29 June 2015

Something about dream

Kotbah di gereja saya hari ini sangat memberkati saya. Berikut akan saya jelaskan apa yang saya dapatkan.

Nehemia bukanlah seorang nabi. Dia hanyalah orang biasa sama seperti kita. Dia bekerja sebagai ahli minuman raja, kedudukan yang sangat bagus pada zaman itu. Tapi dia punya mimpi yang besar, mimpi yang bukan mimpinya tapi mimpi yang Tuhan titipkan pada dirinya. Dia bermimpi mendirikan tembok untuk Yerusalem. Jadi ceritanya, orang-orang Israel sudah dibuang dan tembok-tembok di Yerusalem sudah dihancurkan. Nehemia punya kerinduan untuk membangun tembok itu. Tapi apa yang harus dilakukannya ? Untuk kembali ke negerinya itu tidak semudah itu karena ia adalah orang buangan, sekalipun dia memiliki kedudukan yang tinggi.

Dia terus berdoa kepada Tuhan. Apabila Tuhan menghendaki, pasti Tuhan akan buka jalan. Suatu hari ketika Nehemia sedang melayani raja. Raja melihat mukanya muram. Raja adalah orang yang berkuasa, dia bisa saja menyuruh pengawalnya untuk memenggal Nehemia karena ia muram di hadapan raja (mungkin buat kita sekarang ini ga masuk akal, kenapa main penggal kepala orang. Namun, untuk seorang raja hal itu bisa saja terjadi. Raja bisa saja membunuh orang yang tidak disukainya). Namun, hal itu tidak dilakukan oleh raja. Dia bertanya apa yang membuat Nehemia muram.
Setelah raja mengetahui apa yang menyebabkan Nehemia muram. Raja mengijinkan Nehemia kembali ke Yerusalem untuk membangun tembok Yerusalem bahkan menyediakan bahan-bahan untuk membangun tembok itu. (Untuk cerita lengkapnya baca sendiri kitab Nehemia ya ;) )

***
Siapa di antara kita yang punya mimpi ? Atau mungkin ternyata kita ga punya mimpi. Ciri-cirinya apa sih orang yang ga punya mimpi ?
Coba kamu jawab pertanyaan di bawah ini...
Apakah alasan kamu sekolah/kuliah ?
Kenapa kamu kerja ?
Kenapa kamu mau punya pacar ?
Kenapa kamu menikah ?
Kalau jawaban dari pertanyaan di atas adalah karena semua orang juga melakukannya, bisa berarti kamu ga punya, kamu ga punya tujuan yang jelas ketika kamu melakukan hal yang di atas.
Atau mungkin kamu punya mimpi. Tapi mimpi untuk dirimu sendiri. Punya rumah yang besar, punya ferarri, punya suami yang tampan/istri yang cantik itu mimpimu. Lalu, apakah salah kalau kamu punya mimpi seperti itu ? Sebagai manusia hal itu wajar, tapi ingat kita adalah anak-anak Allah. Kita ga tinggal di bumi ini untuk selamanya, sesungguhnya kita hanya singgah di bumi ini untuk sementara. Sedangkan rumah kita yang sesungguhnya adalah di sorga bersama Tuhan Yesus.

Ada sebuah cerita (cerita fiktif)...
Pada saat perang dunia kedua, Amerika mengirimkan kapal selam ke laut Jepang. Mereka tidak mengirimkan kapal terbang karena bisa ketahuan Jepang karena radarnya. Di dalam laut, pemimpinnya mengirimkan seorang penyelam yang sangat hebat untuk mengetahui kondisi perairan Jepang. Apakah pembuangan airnya banyak, sehingga dapat dimasuki bom di dalamnya dan dapat meledakkan negeri itu. Penyelam itu lalu masuk ke dalam laut mencari berapa banyak jumlah pembuangan yang ada. Namun, dia terpukau oleh keindahan laut Jepang dan dia lupa akan tugasnya. Akhirnya dia kembali kepada pemimpinnya karena isi tabung oksigennya hampir habis. Namun, ketika ditanya oleh pemimpinnya, berapa banyak saluran pembuangan yang ada, dia tidak dapat menjawab, dia melupakan tugasnya karena dia begitu terpukau oleh keindahan laut Jepang.
Apa yang bisa kita pelajari lewat cerita di atas ? Kadang kita lupa dengan tugas yang Tuhan berikan kepada kita di bumi. Sama seperti penyelam itu, kita begitu terpukau dengan apa yang ada di dunia ini, yang sifatnya fana dan suatu hari akan kita tinggalkan. Lalu, apakah tugas kita selama di bumi ini ?

Ya, amanat agung jawabannya. Untuk menjadikan segala bangsa muridNya. Apakah itu berarti kita harus jadi hamba Tuhan sepenuh waktu atau misionaris ? Ya, kalau memang itu adalah panggilan kita.
Namun, apa yang harus kita lakukan kalau kita ga terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu atau misionaris ? Kita minta kepada Tuhan kepekaan (sensitivitas) agar dapat melihat kebutuhan apa yang diperlukan untuk dapat kita kerjakan. Mungkin kita bermimpi untuk membuat film-film atau buku-buku yang memiliki nilai-nilai yang baik dan benar. Atau mungkin kita terpanggil untuk mendirikan sekolah gratis bagi mereka yang tidak mampu. Atau mungkin kita bermimpi untuk jadi politisi yang jujur, bersih dan takut akan Tuhan. Apapun mimpi kita, sebesar atau semustahil apapun itu kita dapat mendoakannya kepada Tuhan dan bilamana Tuhan menghendakinya Tuhan akan buka jalan. Ga peduli seberapa besarnya mimpi kita, kita bawa semuanya kepada Tuhan. Dan yang terakhir kita harus berkolaborasi, bersama orang-orang yang punya visi yang sama dengan kita.

Nehemia uda punya hidup yang enak sebagai juru minuman raja. Namun, untuk memgerjakan mimpi yang Tuhan titipkan kepadanya, dia rela meninggalkan itu semua pergi ke Yerusalem bersama 50.000 orang untuk membangun kembali tembok Yerusalem. 50.000 orang adalah jumlah yang banyak bukan ? Namun, alkitab mencatat ada kurang lebih 3.000.000 orang yang lebih memilih untuk tetap tinggal dalam zona nyaman di pembuangan.

Apakah kamu punya mimpi ? Apakah mimpimu itu adalah mimpi yang Tuhan titipkan padamu untuk mengerjakan amanat agungnya ? Dan Apakah kamu hanya akan tinggal di zona amanmu atau kamu mau keluar dari zona amanmu itu mengerjakan mimpi yang Tuhan titipkan padamu ?
Pilihannya ada di tanganmu. Gambarkanlah mimpimu itu dan doakan kepada Tuhan.


Ini mimpiku...


Apakah mimpimu ???

27 June 2015

Tuhan menolongku

Beberapa minggu yang lalu bahkan sampai kemarin adalah hari yang sangat sibuuuk bagi saya. Pekerjaan rutinitas yang harus dikerjakan di sekolah belum selesai. Belum lagi saya diminta bantuan untuk bergabung menjadi sekretaris untuk acara kebaktian tutup tahun ajaran dan menjadi bagian multimedia untuk acara kelulusan kelas 6 (dua acara yang cukup berdekatan waktunya). Selain itu artikel untuk buletin youth di gereja saya juga belum selesai dan ada tugas-tugas yang lainnya. Rasanya banyak sekali yang harus dikerjakan sampai saya merasa overload. Saya merasa tidak sanggup.

Pengalaman menarik yang saya ingin ceritakan adalah mengenai pembuatan 3 video untuk graduation. Saya sudah mengumpulkan foto-foto dan bahan-bahan yang akan dimasukkan dari jauh-jauh hari. Saya juga mulai memikirkan konsep untuk videonya. Namun, 2 minggu sebelum acara graduation tersebut baru 1 video yang selesai. Pada saat itu saya galau. Hehe... saya berpikir bagaimana kalau videonya tidak selesai ? Padahal tiap hari saya sudah mengerjakannya, tapi kok rasanya ga beres-beres. Tapi saya berdoa kepada Tuhan dan saya percaya Dia akan membantu saya. Saya percaya videonya akan selesai tepat pada waktunya yang penting saya sudah berusaha dan memberikan yang terbaik. 
Saya membuat video itu menggunakan windows movie maker, karena itu adalah satu-satunya aplikasi editing video yang saya kuasai. Hehee...

Namun, ada 1 video yang isinya tentang testimoni yang harus saya kerjakan dengan adobe premiere karena tidak bisa kalau harus dikerjakan dengan windows movie maker. Jujur, saya belum pernah belajar atau menggunakan adobe premiere. Memang sih saya dengar dari teman-teman yang bekerja di bidang multimedia, adobe premiere itu adalah salah satu aplikasi editing video yang cukup baik. Tapi bagi saya aplikasi tersebut cukup rumit.

Saya cari tutorial adobe premiere di youtube dan saya coba mempelajarinya, namun tetap saya merasa sulit. Saya mau minta temen saya ajarin, tapi kapan  waktunya. Tiap hari saya sibuk. Namun, saya bersyukur Tuhan memberikan hikmat kepada saya, sehingga entah bagaimana caranya saya akhirnya dapat menyelesaikan video testimoni itu. Hehehe... buat saya pengalaman pertama membuat video di adobe premiere ini seperti sebuah keajaiban. Karena saya benar-benar belum pernah pakai aplikasi ini, waktunya mepet namun saya dapat menyelesaikannya.

Di hari H, saya juga dapat menyelesaikan tugas saya dengan baik. Itu semua bukan karena saya hebat, pintar dan mampu. Tapi itu semua hanya karena Tuhan yang memampukan saya menyelesaikan  semuanya. Tuhan yang memampukan saya membuat 3 video dan selesai tepat waktu. Tuhan yang membuat saya dapat mengerjakan tugas saya dengan baik. Thanks God  Praise the Lord 

Sekarang hari-hari sibuk, riweuh dan stres itu sudah lewat. Memang belum semuanya beres, masih ada beberapa yang harus saya kerjakan selama liburan ini, namun setidaknya yang paling menyita pikiran, hati dan tenaga sudah selesai.
*lewat pengalaman ini saya melihat kalau Tuhan peduli bukan hanya pada masalah-masalah besar saja yang kita hadapi. Tapi Dia juga peduli pada masalah-masalah kecil yang terjadi di dalam hidup kita. So, apapun yang terjadi dalam hidup kita jangan lupa untuk menyertakan Tuhan di dalamnya. Percayalah, Dia akan membantumu.*