06 January 2017

Doa yang membuat perubahan (Sariwati Goenawan)

Pada awalnya saya pikir membaca buku ini akan sangat membutuhkan perjuangan yang berat, apalagi dengan tema tentang doa yang diusung oleh penulis. Namun, ternyata bahasa yang digunakan oleh penulis ringan dan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga membuat saya penasaran apa yang akan ditulis oleh penulis di halaman selanjutnya. Terlebih lagi menginspirasi saya.

Judul : Doa yang membuat perubahan
Penulis : Sariwati Goenawan
Penerbit : Visi Press
Jumlah halaman : 144 hlm

Apakah doa itu ? Doa adalah sarana yang Tuhan berikan kepada kita untuk berbicara kepadaNya. Doa diibaratkan seperti kita sedang ngobrol dengan seseorang. Kalau kita sedang ngobrol dengan seseorang, pasti akan ada timbal balik. Ketika kita berbicara, dia akan merespon, demikian pula sebaliknya. Begitu juga percakapan kita dengan Tuhan. Jangan jadikan doa sebuah monolog, namun jadikanlah doa sebagai sebuah percakapan.

Namun, bukankah ketika kita ngobrol dengan seseorang, kita melihat langsung orang tersebut dan kita mendapat respon langsung dari orang tersebut. Lalu bagaimana dengan doa ? Kita tidak dapat melihat Allah dan kita tidak mendapat respon langsung dari Allah.

Apakah itu berarti doa kita didengar oleh Tuhan ? Lalu bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sedang bercakap-cakap denganNya ?
Siapa diantara kita yang dapat melihat angin ? Saya yakin tidak ada seorangpun yang bisa melihatnya. Namun, kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa angin itu ada bukan ? Begitu juga dengan Tuhan, sekalipun kita tidak dapat melihatnya, kita dapat merasakanNya. Oleh karena itu diperlukan iman ketika kita berdoa.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)

Faith is trusting Him without questioning about the result, how and when -Sariwati Goenawan-

Mungkin kita tidak melihatNya ketika berdoa, namun dengan iman kita dapat merasakah hadiratNya. Dengan iman kita percaya Dia ada, dengan iman kita percaya Dia mendengar dan menjawab doa kita.
Tuhan adalah Allah yang hidup. Sama seperti Dia dapat menjawab doa setiap tokoh-tokoh dalam Alkitab, Dia juga dapat menjawab doa setiap kita. 

Tuhan bisa saja memberikan semua yang kita mau, ya karena Dia adalah Allah. Namun lagi-lagi mengapa dibiarkannya kita menunggu atau bahkan kita tidak mendapat apa yang kita inginkan ? Bukan karena Dia ga sayang sama kita melainkan karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Mungkin saja apa yang kita minta itu justru akan membahayakan kita. Atau mungkin saja doa kita itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Lalu bagaimana caranya kita tahu apakah permintaan kita sesuai kehendak Tuhan atau tidak ? Ibu Sariwati mengatakan di dalam penantian akan sebuah jawaban doa, di situ terletak proses pengujian itu. Kalau memang doa kita sesuai dengan kehendak Tuhan, maka dalam waktu penantian itu 'beban' itu akan semakin terasa dan membuat kita ingin terus mendoakannya sekalipun hal itu kelihatan mustahil. Tapi sebaliknya, jika apa yang kita doakan pada hari ini seperti 'beban' yang menekan berat, namun seiring waktu sepertinya menguap begitu saja. Maka bisa jadi itu hanya keinginan kita saja bukan benar-benar apa yang kita butuhkan. Namun, jika 'beban' itu semakin terasa dan kita terus mendoakannya namun jawaban dari Tuhan tak kunjung datang, sehingga membuat kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil dan membuat kita marah bahkan sampai berpikir bahwa Tuhan tidak ada, jangan-jangan itu bukan sesuatu yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Hal menarik yang saya dapatkan adalah ketika penulis menulis tentang doa Yabes (I Taw 4:9-10). Arti nama Yabes adalah pain, karena ibunya melahirkan dengan penuh kesakitan. Mungkin karena kesakitan yang diderita ibunya akibat melahirkan Yabes, membuat ia mendapat perlakuan yang berbeda dibanding saudara-saudaranya. Mungkin ia juga dihina, diejek bahkan dicemooh oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, mengapa alkitab berkata bahwa ia lebih dimuliakan dari saudara-saudaranya ? Karena, sekalipun ia memiliki arti nama yang buruk, perlakuan yang buruk dari ibu bahkan orang-orang yang di sekitarnya. Itu tidak membuat dia putus asa, karena dia dengar TuhanNya (Tuhan orang Israel) adalah Allah yang hebat, sudah melakukan banyak keajaiban bagi bangsanya dan itu yang membuat ia berani berdoa kepada Tuhan.

Di akhir buku ini penulis mengajarkan bagaimana cara berdoa berdasarkan apa yang Tuhan Yesus ajarkan :
1. Dahulukan yang utama
Pelayanan Tuhan Yesus sangat banyak, namun Ia selalu mendahulukan hubunganNya dengan BapaNya (Markus 1:35). KesibukanNya tidak menjadi alasan bagi Dia untuk tidak berkomunikasi dengan BapaNya.

2. Privasi (Matius 6:6)
Di dalan kesendirian itu, disaat hanya ada aku dan Tuhan, disitu kita bisa mengungkapkan semua yang ada di hati kita tanpa takut dikritik atau dihina orang lain. Tuhan tidak akab menghina atau merendahkan kita ketika kita datang kepadaNya dengan hati yang hancur melainkan Ia akan memeluk kita dengan kasihNya.

3. Mengucap syukur (Matius 15:36)
Di dalam setiap pelayananNya, Tuhan Yesus tidak pernah lupa mengucap syukur kepada Bapa. Ia sangat menghargai BapaNya dan Ia mau kita mengikuti teladanNya.

4. Berdoa di dalam namaNya (Yohanes 16:24)
Nama Yesus adalah segalanya. Nama Yesus adalah nama yang berkuasa.

5. Pengampunan (Markus 11:25)
Pengampunan adalah hal yang mutlak harus kita lakukan apabila kita ingin mendapat jawaban doa. Pengampunan berkorelasi dengan pertobatan kita.
Bukankah Alkitab berkata :
Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka bapaMu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Apakah artinya ? Kalau kita tidak mau mengampuni makan Tuhan juga tidak akan mengampuni kita. Dan itu artinya kesalahan atau dosa kita belum diampuni. Dan bukankah dosa yang membuat hubungan kita dengan Tuhan terhalang.

6. Menantikan musim tuaian (Markus 4:26-29)
Sama seperti seorang petani yang menanam benih haeus menunggu sampai benih itu tumbuh dan siap untuk dipanen. Begitu juga dengan setiap kita. Kita juga harus menunggu sabar menantikan jawaban doa.

You are my sunshine (Clara Canceriana)

Judul : You are my sunshine
Penulis : Clara canceriana
Penerbit : Gagas media
Jumlah Halaman : 382 hlm


Memang yang namanya perasaan tidak bisa dibohongi. Entah mengapa aku lebih memilih dia yang bukan siapa-siapa dibandingkan dengan pria lain yang jauh lebih segalanya dari dia.
Aku bernama Kristal. Saat ini aku bekerja di sebuah universitas menjadi dosen Bahasa Jepang. Awalnya aku tidak sengaja bertemu dengan Ryouta yang baru kecopetan di sebuah mall. Dia bari datang dari Jepang untuk memghadiri pernikahan sahabat sma-nya dulu yang ternyata adalah sahabatku sekarang. Dan selain itu, ternyata Kinan (sahabatku) berniat menjodohkan kami.
Pada mulanya aku sangat sebal dengan pria ini. Pria yang tidak punya mimpi dan rasanya tidak punya masa depan. Hmm.. malahan aku tertarik dengan Bruno, pria kaya dan tampan yang sesuai dengan tipeku.
Namun, entah kapan mulainya rasa ini muncul. Aku mulai memperhatikan dia. Aku mulai peduli kepadanya. Namun, ketika akhirnya aku menyadari perasaanku, dia kembali ke negerinya.
Akankah aku bertemu lagi dengannya ? Dan apakah dia juga memiliki perasaan yang sama dengan apa yang aku rasakan ini ?

***

Secara keseluruhan ceritanya oke. Bahasa yang dipakai oleh penulis juga baik. Ceritanya masuk akal, namun mudah sekali ditebak alur ceritanya.

Boy meets girl (Joshua Harris)

Buku ini mengawali reading list saya di tahun 2017 ini. Bukan karena uda punya pacar sehingga harus baca buku ini. Bukan juga karena kebelet pengen punya pacar. Tapi kan ga ada salahnya mumpung masih single, saya memperlengkapi diri. ;)

Menurut saya buku ini sangat bagus. Nilai-nilai dunia saat ini yang mengajarkan bahwa perempuan harus aktif mengejar pria tidak saya dapatkan di dalam buku ini. Buku ini mengajarkan agar kita belajar untuk mempercayai Tuhan dalam masa penantian. Ternyata buku ini tidak hanya cocok untuk pasangan yang sedang menjalin hubungan, namun juga cocok buat kita-kita yang masih single.

Beberapa hal yang saya pelajari lewat buku ini :
1. Seringkali untuk kita yang masih single bertanya-tanya kapan waktuNya dan siapa orang yang tepat itu. Kita tidak tau, tapi Tuhan tau. Pertanyaannya adalah apa kita mau mempercayai Dia. Ada satu kalimat dari Joshua Harris yang membuat saya berpikir dan hati saya menjadi tenang.

Rupanya... Rupanya... Kita perlu mempercayakan pertanyaan, "Bagaimana ?" dan "Siapa ?" dan "Kapan ?" di tanganNya yang mahapeduli.

Hal ini membuat saya diingatkan kembali, kalau DiriNya aja uda Dia kasih buat saya, apalagi sih yang ga akan Dia kasih. Karena Dia peduli dan sayang banget sama saya (dan kamu), Dia mau mati di atas Kayu salib buat kita. Kalau itu aja uda Dia kasih, apalagi yang ga akan Dia kasih ? Toh, buat Dia, mempertemukan kita dengan pasangan kita adalah hal kecil. Dia bisa aja mempertemukan kamu dengan pasanganmu saat ini juga, namun kalau Dia belum mempertemukan, itu berarti Dia punya rencana yang jauh lebih indah dari yang dapat kita pikirkan.

2. Seringkali sebagai perempuan, tingkat geer kita tuh tinggi banget. Waktu ada yang deketin terus bersikap baik dan sweet sama kita, kita langsung mikir "Wah, dia lagi pedekate nih sama saya." Padahal apakah selalu seperti ini ? Belum tentu lho.

Ada seorang teman di gereja saya merasa kecewa kepada seorang teman laki-lakinya karena dia menyangka pria ini menyukai dirinya. Kenapa dia bisa mengambil kesimpulan seperti itu ? Karena pria ini bersikap sangat baik kepada teman saya ini. Dia jatuh dari motor dan minta si pria ini untuk menolongnya, Pria ini langsung datang di tengah kesibukannya. Dia ajak pria ini ke undangan, pria ini setuju dan menemani teman saya ke undangan. Namun, ternyata pria ini tidak memiliki perasaan apa-apa dan ini membuat teman saya kecewa.

Saya tidak menyalahkan teman saya sepenuhnya, karena pria ini juga seharusnya tidak menunjukkan dia begitu perhatian yang berlebihan kepada teman saya kalau dia tidak tertarik lebih (emang sih susah yah punya pertemanan yang murni antara laki-laki dan perempuan).

Namun, yang ingin saya tekankan disini (untuk setiap perempuan) adalah jangan berasumsi macam-macam dan jangan geer berlebihan sebelum si pria menyatakan ketertarikan kepada kita.
Seperti kata Joshua Harris : Oleh karena itu, "Kalau kamu hanya berteman biasa dengan seorang pria dan ia memperlakukan kamu dengan sangat baik, jangan langsung menganggap ia mempunyai maksud kepadamu. Sebelum seorang pria menyatakan ketertarikannya, hendaknya si cewek memandang dia hanya sebagai teman biasa saja." ~JH~

3. Waktu kita menjalin pertemanan khusus dengan seseorang, kita harus memiliki komunitas orang percaya yang menjaga dan mendampingi kita.

Apakah mungkin untuk tetap memiliki hubungan yang kudus saat kita berpacaran ? Mungkin waktu kita belum punya pacar, kita berkata itu adalah hal yang mudah. Namun, ketika sudah memiliki pasangan, mungkin saja pergumulan itu muncul (tidak semua orang diuji dan memiliki godaan itu, tiap orang berbeda). Itulah gunanya komunitas, untuk menjaga dan mengingatkan kita.

Selain itu, ketika jatuh cinta, mata kita menjadi buta dan telinga kita menjadi tuli. Dengan kita memiliki komunitas, Komunitas dapat membuat kita tetap melihat realita, Apakah hubungan yang sedang kita bangun itu dapat dilanjutkan atau tidak.

Mungkin apa yang saya pelajari akan berbeda dengan yang orang lain pelajari. Oleh karena itu saya encourage teman-teman untuk membaca buku ini sekalipun mungkin saat ini kalian belum memiliki pasangan 😁