29 March 2015

Save next generation

Wah, apaan tuh maksudnya... hehehe adakah yang bingung dengan judul post saya kali ini ?
Siapa disini yang pernah melihat anak kecil yang bermasalah ? Di sekolah kerjaannya berantem sama temennya. Atau ngga nilai-nilainya kebakaran semua.
Saya melihat dan menemukannya di sekeliling saya. Saya punya sepupu yang nilainya jelek semua, tidak ada semangat untuk belajar. Sepupu jauh saya yang lain juga seperti itu, dia selalu membuat keributan di sekolahnya, entah dia menendang temannya, memukul temannya atau dia membuat masalah-masalah yang lain di sekolahnya. Belum lagi murid-murid saya di sekolah yang memiliki permasalahan serupa.
Waktu saya amati latar belakang anak-anak ini ternyata hampir dari mereka semua berasal dari keluarga broken home. Entah karena Kedua orang tua mereka sudah bercerai atau adanya keributan-keributan orang tua yang disaksikan langsung oleh anak mereka.
Well, untuk zaman sekarang perceraian itu bukan hal yang asing lagi di telinga kita. Kalau zaman dahulu, perceraian itu adalah hal yang memalukan dan sebisa-bisanya dihindari. Tapi coba deh kita lihat zaman sekarang, perceraian itu sudah seperti putus pacaran. Kenapa saya bisa berkata seperti itu, karena banyak pasangan yang mudah mengatakan cerai kepada pasangannya. Menurut data survei yang dilakukan oleh kementerian agama pada tahun 2013 menyatakan bahwa pada tahun tersebut ada 324.527 peristiwa perceraian. Itu berarti ada 324.527 pasangan yang berpisah pada tahun tersebut.
Memang tidak semua anak bermasalah berasal dari keluarga broken home, karena ada penyebab-penyebab lain yang membuat anak bermasalah. Dan bukan berarti apabila anak tersebut berasal dari keluarga broken home, maka  anak tersbut akan menjadi anak yang bermasalah. Namun, pada umumnya saya menemukan bahwa anak yang tumbuh dalam keluarga yang broken home biasanya bermasalah.
Saya yakin tidak ada seorangpun yang bercita-cita untuk bercerai. Saya yakin ketika seseorang memutuskan untuk menikah, mereka pasti bermimpi hidup bahagia dengan pasangannya. Namun apa dikata ketika mereka menjalani bahtera rumah tangga, mereka diperhadapkan dengan problematika rumah tangga dan apabila tidak diselesaikan dengan baik maka akan membuat masalah dan kekecewaan terhadap pasangan menumpuk. Hal ini dapat menjadi penyebab pasangan tersebut memutuskan untuk berpisah.
Lalu apakah hubungannya dengan artikel kali ini ? Apakah saya akan membahas kiat-kiat menjaga rumah tangga agar tidak terjadi perceraian ? Hehehe, tentu saja tidak, karena saya sendiripun belum menikah.
Ketika saya memikirkan adik2 atau saudara2 saya yang menjadi bermasalah karena orang tuanya, saya mengingat dengan diri saya. Mengapa demikian ? Karena suatu hari nanti apabila Tuhan mengijinkan saya menikah dan Ia mengijinkan saya memiliki anak maka jangan sampai saya mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu saya.


Lalu, apa sih yang harus kita lakukan sebagai anak muda ?
1st, berjalan bersama Tuhan di dalam hidup ini.
        Menurut saya ini adalah hal yang paling penting. Karena ketika kita berjalan bersama Tuhan, merenungkan firmanNya dan melakukannya di dalam hidup kita, maka saya yakin kita akan berhati-hati melangkah dalam hidup ini. Tuhan yang akan memberikan hikmat dan bijaksana ketika kita memutuskan sesuatu.
2nd, tidak terlalu cepat untuk berkata "Ya"
         Sebagai seorang perempuan, kalau ada pria yang jatuh cinta kepada kita, pasti seneng dong. Apalagi kalau pria itu adalah pria yang sudah kita sukai sejak lama atau tipe pria idaman kita. Terus kalau dia nembak, ga mungkin dong kita bilang ngga. Bener atau bener ?
         Menurut saya, segala sesuatu itu harus diuji dulu, juga dalam memilih pasangan hidup. Perlu ada beberapa waktu untuk kamu dan pria itu menggumulkannya di hadapan Tuhan. Apakah memang pria itu yang tepat untuk kamu dan begitu pula sebaliknya.
          Akhir-akhir ini saya sering melihat anak muda dengan begitu cepatnya jadian padahal belum kenal terlalu lama. Dan akhirnya apa yang terjadi, setelah beberapa bulan mereka putus dengan kedua belah pihak yang saling terluka. Coba bayangkan lebih indah apabila mereka berteman lebih dahulu dan ga akan ada yang namanya sakit hati.
           Ketika kamu memutuskan untuk pacaran dengan seseorang, itu artinya kamu harus berpikir jauh ke depan, apakah dia yang akan menjadi suami atau istrimu. Jangan pacaran hanya karena ingin senang-senang atau gengsi. Begitu juga ketika kamu berkata "I do" waktu ada seorang pria yang melamar kamu atau kebalikannya, itu berarti kamu harus berkomitmen sampai akhir hayat bersama pria/wanita itu.
3rd, persiapkan dirimu menjadi pria/wanita yang lebih baik
         Kalau kamu mau dapetin seorang 'pangeran', maka kamu harus menjadi seorang 'putri' bukan ? Kalau kamu mau punya pasangan hidup yang takut akan Tuhan, punya karakter yang baik maka kamu pun terlebih dahulu harus punya hati yang takut akan Tuhan dan punya karakter yang baik tentunya. Oleh karena itu persiapkan dirimu mulai saat ini. Kalau kamu pria, rajin-rajinlah bekerja dan bangun impianmu. Kalau kamu perempuan, sekalipun kamu sibuk bekerja di marketplace, kamu juga harus bisa menguasai pekerjaan rumah tangga (emang ini berat dan sulit sih. Karena sudah pulang kerja dan cape masih harus mencuci baju, memasak, dll. Tapi mau ga mau sebagai perempuan kita harus belajar)
So, pesen saya buat kita semua (termasuk saya juga), mari kita jaga hidup kita. Supaya ketika Tuhan ijinkan kita masuk ke dalam bahtera rumah tangga dengan seseorang, kita akan menjadi pasangan-pasangan yang menjadi teladan yang baik bagi pasangan lain, melahirkan generasi-generasi yang bahagia, terlebih lagi menyenangkan Tuhan melalui pernikahan kita.


Sumber : http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/14/nf0ij7-tingkat-perceraian-indonesia-meningkat-setiap-tahun-ini-datanya
Gambar : 
google search image.

No comments: