23 December 2015

Selalu Ada Harapan

"Jingle bells, Jingle bells, Jingle all the way ¯
          Clara menyusuri Orchard Road sendirian. Dia berencana untuk mengikuti Kebaktian Malam Natal di gerejanya. Dia memilih untuk jalan kaki karena dia ingin meraskan suasana malam Natal. Pada malam Natal, Orchard Road tampak ramai dihiasi lampu-lampu & pohon Natal. Selain itu ada banyak orang disini. Ada sebuah keluarga yang sedang makan malam di sebuah restoran. Ada juga sepasang kekasih yang berjalan sambil bergandengan tangan sambil tersenyum bahagia. Semuanya tampak sangat indah malam ini.
          Clara tersenyum getir melihat keadaan di sekelilingnya. Diingatnya malam Natal tahun lalu, dia pernah berkata kalau malam Natal tahun berikutnya dia tidak akan sendiri lagi, dia akan menyusuri Orchard Road bersama pacarnya untuk mengikuti kebaktian. Namun, apa dikata lagi-lagi pada malam ini dia masih sendiri. Dia sering bertanya-tanya apa yang salah dengan dirinya, sehingga di umurnya yang ke-25 ini dia masih sendiri. Andaikan saja waktu itu dia menerima cinta dari pria itu, tentu saat ini dia tidak akan sendiri lagi...
***

Beberapa minggu yang lalu...
“Clara, aku senang dengan pertemanan kita selama ini. Aku merasa cocok dan nyaman waktu bersama kamu. Mau ga kamu jadi pacarku ?” Tanya Dika.
          Clara kaget mendengar perkataan Dika. Dia tidak tau harus menjawab apa. Sejujurnya Clara tertarik dengan Dika. Dika orang yang baik dan sopan. Namun, ada satu hal yang membuatnya bergumul. Dika tidak percaya Tuhan Yesus. Clara sering mengajak Dika untuk pergi ke gereja, namun Dika selalu menolak. Dika bilang dia sudah yakin dengan apa yang dipercayainya. Ia bilang tidak masalah kalau dia memiliki pacar yang berbeda agama. Dia tidak akan memaksa pacarnya untuk mengikuti agama yang dia anut, begitu juga dia tidak akan pindah mengikuti agama pacarnya.
“Maaf Dika, aku ga bisa menerima perasaan kamu. Sepertinya kita lebih cocok jadi teman saja.” Ucap Clara dengan sedih.
“Kenapa ? Apa alasan kamu menolak saya ? Apa yang kurang dari diri saya ?”
“Kamu ga kurang apa-apa. Kamu orang yang baik. Tapi aku tidak bisa bersama kamu”
“Apa karena kita berbeda keyakinan ? Ga masalah buat aku kalau kamu mau ke gereja. Aku ga akan maksa kamu untuk ikut apa yang saya percayai.”
“Aku ngerti dan percaya kamu ga akan maksa untuk mengikuti keyakinan kamu. Tapi sejak dulu aku selalu bermimpi akan berpacaran dan menikah dengan seseorang yang percaya dan mengasihi Tuhan Yesus.”
“Baik kalau itu keputusanmu. Sesungguhnya saya ga ngerti dengan pikiran kamu tapi aku hargai keputusan kamu.” Ucap Dika.
***

“Clar, gimana uda resmi sama Dika ?” Tanya Marsha.
“Emang gw sama dia ada hubungan apa gitu ?”
“Ya elah ini anak pura-pura bodoh. Uda jadian belum ? Gw denger dari Bryan kalau Dika mau nembak loe hari ini.”
“Gw nolak dia, Mar.” Ucap Clara dengan sedih.
“Apa yang kurang dari dia, Clar ? Dia orang yang baik.”
“Tapi dia ga percaya sama Tuhan Yesus, Mar.”
“Kalau menurut gw, ga masalah kalian jadian dulu. Siapa tau nanti dia mau ikut loe ke gereja dan kenal sama Tuhan.” Ucap Marsha meyakinkan Clara, sahabatnya, “Susah lho Clar nemuin cowo yang kaya Dika.”
“Kita pernah ngobrol tentang hal ini, Mar. Dia bilang ke gw kalau kita jadian, dia ga akan pindah agama dan dia juga ga maksa gw untuk ikut agamanya dia.”
“Ya bagus dong Clar. Lagipula kita kan ga ada yang tau apa yang akan terjadi di depan. Siapa tau suatu hari nanti hatinya luluh dan dia mau kenal sama Tuhan Yesus.”
“Tapi nanti keluarga seperti apa yang akan kita bangun kalau dari awal nilai-nilainya uda beda ? Emang ga ada yang mustahil buat Tuhan untuk mengubah dia. Tapi dari dulu gw selalu bermimpi kalau gw akan pacaran dan menikah dengan seorang pria yang sungguh-sungguh cinta Tuhan. Gw bermimpi akan membangun sebuah keluarga yang cinta Tuhan dan menyenangkan hatiNya. Itulah makanya kenapa gw nunggu sampai hari ini dan ga asal jadian. Karena gw mau lewat kisah cinta gw, nama Tuhan dipermuliakan.”
“Inget Clar, umur loe uda 25. Uda bukan waktunya lagi buat pilih-pilih. Apalagi di depan mata uda ada calon yang bagus. Jangan karena dia ga percaya sama Tuhan, loe lewatin kesempatan ini. Nanti nyesel lho.”
“Mungkin gw akan menyesal melewatkan seseorang yang berkualitas seperti Dika. Tapi gw lebih menyesal lagi kalau gw membuat Tuhan Yesus sedih.”
***

“Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia ini untuk memberikan kepada kita harapan. Kita yang berdosa dan terpisah dari Allah memiliki harapan untuk bisa kembali memiliki hubungan dengan Allah. Dan pengharapan ini bukan bicara tentang keselamatan dan hidup kekal saja. Namun, berbicara tentang seluruh aspek dalam kehidupan kita. Tuhan peduli kepada kalian semua bahkan sampai pada hal yang terkecil sekalipun dalam hidup kalian. Apapun masalah kalian saat ini, tetaplah percaya dan berharap kepada Tuhan. Karena pengharapan di dalam Tuhan tidaklah sia-sia. Mari kita berdoa.” Ucap Pendeta yang membawakan Firman Tuhan.
       Clara pulang dari gereja dengan semangat yang baru. Firman Tuhan malam ini sungguh menguatkan dia. Dia percaya bahwa di dalam Tuhan ada harapan. Dia percaya penantiannya di dalam Tuhan tidak akan sia-sia. Kalau hidupNya saja sudah Dia berikan bagi Clara. Apalagi yang tidak akan Tuhan berikan buat dia. Buat Tuhan, masalah pasangan hidup itu masalah yang sepele. Tuhan bisa berikan kepada Clara saat ini juga. Tapi kalau sampai Tuhan belum berikan, pasti ada rencana yang jauh lebih baik dan lebih indah dari apa yang dapat dia pikirkan. Sekalipun saat ini dia belum bisa melihat apa yang jadi mimpinya jadi kenyataan, tapi dia percaya di dalam Tuhan selalu ada harapan.
***

17 November 2015

Nehemia

“Bagaimana keadaan orang Yahudi yang terluput dari penawanan ? Bagaimanakah keadaan Yerusalem saat ini ?” Tanya Nehemia.
“Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.” Ucap Hanani, saudara Nehemia beserta beberapa orang yang bersamanya.
Setelah mendengar hal itu Nehemia menangis dan berkabung selama beberapa hari. Dia berdoa dan berpuasa kepada Allah semesta langit. Ia begitu sedih mendengar keadaan bangsanya dan negaranya yang begitu menyedihkan.

Siapa yang pernah tinggal di luar negeri, baik itu untuk sekolah maupun untuk bekerja. Sekalipun disana kita hidup nyaman, tapi pasti ada rasa rindu dengan tanah kelahiran kita. Apalagi kalau kita mendengar bencana demi bencana melanda tanah kelahiran kita itu, tentu saja seharusnya hati kita menjadi sedih dan berduka. Hal ini jugalah yang dialami oleh Nehemia.
Nehemia adalah anak Hakalya. Ia adalah juru minuman Raja Persia, Raja Artahsasta I (465-424 SM). Ia tinggal di Persia jauh dari negeri kelahirannya. Ia tinggal jauh di negeri orang karena bangsanya telah ditaklukan oleh bangsa lain dan semua orang-orangnya diangkut ke negara penjajah itu untuk dijadikan tawanan. Mereka ditaklukkan banga lain karena mereka menyimpang dan melupakan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Pada saat itu Nehemia memegang jabatan yang penting di Persia sebagai orang kepercayaan dalam menyediakan minuman bagi raja. Pekerjaannya ialah mencicipi anggur raja sebelum menghidangkannya pada raja kalau-kalau ada racunnya.
Suatu hari ketika saudaranya yang bernama Hanani datang ke Persia. Nehemia bertanya kepada saudaranya itu bagaimana kabar Yerusalem, tanah kelahirannya. Nehemia sangat sedih ketika mendengar kondisi negerinya dalam keadaan buruk. Respon pertama yang Nehemia lakukan setelah mendengar berita itu adalah berdoa dan berpuasa kepada Tuhan selama 4 bulan. Ia berdoa agar Tuhan memaafkan bangsanya yang telah berdosa kepada Tuhan.
Pada suatu hari saat Nehemia sedang melayani raja, ia terlihat sangat sedih. Dan kesedihannya itu terlihat oleh raja. Keadaan Yerusalem yang menyedihkan merupakan akibat langsung dari titah Artahsasta untuk menghentikan pembangunan (Ezra 4 :7-23). Oleh sebab itu Nehemia mempertaruhkan nyawanya dengan memperlihatkan kesedihannya di depan raja. Namun, karena perhatiaannya begitu besar terhadap bangsanya, dia tidak memperhatikan kepentingannya sendiri.
Ternyata Tuhan mendengarkan dan mengabulkan permohonan doanya. Tuhan menggerakan hati raja Artahsasta dan mengijinkan Nehemia untuk ke Yerusalem dan membangun tembok Yerusalem. Tentulah tidak mudah untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain pada zaman itu. Apalagi dengan status Nehemia sebagai orang buangan di Persia. Sehingga ijin dan surat kuasa dari Raja Artahsasta sangat penting.
Nehemia segera pergi ke Yerusalem secara diam-diam untuk menyelidiki keadaan yang sesungguhnya dari Yerusalem. Ternyata sama seperti yang dikatakan oleh saudaranya, keadaan tembok Yerusalem sangatlah menyedihkan. Tembok-temboknya sudah hancur begitu juga dengan bait Allah yang dibangun oleh Salomo juga sudah dihancurkan. Segera dengan kuasa yang diberikan oleh Raja Artahsast, Nehemia membangun tembok Yerusalem. Sekalipun ada perlawan dari Sanbalat dan Tobia, Nehemia beserta Bangsa Yahudi berhasil membangun tembok Yerusalem dalam 52 hari. Bahkan Nehemia diangkat menjadi Gubernur di Yudea. Nehemia bersama dengan Ezra (Imam yang hidup sezaman dengan Nehemia) melakukan pembaharuan rohani dengan melakukan pembacaan Hukum Allah di hadapan umum, pertobatan dari dosa, dan membuat tekad bersama dengan kaum sisa Israel untuk mengingat dan memelihara perjanjian mereka dengan Allah.

Nehemia adalah contoh yang baik sebagai pemimpin di dalam Alkitab. Ia adalah orang yang bijaksana, berprinsip, berani, memiliki integritas yang tidak tercela, iman yang kokoh, belas kasihan bagi yang tertindas, dan sangat berbakat dalam kepemimpinan dan organisasi. Sepanjang masa kerjanya sebagai gubernur di Yudea, Nehemia tetap jujur, rendah hati, bebas dari keserakahan, mengorbankan diri dan tidak tercela dalam kedudukan atau kuasanya. Ia juga adalah orang yang tekun berdoa. Tidak kurang dari 11 kali dalam Alkitab dikisahkan bagaiman ia memanjatkan doa atau berdoa syafaat kepada Allah (Neh 1 :4-11; 2:4; 4:4,9; 5:19; 6:9,14; 13:14,22,29.31)

Apakah yang dapat kita pelajari dari Nehemia ?
Seperti yang kita ketahui, ada banyak hal yang kurang baik dialami oleh bangsa kita. Korupsi, moralitas yang semakin menurun, banyak pemimpin yang menyelewengkan kedudukannya dan banyak permasalahan lainnya yang dihadapi oleh bangsa kita. Lalu bagaimana respon kita sebagai warga negara ? Apakah kita justru menjelek-jelekan bangsa kita atau mungkin kita apatis menghadapinya ?
Bukan sebuah kebetulan apabila Tuhan menempatkan kita menjadi bagian dari Bangsa Indonesia. Keberhasilan sebuah bangsa ditentukan oleh orang-orang yang ada di dalamnya, termasuk setiap kita. Oleh karena itu cintailah bangsa ini. Bagaimana caranya ? Milikilah empati dan rasa cinta tanah air. Masukanlah bangsa ini sebagai bagian dari pokok doamu. Dan tentunya berperanlah sebagai rakyat yang baik, patuhi peraturan yang ada, bayarlah pajak kepada negara, pergunakan fasilitas yang diberikan oleh negara ini dengan baik dan bertanggung jawab.
Mungkin kamu merasa sendirian, kamu menjadi rakyat yang baik tapi tidak dengan yang lainnya. Kamu merasa tidak ada gunanya melakukan itu. Namun, sama seperti lilin sekalipun kecil dapat menerangi kegelapan. Jadilah lilin kecil itu dan terangilah kegelapan. Kalau semua anak-anak Tuhan menjadi rakyat yang baik bagi bangsanya, maka lama kelamaan bangsa ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang peduli dan membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Semuanya dimulai dari kamu.

Sumber :
Handbook to the Bible (Pauline Tiendas)
www.alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=nehemia

If Time Can Go Back

    Mata yang biasa memancarkan binar kehidupan itu kini terkatup rapat. Tidak ada lagi sinar nakal yang keluar dari matanya. Wajah yang selalu penuh dengan senyuman itu kini sudah tidak ada  lagi digantikan dengan bibir yang terkatup rapat. Tubuh yang dulu begitu aktif kini sudah tidak ada lagi digantikan dengan tubuh yang terdiam kaku di dalam peti mati.
   Gadis itu mencoba untuk membangunkan pria yang ada di dalam peti mati itu. Dia berteriak-teriak akan memaafkan pria itu. Gadis itu bilang dia menyesal dan dia berharap andai waktu dapat diulang. Namun, semua itu tidak ada gunanya. Tubuh itu tetap diam, kaku dan dingin...
***

3 hari yang lalu..
    Angin berhembus pelan diikuti benda-benda putih kecil berjatuhan dari langit. Namun, kedua remaja itu seolah-olah tidak peduli dengan dinginnya udara siang ini. Cheryl dan William sibuk membuat boneka dari butiran-butiran salju yang turun dari langit. Cheryl sibuk mendekorasi boneka saljunya sedangkan William mengumpulkan salju dan membawakannya kepada Cheryl. Tiba-tiba William melihat Cheryl yang sedang asyik dengan tugasnya dan terpikirkan niat usil. Ia lalu membuat bola dari butiran salju dan dengan sengaja ia melemparkannya ke arah gadis mungil yang sedang sibuk mengamati boneka salju buatan mereka. Cherly mencoba menghindari bola salju yang dilemparkan William ke arahnya, namun malah membuat ia menabrak boneka salju yang terletak dekat dengan tempatnya berdiri.
“William jail. Liat tuh kan boneka saljunya jadi hancur. Padahal kan uda hampir selesai.” Ucap Cheryl dengan marah.
“Maaf. Kita main lempar bola salju aja yuk.” Ucap William dengan perasaan bersalah.
“Ga mau. Aku mau pulang aja. Uda cape-cape buat boneka salju eh malah dihancurin.” Ucap Cheryl.
“Ya, jangan marah dong Cher.” Lanjut William dengan wajah minta dikasihani, “Aku kan Cuma becanda.”
“Ga lucu tau. Kamu selalu aja bikin aku kesel. Udah mulai saat ini aku ga mau main sama William lagi.” Ucap Cheryl dengan marah sambil meninggalkan William yang kaget dengan sikapnya Cheryl.
***

"William bangun. Kita harus segera pergi.” Ucap Mama William membangunkan putra tunggalnya yang sedang tidur nyenyak.
“Hoaemmm... Kita mau pergi kemana ma ?” Ucap William yang masih mengantuk.
“Kita mau pulang ke rumah opa dan oma.”
“Rumah opa dan oma kan jauh di Indonesia. Kita mau kesana ?”
“Ya, mama sudah belikan tiket pesawat untuk kita berdua. Kita tidak punya waktu lagi, kita harus pergi sekarang.” Lanjut mama dengan wajah sedih, “Ayo kita pergi sebelum papamu pulang. Mama sudah siapkan barang-barangmu.”
      William melihat wajah mamanya yang lebam seperti kena tamparan. Memang papa dan mamanya tidak pernah akur. Setiap pagi papanya akan pulang dengan keadaan mabuk, ia pulang mencari mama dan meminta uang kepada mama. Namun, apabila mama tidak memberikannya maka mama akan dipukuli oleh papanya. William mencoba melindungi mamanya, namun mamanya berusaha melindungi dirinya sehingga mamanya dipukul semakin keras oleh papanya.
“Ma, tapi ini kan masih malam.”
“Ya nak. Ini adalah kesempatan kita yang terakhir untuk pergi dari neraka ini.” Ucap mama sambil menangis, “Kita tidak punya waktu lagi. kalau kita tidak buru-buru papamu akan menemukan kita.”
“Tapi ma, aku ingin mengucapkan selamat tinggal dengan Cheryl.” Lanjut William, “Aku harus pergi ke rumahnya.”
“Ya nak, kita akan kesana sebelum kita pergi."

***

Tok..Tok..Tok Klik.. Suara pintu dibuka.
“Tante, bolehkah saya bertemu dengan Cheryl ?” Ucap William
“Boleh. Silahkan masuk Wil.”
        William masuk dan segera menuju kamar Cheryl.
Tok.. Tok.. Tok..
“Siapa ?” Terdengar suara seorang gadis dari dalam kamar.
“Ini aku, William.”
“Pulang Wil. Aku ga mau ngomong sama kamu. Aku benci sama kamu.”
“Cher, maafin aku. Aku emang banyak salah sama kamu.”
“Aku ga peduli. Aku ga mau temenan lagi sama kamu.”
“Cher, maafin aku yah. Mungkin ini adalah terakhir kalinya kita bertemu. Aku pergi.” Ucap William dengan sedih sambil memasukkan selembar kertas ke dalam lubang pintu kamar Cheryl.
***

         Cheryl diam di dalam kamarnya dengan bimbang. Didengarnya suara William di depan kamarnya. Namun, dia sangat kesal dengan sikap William kepadanya. Cheryl berpikir mungkin saat ini William sedang mengerjainya juga seperti yang biasa dia lakukan kepada Cheryl. Cheryl berpikir sekali-kali dia harus memberi pelajaran kepada temannya ini agar tidak seenaknya mengerjai orang.
     Cheryl melihat ada sebuah kertas yang masuk melalui lubang pintu kamarnya. Segeranya diambil kertas itu dan dibukanya...

Dear Cheryl,
Cher, aku minta maaf.
Aku selalu melakukan hal yang salah dan membuatmu marah.
Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan padamu. Namun, aku selalu tidak sanggup untuk mengatakannya.
Ada banyak hal yang manis yang ingin aku tunjukkan padamu. Namun, aku selalu takut untuk melakukannya malahan aku melakukan hal-hal yang buruk dan membuatmu marah.
Aku memang pengecut karena tidak mampu mengungkapkan perasaan yang ada di hatiku.

Kamu ingat waktu aku bilang kamu jelek saat festival beberapa bulan yang lalu. Sesungguhnya saat itu aku malu mengakui bahwa kamu tampil sangat cantik pada malam itu.
Kamu pasti tau kalau aku selalu menggoda dan meledekmu, namun itu karena aku malu menunjukan bahwa sesungguhnya aku peduli padamu.
Kamu tau aku ingin membuat kamu tertawa saat berada bersamaku. Namun, karena ketakutanku, membuat aku melakukan hal yang sebaliknya.

Ini adalah surat terakhirku. Karena malam ini aku akan terbang bersama mamaku ke rumah kakek nenekku yang ada di Indonesia. Dan mungkin ini adalah kesempatan terakhir untuk aku mengatakan bahwa aku ....

Menyukaimu...

Maaf karena selama ini aku tidak mampu untuk mengungkapkannya.
Aku hanya ingin minta maaf.
Aku berharap kamu mau memaafkan aku dan aku berharap suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi.

Your Friend,
William
***

“Ma, Cheryl harus pergi ke bandara sekarang.” Ucap Cheryl panik.
“Ada apa Cher ? Tenang dulu.”
“William, ma. William mau pergi ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi kesini. Cheryl harus menemui dia. Cheryl harus bilang sesuatu kepadanya.” Ucap Cheryl dengan wajah hampir menangis.
“Baik, ayo kita pergi.”
     Mama segera masuk ke mobil dan melajukan kendaraan. Mama bilang William belum pergi terlalu lama. Mungkin mereka masih bisa menyusulnya. Jalan malam ini tampak lenggang. Hanya ada beberapa pengendara yang melajukan kendaraan mereka. Tiba-tiba Cheryl melihat ada mobil polisi dan ambulance di depan sana. Sepertinya telah terjadi sebuah kecelakaan. Cheryl melihat ada dua tubuh yang diangkut ke dalam mobil ambulans dengan ditutupi selimut putih. Cheryl melihat mobil yang sudah rusak terhantam bahu jalan itu dan sepertinya dia mengenali plat nomor mobil itu...
“Ma, berhenti. Itu mobil Mamanya William.”
     Cheryl segera berlari menuju tubuh seorang pria yang dibawa menuju ambulan. Namun, polisi yang ada disana melarang Cheryl.
“Maaf, dik. Anda tidak diijinkan untuk memasuki lokasi kecelakaan.” Ucap polisi dengan wajah tegas.
“Apa yang terjadi pak ?” Tanya Mama Cheryl.
“Mobil ini melintas dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menabrak bahu jalan.”
“Bagaimana keadaan penumpangnya ?”
“Mereka berdua sudah meninggal ketika kami datang.”
“TIDAKKKK....” Tangis Cheryl sambil terduduk di trotoar.
***

Kita tidak akan pernah tau kapan waktunya kita berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi. Oleh karena itu selama masih ada waktu...
Kasihilah mereka sebelum kita tidak memiliki kesempatan untuk mengasihi mereka.
Maafkan kesalahan mereka sebelum mereka tidak sempat lagi mendengar kata maaf dari kita.
Berikan perlakuan dan perkataan terbaik yang bisa kita lakukan dan katakan kepada mereka.
Karena kita tidak akan pernah tau kapan waktunya...



27 October 2015

Ku S'karang MilikMu

Satu lagi lagu yang menginspirasi saya. ^^

Ku S'karang MilikMu
Penyanyi : Pure


T'lah kupastikan tuk kutinggalkan
S'mua hidupku yang t'lah berlalu
Berlari-lari menuju hidup yang baru

Yang ku mau hanyalah diriMu
Slalu mengisi hari-hariku
Yang kurindu kembali kepadaMu
Kala ku t'lah menjauh dariMu
Sesungguhnya Kau sangat berarti
Ku tak mau lagi jauh dariMu

T'lah kupastikan tuk kutinggalkan
S'mua hidupku yang t'lah berlalu
Berlari-lari menuju hidup yang baru
Berikanku kesempatan tuk memulai kembali
Ooo...

T'lah kupastikan tuk kutinggalkan
S'mua hidupku yang t'lah berlalu
Berlari-lari menuju...
T'lah kuputuskan tuk kuserahkan s'mua hidupku hanya untukMu
Berlari-lari menuju hidup yang baru

Smua hidupku yang tlah berlalu
Bawalah ku bersamaMu
Bawa diriku
Bawalah ku bersamaMu
Ku s'karang milikMu

22 October 2015

Ku Dipilih

Lagu ini menghibur saya saat saya lagi galau. Waktu saya diperhadapkan di antara 2 pilihan. Apakah tetap setia menunggu Tuhan atau memilih ikut apa kata dunia. Lagu ini menguatkan saya untuk tetap menunggu Tuhan, karena Dia yang terbaik yang saya miliki dan tidak ada yang bisa menggantikan diriNya.


Ku Dipilih
Penyanyi : Pure


Kau telah memilih diriku
Sebelum dunia ada dijadikan
Hanya karna kasih karuniaMu
Ku dijadikan anak kesayanganMu
T'lah habis kata tuk bisa ungkapkan besarnya kasih setiaMu
Hanya dengan nyanyian lagu rinduku

Ku bersyukur Kaulah yang terbaik
Yang kupunya dalam hidupku
Tak ada yang bisa menggantikan 
Kasih setiaMu di s'panjang hidupku s'lamanya
T'rima kasih Tuhan
Ku dipilih

I Still Believe in Miracle

I Still Believe In Miracle
Penyanyi : Sidney Mohede
Album : Better Day

I've been watching you closely from the heaven
See the dark cloud hanging above your head
As the enemies and vultures closed behind you
You feel you've lost with nowhere left to go 

But I promise you that I will never leave you
Though My timing's hard for you to comprehend
Do you trust Me and know that I am there?
To see you through right until the end

Do you believe in miracles?
That I'll part the sea and save your day 
Do you believe in miracles?
That I will be with you all the way

For so many days and nights I've prayed to heaven
While the enemies were waiting and for my fall
When all around me felt like sinking sand
No place to stand with only Your name I can call

Now I know my faith in You is being shaken
And I'm not afraid to say that I am scared 
But I do know You're true to all Your words
You are my God and I know that You'll be there

I still believe in miracle
That You'll part the sea and save my day
I still believe in miracle
That You will be with me all the way

And I know that You are able to save me from the fire
But even if You don't, 
My love for You remain




Lagu ini sangat memberkati saya. Di bait pertama seolah-olah Tuhan sedang berbicara kepada kita. Lalu di balas oleh kita di bait yang keempat.

Kadang waktu kita ada masalah, pergumulan, kita bertanya-tanya apakah ada keajaiban ? Apakah Tuhan tetap ada bersama kita ? Sesungguhnya Dia ada dan tak pernah meninggalkan kita. Dia dapat membuat keajaiban itu terjadi di dalam hidup kita dan dia dapat membantu menyelesaikan masalah kita.

Bahkan lagu ini menguatkan saya, ketika Tuhan tidak melepaskan saya dari pergumulan saya, kasih saya kepadaNya akan tetap. Saya mau tetap ikut Dia apapun keadaan saya.

18 October 2015

Thanks God

Terima kasih Tuhan untuk kata-kata penyemangat yg diberikan oleh salah seorang sahabat saya di malam ini. Yes, Lord. I want to trust You no matter what happen.

17 August 2015

Selamat hari ulang tahun negeriku

Hari ini negeriku tercinta Indonesia berulang tahun yang ke-70.

Negeri yang indah dengan kekayaan alamnya. Pegunungan yang tinggi terbentang dari Sabang sampai ke Merauke. Laut-laut yang indah mengelilingi negeriku.

Negeri yang kaya dengan kekayaan alamnya. Tanah-tanah yang subur Tuhan berikan kepada Indonesia. Hasil-hasil laut yang tak terbilang banyaknya. Hasil-hasil tambang yang melimpah ruah.

Negeri yang kaya dengan keragaman budayanya. Beragam bahasa. Beragam suku bangsa dan beragam agama ada disini. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Tuhan, terima kasih Engkau telah menempatkan aku disini. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari bangsa ini. Aku bangga menjadi Warga Negara Indonesia.

Bantu aku Tuhan agar dapat membalas budi kepada Indonesia. Negeri dimana aku lahir, dimana aku dibesarkan, dimana aku makan dan minum dari alamnya.

Inspirational word

06 August 2015

We'll never know

Kita ga akan pernah tau kapan waktunya kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi. Dipisahkan oleh kematian.

Kematian adalah hal yang paling menyedihkan menurut saya. Saat kita harus berpisah dengan orang yang kita sayang. Dimana kita ga akan pernah lagi liat senyumnya, ga bisa lagi ngobrol sama dia, ga bisa lagi denger omelannya.

Maka selama Tuhan masih memberikan waktu kepada kita untuk bersama mereka, gunakanlah waktu yang ada dengan baik. Sayangi mereka, hargai mereka. Karena kita ga akan pernah tau kapan waktunya kita akan dipisahkan dengan mereka.

14 July 2015

God is still working

Sejak lahir baru (25-08-05) saya berkomitmen untuk ga main-main soal pacaran. Emang sih sebelum lahir baru saya belom pernah pacaran, karena saya mau fokus di study dulu (sekalipun kalau suka mah uda dari zaman masih pake seragam putih merah). Tapi waktu uda lahir baru saya jadi tau kalau pacaran tuh bukan sesuatu yang main-main. Bukan cuma sekedar untuk senang-senang atau ada yang bisa ditelponin dan di smsin (zaman itu baru bisa telpon sama sms doang, uda ada internet tapi belom ada bbm dan kawan-kawannya). Pacaran tuh tujuannya untuk married. Nah, sejak saat itu saya berkomitmen untuk bener-bener jaga hidup saya , untuk ga asal jadian. Dan dalam hati saya saat itu  (17 tahun) saya bermimpi kalau saya akan pacaran sekali untuk selamanya dengan seseorang pria yang akan menjadi suami saya kelak. Terlebih lagi saya rindu Tuhan sendiri yang menuliskan kisah cinta untuk saya.

Kadang waktu ngejalanin komitmen ini, saya suka ngerasa aneh. Disaat teman-teman yang lain uda punya pacar, saya masih sendiri. Disaat mereka uda berganti punya pacar yang kedua dan ketiga saya masih tetap sendiri. Sedih banget sih sebenernya, tapi saya juga ga mau asal jadian. saya mau jaga hati dan hidup saya untuk seseorang yang Tuhan siapin buat saya dan saya ingin memberikan diri saya yang terbaik untuk dia.

Nah, saat umur 25 tahun mulailah kegalauan itu perlahan muncul. Apalagi ketika usia sudah memasuki 27 tahun, kegalauan itu semakin bertambah besar. Hehehe... saya berpikir bener gitu yah Tuhan lagi nulis cerita cinta yang terbaik buat saya . Atau jangan-jangan itu semua hanya ada dalam angan-angan saya saja. Trus juga saya  berpikir, masih ada gitu yah pria yang punya hati yang bener-bener cinta sama Tuhan. Yang pergi ke gereja bukan hanya sebagai rutinitas aja, tapi yang hatinya bener-bener tertuju sama Tuhan. Dan satu hal lagi saya mulai berpikir saya ini orang yang aneh, pengen cuma pacaran 1x, padahal temen-temen banyak yang bilang minimal pacaran itu 2x biar ada pengalaman. Tapi lalu saya berpikir, kalau kaya gitu berarti saya kasih hati yang uda tergores sana sini untuk suami saya kelak.

Tapi ternyata saya ga aneh (Hore 😊), saya menemukan diluar sana ada juga perempuan-perempuan yang punya prinsip seperti saya (contohnya kak cella itu). Dan ternyata seorang Godly man itu bener-bener ada, mereka bukan hanya ada di angan-angan saya aja. Melalui kesaksian hidup kak cella juga saya melihat bahwa Tuhan tuh Tuhan yang ga tutup mata. Dia liat perjuangan kak cella untuk jaga hidupnya. Dia liat bagaimana kak cella menunggu Tuhan yang bekerja dan menuliskan kisah cintanya. Sampai akhirnya Tuhan mempertemukan mereka.

Sekalipun saat ini saya belum melihat hal itu terjadi di dalam hidup saya. saya mau tetap sabar menantikan Tuhan. Kalau emang panggilan saya adalah menikah (rasanya sih iya, soalnya ga ada kepikiran untuk hidup single. Rasanya pengen bisa jadi penolong, partner dan sahabat spesial untuk seseorang. Rasanya pengen juga punya anak), Tuhan sendiri yang akan mempertemukan saya dengan Godly man itu. Tapi bukan berarti ketika menunggu, saya diam saja. saya juga harus mempersiapkan diri agar bisa menjadi penolong yang sepadan buat dia. Semangat 💪💪

Blessing other

Beberapa tahun yang lalu aku browsing blog gitu. Waktu itu aku rindu banget bisa menemukan blog yang dapat membuat aku semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Dan jreng jreng... aku menemukan blog anak Tuhan yang keren banget.

Pertama kali aku nemu blognya Kak Lia (mikeloveslia.blogspot.com). Lewat blog Kak Lia ini aku sangat diberkati banget (sayangnya blognya uda ditutup sekarang. Hiks hiks). Nah lewat blog Kak Lia inilah aku jadi tau ada majalah pearl (majalah online kristen khusus untuk perempuan) yang mengajarkan aku banyak hal dan memotivasi aku untuk terus bertumbuh dalam Tuhan. Lewat blognya Kak Lia ini juga aku menemukan blog Kak Marcella (marcellaflaorenzia.blogspot.com) dan sama seperti blog Kak Lia, blognya Kak Cella juga sangat memberkati aku khususnya tentang relationship. Hehehe ;p

Aku ga kenal mereka secara pribadi, ga pernah ketemu sama mereka. Tapi lewat tulisan mereka, aku tahu kalau mereka bener-bener cinta sama Tuhan Yesus. Keren banget liat perjalanan hidup mereka bersama Tuhan. Keren banget prinsip-prinsip hidup mereka. Mereka bukan orang yang sempurna (ya iyalah mana ada manusia yang sempurna), tapi hati mereka itu bener-bener cinta banget sama Tuhan dan itu yang bikin aku amaze. Lewat itu aku jadi tau, oh ternyata hal simple kaya blog juga bisa Tuhan pakai untuk memberkati orang lain (contohnya aku yang sangat diberkati ketika baca tulisan mereka).

Lewat mereka juga aku jadi termotivasi  untuk semakin rajin nulis di blog ini. Hehehe ;p
Semoga lewat tulisan aku yang biasa ini bisa memberkati banyak orang, bisa membawa mereka makin rindu untuk kenal Tuhan Yesus dan bertumbuh di dalamNya. Amin. 😇

True Faith



Sebagai anak Tuhan kita pasti rindu memiliki iman yang sejati. Namun, seringkali anak Tuhan yang ngakunya rajin ke gereja, rajin baca alkitab, dan mungkin juga rajin pelayanan bisa saja memiliki iman yang salah. Tentu dong sebagai anak Tuhan yang punya kerinduan untuk berjalan bersamaNya dan punya hidup yang menyenangkan hatiNya, kita rindu memiliki iman yang sejati di dalam hidup ini. Setuju ? Lalu bagaimana caranya agar kita memiliki iman yang sejati itu ?
Kalau bicara tentang iman yang sejati, saya sangat terinpirasi sekali dengan Bapa Abraham. Ya, beliau adalah Bapa orang beriman. Dan menurut saya beliau pantas mendapatkan gelar itu karena memang di dalam hidupnya, Abraham adalah orang yang sungguh-sungguh memiliki kepercayaan yang mutlak kepada Allah, sekalipun di dalam hidupnya beliau juga bukanlah orang yang sempurna. Namun, kita bisa belajar banyak bagaimana beriman kepada Tuhan seperti yang sudah diteladankan di dalam hidupnya. Bagaimana kita bisa tau bahwa Abraham sungguh-sungguh memiliki hati yang percaya kepada Tuhan ? Setidaknya saya menemukan 3 hal yang dapat membuat kita melihat bahwa Abraham sungguh-sungguh percaya kepada Allah.

1.       Ia percaya bahwa Allah berdaulat di dalam hidupnya (Kejadian 12)
Tiba-tiba suatu hari Tuhan memerintahkan kamu untuk pergi dari rumahmu, meninggalkan semua barang kepunyaan kamu, meninggalkan semua sanak kerabat kamu, meninggalkan kenyamanan kamu dan pergi ke suatu tempat yang Tuhan akan berikan buat kamu. Masalahnya Tuhan ga kasih tahu sama kamu nama tempatnya. Kamu hanya harus taat, pergi meninggalkan itu semua dan mengikuti pimpinan Tuhan kemanapun Ia menyuruh kamu untuk melangkah. Apakah kamu akan menurutinya ?
Saya yakin hampir semua dari kita akan langsung diam dan menimbang-nimbang apa yang harus dilakukan. Sebagian dari kita akan langsung menawar sama Tuhan, “Saya mau taat sama perintahMu. Tapi kasih tau dong tempatnya dimana dengan jelas. Supaya saya ga nge-blank dan saya tau saya mau pergi kemana.”

Namun, Abraham memiliki respon yang berbeda. Lalu apakah responnya ?
“Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya,...” Kejadian 12:4 (TB)

Setelah Tuhan memerintahkan Abraham pada ayat 1-3, tanpa banyak pertanyaan atau keragu-raguan Abraham segera pergi meninggalkan bangsanya. Pada mulanya Abraham tinggal di Ur-Kasdim. Ur-Kasdim terletak di sekitar daerah Mesopotamia dan peradaban di tempat itu sudah maju pada zaman itu. Coba bayangkan dengan keadaan tempat tinggal yang nyaman seperti itu, Abraham diperintahkan Tuhan untuk pergi meninggalkan semuanya. Bahkan dia harus pergi tanpa tahu dia harus pergi kemana. Namun karena iman, Abraham taat. Ia percaya kemanapun dia pergi dan apapun yang terjadi itu semua ada dalam kedaulatanNya Tuhan.
 Mungkin saat ini kamu kuliah atau bekerja di tempat atau bidang yang tidak kamu harapkan. Mungkin kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang kamu impikan, namun kamu gagal. Apakah pada saat itu kamu akan tetap bersyukur kepada Tuhan, tetap berusaha yang terbaik dan percaya bahwa Ia berdaulat dalam hidupmu ?

2.       Ia percaya bahwa Allah adalah Allah yang setia (Kejadian 15)
Umur Abraham dan Sara sudah tua. Lalu suatu hari Abraham berkata kepada Tuhan buat apa Tuhan memberikan kekayaan yang sangat banyak kepadanya. Toh, dia akan mati tanpa memiliki keturunan dan kekayaan itu akan jatuh kepada hambanya. Tapi Tuhan berfirman :

“Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu. Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Kejadian 15:4-5 (TB)

Kalau Abraham dan Sara masih dalam usia produktif, kita pasti akan percaya bahwa mereka pasti bisa punya anak. Tapi masalahnya pada saat Tuhan berfirman, Abraham sudah berumur lebih dari 75 tahun dan Sara lebih dari 60 tahun. Dan yang lebih parahnya lagi, Sara Mandul.
Coba bayangkan kalau suatu hari ada kakek nenek yang belum punya keturunan datang kepada kamu dan berkata kalau mereka akan segera punya bayi. Pasti kamu akan segera berpikir bahwa mereka sudah gila. Mana mungkin orang yang sudah sangat tua, kulitnya sudah keriput, jalannya sudah rada bongkok, dan sudah mati haid akan memiliki bayi yang akan lahir dari rahimnya.
Namun, respon Abraham berbeda :
“Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” Kejadian 15:6 (TB)

Abraham tetap percaya kepada Tuhan sekalipun itu adalah hal yang mustahil terjadi. Mengapa demikian ? Saya yakin karena dia mengenal AllahNya dengan baik dan dia tau bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang setia dan tidak pernah ingkar janji. Memang di dalam prosesnya, Allah tidak langsung memberikan apa yang Dia janjikan kepada Abraham. Abraham harus menunggu janji Tuhan selama lebih dari 10 tahun. Namun, seperti yang kita tahu, pada akhirnya Tuhan menepati janjiNya dan memberikan anak kepada Abraham dan Sara.
Bagaimana dengan kamu ? Apakah kamu sedang menantikan jawaban doa-mu ? Jawaban doa yang sudah kamu tunggu-tunggu sekian lama namun belum Tuhan jawab. Mungkin kamu merasa lelah, takut, kuatir, ingin menyerah, dan kamu mungkin berpikir Tuhan tidak mendengar doa-mu. Apakah pada saat itu kamu akan tetap mencari Tuhan, mencari apa yang menjadi kehendakNya dalam hidupmu ? Atau apakah kamu lebih memilih untuk pergi meninggalkanNya dan berjalan menurut kehendakmu ?

3.       Ia percaya bahwa Tuhan akan menyediakan (Kejadian 22)
Yes, akhirnya Tuhan menjawab doa Abraham. Di masa tuanya, waktu dimana seharusnya dia sudah menimang cucu, akhirnya dia dapat menimang anaknya sendiri. Anak yang lahir dari kandungan istrinya Sara yang telah sama-sama tua, mandul dan mati haid. Namun, tiba-tiba...

“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilan ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan kukatakan kepadamu.” Kejadian 22:2 (TB)

Coba deh kamu tanyakan kepada pasangan suami istri yang sudah lama menantikan lahirnya anak dalam keluarga mereka, namun tiba-tiba setelah anak yang mereka nantikan itu lahir, mereka harus membunuh dan mempersembahkan kepada Tuhan. Kira-kira bagaimanakah perasaan mereka ? Saya yakin pasti mereka akan merasa seperti disambar petir di siang bolong. Kaget, syok, dan terpukul sekali. Mungkin mereka tidak mau taat, karena ini anak mereka satu-satunya, anak yang sangat mereka idam-idamkan, anak yang mereka tunggu bertahun-tahun.

Namun, respon Abraham berbeda. Bahkan ketika Ishak bertanya kepadanya, ia berkata :
“Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagiNya, anakku.” Kejadian 22:8 (TB)

Ia percaya bahwa Tuhan yang akan menyediakan anak domba itu. Di tengah kesedihan dan ketakutannya, Abraham TETAP taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan.

“Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.” Kejadian 22 : 10 (TB)

Apakah kita percaya bahwa Tuhan akan menyediakan semuanya untuk kita ? Apakah kita percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita ?

Lalu bagaimana caranya agar kita dapat memiliki iman yang sejati seperti yang Abraham miliki ? Tentu saja yang paling utama adalah kita memiliki hubungan yang pribadi dengan Tuhan. Setiap hari kita harus membangun hubungan itu bersama dengan Tuhan. Membangun hubungan pribadi dengan Tuhan itu memerlukan kerja keras dan ketekunan. Membangun kehidupan saat teduh kita, Membangun kehidupan doa kita. Namun, selain itu kita juga harus taat melaksanakan perintah Tuhan yang kita baca dan renungkan dalam Alkitab. Percuma saja kita rajin baca Alkitab kalau kita ga pernah melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita membangun hubungan dengan Tuhan dan taat kepada FirmanNya, iman kita akan semakin bertumbuh.

Dan apakah hasil yang didapat oleh Bapa Abraham untuk imannya itu ?

“Aku bersumpah demi diriKu sendiri –demikianlah Firman Tuhan- : karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan FirmanKu.” Kejadian 22:16-18 (TB)

Ketika kamu memilih untuk taat dan beriman kepada Tuhan, mungkin kamu harus membayar harga yang mahal. Terkadang kamu harus membuat pilihan yang sebenarnya tidak kamu inginkan, pilihan antara melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan atau apa yang kamu kehendaki. Mungkin juga kamu harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapat jawaban doamu. Ada harga yang harus dibayar untuk ketaatanmu kepada Tuhan. Namun, sama seperti Bapa Abraham, ketika beliau memilih untuk taat dan beriman kepada Tuhan. Kita dapat lihat hasilnya, ia sangat diberkati oleh Tuhan bahkan melalui dia bangsa-bangsa lain juga diberkati.
Sekarang pilihannya ada di tanganmu. Apakah kamu hanya ingin menjadi seorang Kristen yang biasa-biasa saja atau kamu mau hidupmu dipakai Tuhan dengan luar biasa dan hidupmu dapat menjadi kesaksian yang memberkati banyak orang. Apakah yang akan kamu pilih?

(sudah diterbitkan di Wave Newsletter Juli 2015. Dengan sedikit perubahan)