvesional, berbelit-belit, cepat akrab dengan orang lain, waspada, pengalah, stabil.
(Tes A) Kanan + (Tes B) Kanan (Dominan otak kanan)
Suka tantangan dan bersikap apa adanya, cepat bertindak, imajinasinya kuat, selalu ingin tahu, ceroboh dan nekat, jarang mendengarkan pendapat.
(Tes A) Kiri + (Tes B) Kiri (Dominan otak kiri)
Berdedikasi, cuek, perfeksionis, logis, selalu merasa benar, bisa dipercaya, kaku, memiliki banyak hal yang membanggakan, lawan yang tangguh.
(Tes A) Kiri + (Tes B) Kanan (Seimbang cenderung kiri)
Suka mengurusi orang lain, berbakat jadi pemimpin, pandai berbicara dan menyiasati situasi, perhatian, tenang, bertanggung jawab dan selalu berhati-hati dalam penampilan.


Jadi, bagaimana kepribadian anda berdasarkan otak yang sering dipakai ? Apakah hasilnya sama ?

16 August 2013

TSB I'm coming...


  Libur lebaran kali ini saya memiliki kesempatan untuk pergi ke Trans Studio Bandung. Walaupun terletak di Bandung, ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi Biggest Indoor Park di Bandung ini. Kebetulan pada saat itu ada kesempatan dapat harga tiket yang lebih murah dari TSB, makanya saya tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga ini.
Trans Studio Bandung terletak di daerah Gatot Subroto yang bersebelahan dengan Trans Studio Mall & Trans Hotel. Daerah Gatot Subroto atau yang sering disebut Gatsu ini adalah daerah yang belum pernah saya lewati (padahal saya orang Bandung asli lho... *Tepok Jidat*). Saya berjanji dengan teman-teman saya bahwa jam 10 pagi kami sudah harus kumpul disana. Karena takut macet dan takut kesasar, saya berangkat lebih pagi dari waktu yang dijanjikan. Alhasil, jam 08.30 saya sudah sampai di Trans Studio Bandung. Sekalipun masih pagi dan TSB belum dibuka, sudah banyak yang datang. Mungkin sama seperti saya, mereka juga mengikuti promo yang diberikan oleh TSB untuk mendapatkan tiket masuk yang lebih murah. Sambil menunggu teman-teman saya datang, saya asyik membaca buku.

 Akhirnya teman-teman saya datang dan kami siap menjelajahi setiap wahana yang ada di TSB. Suasana TSB pada hari itu (tanggal 5 Agustus tepatnya) terbilang ramai tapi tidak sampai penuh banget. Wahana yang ada disana terbagi dalam 3 area : Studio Central, Magic Corner & The Lost City.

Wahana pertama yang kami naiki adalah Yamaha Racing Coaster. Ini adalah pengalaman pertama saya menaiki roller coaster yang berada di ketinggian 50 meter dan mempunyai track terbalik di lintasannya. Dulu saat SMP, Saya pernah ke Dufan dan karena takut saya melewatkan kesempatan untuk naik halilintar. Namun, saya tidak ingin melewatkan kesempatan ini sekarang. Setakut apapun saya akan naik dan mengalahkan roller coaster ini, begitu kata hati saya. Hehehe... Begitu saya sudah duduk di kursi yang akan membawa saya melintasi track roller coaster ini, jantung saya berdetak dengan cepat. Saya sempat berpikir apakah jantung saya masih akan berdetak ketika permainan ini berakhir. Hahaha, ternyata saya tidak seberani yang saya bayangkan. Namun, saya tetap mencoba untuk berani. Mengalahkan diri saya yang kadang-kadang penakut. Dan saya terbukti mampu mengalahkan ketakutan saya. Saya berhasil naik Roller coaster ini bahkan ketagihan ingin main lagi.

Setelah naik Yamaha Racing Coaster ini, saya bersama teman-teman mengunjungin Indonesia dengan si Bolang. Hehehe, jadi teringat wahana rumah boneka yang ada di Dufan. Setelah puas mengunjungi Indonesia mini dengan si Bolang, saya pergi ke Science Centre. Nah ini yang saya tunggu-tunggu sejak tadi. Di Science Center ini ada banyak percobaan menarik. Dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika. Tidak hanya anak-anak atau remaja yang tertarik dengan percobaan yang ada di science centre ini, melainkan opa dan omapun tak sedikit yang asyik mengikuti percobaan-percobaan yang ada di tempat ini.

Di TSB, tengkorak jadi tidak menyeramkan lagi. J



Ini adalah simulasi untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan terjadi di dalam tubuh kita.
Dan yang tidak kalah menarik ada test otak mana yang dominan sering kita gunakan. Nah, kalau kamu termasuk yang mana ?
 
 
 
Di TSB ini juga ada kong climb, jadi kalau kamu mau belajar panjat tebing. Kamu bisa panjat tebing dari wahana ini. Ternyata untuk mengangkat badan sendiri di kong climb ini cukup berat juga. Tapi jangan takut karena kamu aman menggunakan helm dan tali pengaman. Jangan lewatkan juga wahana jelajah, kamu akan diajak bermain air disini. Kamu akan naik sebuah kapal dan kamu akan dibawa terjun seperti melewati air terjun. Sensasinya mendebarkan. Juga jangan lewatkan pertunjukan theater Kabayan goes to Hollywood di Trans Studio Theater. Ada juga wahana dunia lain disini, begitu kamu masuk ke wahana ini suasana seram mulai terasa. Dan ada wahana-wahana lainnya yang tidak kalah menariknya. Dan kalau perut kamu lapar, jangan khawatir karena di TSB ini disediakan berbagai jualan makanan. So, kalau kamu kapan-kapan ke Bandung jangan lewatkan untuk pergi ke Trans Studio Bandung ini.

20 July 2013

My Little Library

Ini adalah perpustakaan kecilku. Di dalamnya terdapat banyak jenis buku. Ada novel, komik, buku tentang pengembangan diri, buku rohani. Perpustakaan kecilku ini berada di dalam lemari buku yang terdapat di sudut kamar. Meskipun kecil dan koleksiku masih sedikit namun aku merasa buku-buku ini adalah hartaku yang paling berharga. Aku mulai senang membaca buku dan mengumpulkan buku sejak SMP kelas 2. Tak terasa sampai hari ini sudah 300 judul buku yang ada di perpustakaan kecilku. Memang jumlah yang masih sangat sedikit, namun buku-buku ini banyak berbicara dan mempengaruhi hidupku.
Aku berharap suatu hari nanti perpustakaan kecilku ini dapat berkembang dan aku punya ruangan khusus untuk menaruh buku-bukuku. Tapi sayang sekali apabila buku-buku ini hanya tersimpan di dalam lemariku dan jarang ada yang membacanya, oleh karena itu aku selalu meminjamkan kepada teman-teman dan keluargaku supaya mereka dapat membaca dan menambah pengetahuan darinya. Aku berharap ketika mereka membacanya, mereka belajar banyak hal melaluinya.















13 June 2013

Precious Time



“Ci, Peter kok belum pulang juga ya ? Padahal sekarang sudah hampir jam 10 malam.” Tanya Papa pada anak gadisnya, Paula.
“Palingan juga main dulu, pa.” Lanjut Paula dengan kesal, “Apalagi sih kerjaan dia selain main.”
“Ya, tapi kan sekarang uda malem ci. Biasanya juga Peter ga pernah pulang sampai semalam ini.” Lanjut Mama Paula dengan khawatir, “Coba kamu telepon ke handphone-nya. Tanyain sekarang dia lagi ada dimana.”
                Ia menuruti perkataan mamanya dan mencoba menghungi handphone Peter. Berkali-kali Paula menghubungi handphone Peter, namun Peter tidak mengangkatnya. Mengetahui bahwa handphone Peter tidak dapat dihubungi membuat mereka menjadi sangat khawatir. Tiba-tiba telepon rumah mereka berbunyi. Papa yang duduk tidak jauh dari pesawat telepon segera mengangkatnya.
“Selamat malam, bisa bicara dengan orang tua Peter ?” Sebuah suara terdengar di ujung telepon.
“Ya, saya dengan papanya.”
“Pa, kami dari kantor polisi ingin memberitahukan bahwa putra bapak mengalami kecelakan dan sekarang sedang ada di ICU rumah sakit xxx karena mengalami luka yang sangat parah.”
“Baik saya akan segera kesana.” Jawab Papa dengan gemetar.
***

                Mendengar berita itu Paula beserta kedua orang tuanya segera pergi ke rumah sakit untuk menemui Peter. Paula sangat kaget mendengar Peter mengalami kecelakaan. Padahal baru saja sebelum Peter pergi mereka sempat bertengkar. Paula bertengkar dengan Peter karena akhir-akhir ini Peter selalu membuat kesal dirinya dengan kelakuannya. Ada-ada saja kelakuan adiknya ini yang ingin membuatnya marah.
“Pa, kami adalah keluarga dari Peter.” Ucap Papa kepada petugas polisi yang berdiri di depan ruangan ICU, “Bagaimana keadaan Peter saat ini ? Apakah dia baik-baik saja ?”
“Dokter sedang memeriksa keadaannya. Kepalanya mengalami benturan keras dengan aspal, tubuhnya penuh dengan luka. Silakan ditunggu, Pa. Semoga tidak ada sesuatu yang buruk terjadi dengan anak ini.”
“Bagaimana kejadiannya sampai anak saya bisa mengalami kecelakaan seperti ini ?” Tanya Mama sambil menangis.
“Anak bapak menghindari mobil yang melaju ke arahnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kemungkinan pengemudi mobil itu sedang dalam keadaan mabuk.” Lanjut Pa Polisi, “Oh ya, barang ini saya temukan di motornya Peter. Barangkali Bapak dan Ibu mengenalinya.”
                Mendengar apa yang dikatakan oleh polisi membuat mama menangis. Papa segera membuka bungkusan yang diberikan oleh pa polisi itu. Bungkusan itu berwarna ungu. Di dalamnya terdapat sebuah kue tart yang sudah hampir hancur karena terjatuh dari motor. Ada juga sebuah bungkusan lain yang berisi sebuah boneka teddy bear.
“Siapa yang ulang tahun, pa ?” Tanya Paula.
“Papa juga ga tau.” Lanjutnya, “Mungkinkah ini untuk kamu, Pau. Besok kan kamu ulang tahun.”
“Mana coba aku liat, Pa.” Lanjut Paula sambil mengambil boneka itu dari tangan papa.
                Paula memegang boneka teddy bear berwarna cokelat itu dengan gemetar. Dipegangnya perut boneka itu dan ditekannya karena boneka ini adalah sejenis boneka yang dapat mengeluarkan suara apabila perutnya ditekan. Terdengar sebuah suara yang sudah tidak asing lagi di telinga Paula.
Cici sayang, selamat ulang tahun. Semoga panjang umur. Maafin Peter yang selama ini selalu bikin cici marah. Tadi waktu Peter pergi dari rumah, Peter sadar kalau Peter salah selama ini. Ga belajar sungguh-sungguh. Padahal papa sudah bekerja keras untuk Peter. Peter janji mulai dari sekarang Peter akan berusaha jadi anak yang baik. Berusaha ga akan main game online lagi dan akan rajin belajar. Ini kado ulang tahun dan permintaan maaf dari Peter untuk cici. Peter sayang cici. Semoga Tuhan selalu memberkati cici.
***

                Setelah mendengar suara yang keluar dari boneka itu, Paula terduduk lemas. Air mata keluar dari matanya yang sipit. Masih teringat jelas keributan yang terjadi antara dirinya dan Peter sebelum Peter pergi dari rumah sore tadi.
“Ma, aku mau pergi dulu ya.” Ucap Peter kepada mamanya yang ada di dapur.
“Mau kemana ?” Tanya Paula yang tiba-tiba menghampiri adik semata wayangnya yang sudah siap dengan jaket ditubuhnya dan kunci motor yang dipegangnya.
“Mau ke warnet sama temen ci.”
“Main aja terus tiap hari. Bukannya sekolah yang bener. Kamu ga boleh pergi. Mana sini kunci motornya.”
“Uda deh urusin aja urusan cici sendiri. Ga perlu urusin saya.”
“Kamu tuh ya anak yang ga tau diri. Tiap hari kerjaannya main aja. Kamu tuh harus sekolah yang bener. Apa kamu ga tau papa banting tulang buat bayar uang sekolah kamu.” Ucap Paula dengan nada yang tinggi.
“Terus, apa urusannya sama cici ?” Tanya Peter dengan menantang.
“Dasar anak ga berguna. Mati aja sana. Ga ada gunanya juga kamu hidup di dunia ini.” Teriak Paula dengan marah.
Tanpa memperdulikan perkataan kakaknya, Peter keluar meninggalkan rumah menggunakan motor kesayangannya.
***
Paula duduk di samping ranjang adiknya. Ditatapnya adik semata wayangnya yang sedang terbaring koma ini dengan wajah yang sedih. Padahal baru beberapa jam yang lalu ia memarahi adiknya karena adiknya selalu bermain game online, ternyata kini adiknya terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan mesin elektrokardiograf (EKG) terpasang di tubuhnya. Andai saja ia dapat mengulang waktu, ia ingin memaksa adiknya untuk tidak pergi dan diam di rumah. Paula bertanya-tanya dalam hati apakah mungkin kecelakaan adiknya ini berhubungan dengan apa yang sudah ia katakan kepada adiknya agar ia mati saja ? Andai saja ia dapat mengulang waktu, ia tidak akan mengatakan hal yang buruk itu kepada adiknya.
Paula sadar ia juga telah gagal menjadi seorang kakak yang baik bagi Peter. Seharusnya sebagai kakak, ia dapat membimbing adiknya dengan baik, memberikan teladan yang baik untuk Peter. Mengingatkan dan menasihati Peter dengan lemah lembut, bukan dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya. Andai saja dia dapat mengulang waktu. Namun, ini sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur. Peter sudah mengalami kecelakaan dan sedang berjuang antara hidup dan mati. Ia hanya berharap diberikan kesempatan kedua oleh Tuhan untuk dapat melihat Peter bangun dari komanya dan meminta maaf kepada Peter atas perkataan buruk yang sudah dikatakan kepada adiknya itu. Andai Tuhan memberikan kesempatan kedua kepadanya untuk melihat adiknya hidup, ia janji akan menjadi kakak yang baik bagi adik yang sangat dikasihinya itu. >>Lucy1188
***

Hidup ini adalah anugerah. Kita ga tau kapan waktu kita akan habis. Begitu juga dengan semua orang yang kita kasihi, kita ga tau kapan waktu mereka akan habis di dunia ini. Namun selama masih ada waktu, gunakanlah itu dengan baik. Sehingga ketika waktunya sudah tiba, kita ga menyesal.

Dipublikasikan di Wave Newsletter Bulletin 7th Edition






The Forgotten Christmas



“Pa, liburan natal tahun ini kita mau ngapain ?” Tanya Renata pada papanya.
“Memang kamu mau ngapain sih?” Tanya mamanya yang datang menghampiri kedua orang yang sangat dikasihinya itu.
“Aku sih pengennya jalan-jalan ke luar negeri. Pengen ngerasain suasana natal di sana.”
“Sebenernya tahun ini sih kita ga ada rencana maen ke luar negeri. Soalnya kamu tau sendiri kan akhir tahun ini pabrik papa kan lagi rame-ramenya produksi mainan untuk anak-anak. Lain kali lagi ya kita pergi mainnya.” Ucap papanya mencoba membujuk Renata.
“Yah…” Ucap Renata dengan kecewa.
“Memang kamu pengen jalan-jalan ke negara mana sih ?” Tanya papanya lagi.
“Aku pengen ke Swiss, pa. Please, boleh ya pa. Aku pengen banget kesana.” Pinta Renata sambil memohon.
“Oke deh kamu aja yang pergi ke Swiss sama mama. Papa diem di Indonesia aja.” Ucap papanya.
“Hore. Terima kasih ya pa.” Ucap Renata seraya pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

***

Di sekolah…
“Natal tahun ini kamu ngapain Jes ?” Tanya Renata.
“Aku sih akan merayakan di rumah saja. Tapi rencananya keluarga tante akan datang ke Bandung dan merayakan natal bersama-sama kami. Bulan Desember nanti rumahku akan diisin dengan suasana Natal. Atribut-atribut Natal pasti akan memenuhi seisi rumahku. Dan terus nanti di malam Natal kami akan mengadakan tukar kado dan makan-makan tentunya.” Ucap Jessie dengan semangat.
“Kalau kamu ngapain Deb ?” Tanya Renata lagi.
“Hmm, sepertinya keluargaku akan merayakan Natal tahun ini bersama anak-anak panti asuhan. Mungkin akan ada kebaktian Natal bersama mereka.” Ucap Debbie yang tidak kalah semangatnya.
“Kalau kamu ngapain Ta ?” Tanya Jessie pada Renata.
“Aku mau jalan-jalan ke Swiss.” Ucap Renata dengan semangat.
“Waw pergi ke Swiss ?” Tanya Debbie tak percaya.
“Asik banget sih Ta. Kapan yah aku bisa pergi ke Swiss ? Pergi ke Bali aja belum pernah.” Ucap Debby dengan sedih.
“Makanya kumpulin uang dong buat pergi jalan-jalan. Jangan dipikirannya cuma berbagi aja ke panti asuhan. Kalau berbagi terus ke orang lain terus kapan bisa ngumpulin uangnya.” Ucap Renata.
“Tapi kan berbagi itu indah, Ta.” Lanjutnya, “Lewat berbagi kita bisa belajar banyak hal. Belajar untuk ga egois, belajar untuk ga serakah, belajar seperti Tuhan Yesus.”
“Ya, berbagi itu memang bagus. Tapi kan gara-gara loe berbagi sama orang lain. Loe jadi ga bisa puas dengan hidup loe sendiri. Ga bisa jalan-jalan ke luar negeri kaya gw.” Ucap Renata.
“Emang sih gw ga bisa jalan-jalan ke luar negeri kaya loe. Tapi gw puas kok dengan hidup gw sendiri. Gw puas waktu ngeliat anak-anak panti itu bersukacita.” Ucap Debbie.
“Udah deh kita makan dulu sekarang. Nanti keburu bel masuk bunyi tuh.” Ucap Jessie
***

“Deb, Jes temenin gw ke IP yu.” Ajak Renata kepada kedua temannya ini.
“Tumben banget Renata ngajakin maen ke IP.” Ucap Debbie.
“Iya nih, gw mau cari sweater buat ke Swiss nanti. Hehehe…” Jawab Renata dengan wajah gembira.
“Hayu. Gw juga sekalian mau cari hiasan untuk Natal.” Jawab Jessie.
            Karena letak sekolah mereka yang tidak jauh dari IP membuat mereka memutuskan untuk berjalan kaki. Di perjalanan mereka asyik berbincang-bincang mengenai kegiatan yang akan mereka adakan nanti pada waktu libur Natal.
“Gw uda ga sabar banget deh nunggu liburan datang.” Ucap Renata dengan gembira.
“Ya gw juga. Rumah gw nanti bakal dihias dengan berbagai dekorasi Natal. Terus nanti ada tuker kado-nya lagi. Wah rame banget deh.” Ucap Jessie yang tidak kalah semangatnya.
“Gw juga uda ga sabar deh nungguin Natal tiba. Ketemu sama anak-anak panti asuhan dan berbagi sukacita Natal bersama dengan mereka.” Ucap Debbie dengan mata yang berbinar-binar.
“Ngomong-ngomong kenapa sih Deb keluarga loe seneng banget pergi ke panti asuhan.” Tanya Renata dengan wajah bingung karena menganggap aneh apa yang dilakukan oleh Debbie dan keluarganya.
“Hmm, orang tua gw pernah bilang kalau uang yang Tuhan titipkan pada kami itu bukan untuk memenuhi kebutuhan kami saja, tapi juga mau Dia pakai itu untuk perpanjangan tanganNya untuk orang-orang yang susah. Yang ga seberuntung keluarga kami.” Ucap Debbie.
“Tapi kan uang yang kalian miliki itu asalnya dari kerja keras ortu loe juga kan. Apa hubungannya sama titipan Tuhan ?” Tanya Renata tidak mengerti.
“Memang mereka kerja keras untuk mendapatkan uang itu. Loe tau kan kalau kalau ortu gw buka toko besi. Coba bayangin deh kalau misalnya tokonya itu sepi dan ga ada pembeli yang datang, tentu saja kami ga akan dapat uang. Jadi setiap pembeli yang datang itu adalah berkat dari Tuhan dan mungkin saja Tuhan mau lewat penghasilan yang lebih itu dipakai untuk memberkati orang lain.” Lanjut Debbie, “Lagian ada sukacita tersendiri waktu kita bisa menolong orang lain. Sukacita yang ga sebanding dengan uang atau barang yang uda dikasih ke mereka.”
"Udah, udah ngobrolnya dilanjutin nanti. Kita mau nyebrang dulu nih." Ucap Jessie menghentikan percakapan Renata dan Debbie karena tanpa mereka sadari mereka terus berbicara padahal seharusnya mereka fokus untuk menyebrang Jalan Pasirkaliki yang begitu ramai.
***

“Ta, sepertinya kamu ga bisa liburan ke Swiss tahun ini. Lain kali saja ya.” Ucap papanya saat mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.
“Emang kenapa, pa ?” Tanya Renata.
“Mama kamu ga bisa nemenin kamu kesana karena oma akan datang dari Solo. Jadi Natal tahun ini kita rayain di rumah saja ya. Nanti oma, opa, om, tante dan sepupu-sepupu kamu akan datang ke sini.”
“Ya udah aku sendiri aja yang pergi kesana.” Ucap Renata.
“Papa ga akan ngebiarin kamu pergi sendirian kesana. Kamu tuh masih kecil. Nanti kalau ada apa-apa gimana. Lagipula kan kamu bisa ketemu sama oma, opa kamu yang uda lama ga ketemu sama kamu. Mereka kangen sama kamu, makanya mereka mau datang kesini.”
“Ya udah deh.” Ucap Renata dengan wajah cemberut sambil meninggalkan ayahnya.
***

Di kantin sekolah yang ramai Renata bersama sahabat-sahabatnya sedang menikmati makanan mereka. Debbie dan Jessie memakan makanan yang ada di hadapannya dengan lahap. Namun berbeda dengan Renata, dia sedari tadi hanya memain-mainkan makanan yang ada di depannya tanpa menyuapkan ke dalam mulutnya sedikitpun.
“Ta, loe kenapa sih ? Kok makanan dipake main sih ?” Tanya Jessie.
“Lagi ga napsu makan.” Ucap Renata dengan lemas.
“Kenapa ? Loe sakit ?” Tanya Debbie.
“Ngga. Lagi ga nafsu aja. Sebel banget tau ga sih.” Ucap Renata.
“Sebel kenapa sih ? Apa gara-gara Bu Tini yang tadi ngehukum loe gara-gara loe ga bisa ngejawab pertanyaan dia ?” Lanjut Jessie, “Sabar aja Ta. Liburan datang sebentar lagi. Dan loe bisa ke Swiss untuk refreshing dan ngelupain tugas-tugas sekolah yang menumpuk ini juga Bu Tini yang kadang-kadang nyebelin.”
“Gw ga jadi ke Swiss. Huh, bete deh jadinya.” Ucap Renata.
“Emang kenapa bisa ga jadi ?” Tanya Jessie.
“Keluarga gw ada yang datang dari Solo dan mau ngerayain liburan mereka disini. Jadinya nyokap gw ga bisa nemenin ke Swiss dan bokap gw ga ngijinin gw pergi sendiri kesana.” Lanjut Renata, “Padahal uda ada banyak tempat yang mau gw kunjungin disana. Huh, pokonya sebel banget deh rencana gw jadi hancur.” Ucap Renata dengan kesal.
“Uda deh Ta. Jangan sebel gitu. Gini aja, liburan kali ini gw mau ajak loe nemenin gw ke panti asuhan. Siapa tau bisa ngehibur loe.” Ucap Debbie
“Oke deh. Daripada gw diem di rumah ga ada kerjaan.” Ucap Renata masih dengan kesal.
***

            Renata, Jessie, Debbie beserta keluarganya merayakan Natal bersama-sama anak panti asuhan. Mereka bernyanyi memuji Tuhan. Mama Debbie bercerita tentang kelahiran seorang bayi bernama Yesus kepada anak-anak panti. Bayi Yesus yang lahir dan akan menjadi Juruselamat bagi umat manusia. Ini adalah pengalaman pertama Renata ke panti asuhan, karena selama ini dia belum pernah datang ke tempat seperti ini.
Di dalam perjalanan pulang…
“Thanks ya Deb loe uda ajak gw ke panti asuhan. Gw merasa terberkati sekali. Bener kata loe ada sukacita yang besar waktu bisa berbagi dengan mereka. Sukacita yang ga bisa dibandingin sama apa yang uda kita kasih ke mereka.” Ucap Renata dengan gembira.
“Sama-sama Ta. Gw juga seneng kalau loe bisa ngerasain sukacita yang gw rasain.” Ucap Debbie.
“Ya, gw juga bersyukur sekali bisa kesana bareng kalian. Lewat cerita alkitab yang dibawain pas di panti asuhan tadi, gw diingatkan lagi bahwa Natal itu bukan bicara tentang perayaan yang megah, Rumah yang dihiasi oleh atribut Natal. Tapi bicara tentang seorang pribadi yang mau datang dengan rela ke dunia ini buat kita semua. Dia yang mau turun dari surga yang indah sana karena mengasihi setiap kita. Dan Dia yang mau mengorbankan diriNya di atas kayu salib buat kita.” Ucap Jessie.
“Ya bener banget Jes. Mulai sekarang gw mau belajar untuk ga egois. Gw mau belajar seperti Dia yang peduli dan mengasihi orang lain.” Ucap Renata.
***

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” ~ Matius 25 : 40

Dipublikasikan di Wave Newsletter Bulletin 6th Edition