Tepatnya ini terjadi 1 hari yang lalu, pada hari itu seharusnya ada
pertemuan di gereja untuk membahas suatu hal bersama beberapa teman.
Saya berangkat dari rumah dengan diiringin rintik-rintik hujan gerimis.
Namun ternyata ketika sudah sampai di gereja, saya baru mengetahui kalau
pertemuan hari itu dibatalkan karena dirasakan tidak efektif dan akan
dipindah ke hari yang lain.
Saya ingin pulang, namun hujan turun
dengan begitu deras saat saya sudah sampai di gereja. Mana saya harus
pergi dan pulang dengan menggunakan angkot (ribet banget kan, mana hujan
besar lagi). Ketika itu saya langsung kesal. Rasanya ingin marah.
Kenapa saya tidak dikabari sehingga saya tidak perlu datang ke gereja
dengan sia-sia. Lalu bermunculanlah berbagai pikiran negatif di dalam
otak saya. Orang yang membatalkan pertemuan itu berkata bahwa baru
dibatalkannya juga mendadak dan meminta maaf kepada saya. Namun, emosi
saya masih tinggi-tingginya dan saya masih kesal karena hal itu.
Namun,
saya memilih diam dan menyimpan emosi itu di dalam hati saya. Saya
mencoba untuk menenangkan diri. Saya percaya tidak ada sesuatu yang
terjadi secara kebetulan, karena semuanya ada di dalam providensia
Tuhan. Saya percaya lewat ini pasti ada sesuatu yang harus saya
pelajari. Saya berdoa kepada Tuhan meminta Dia memberitahu saya apa yang
dapat saya pelajari lewat kejadian ini melalui 'bahasa' dan cara yang
dapat saya mengerti.
Dan saya diingatkan kembali betapa saya bukan
orang yang sabar. Padahal mungkin dari kacamata orang lain, ini adalah
masalah kecil. Saya juga belajar kembali bahwa tidak ada seorangpun yang
sempurna, termasuk saya. Oleh karena itu saya belajar untuk memaafkan
dan melupaakan. Saya juga belajar untuk tidak langsung berespon ketika
ada hal-hal yang membuat saya kesal, biarkan diri saya tenang dulu dan
respon yang akan dihasilkan jauh lebih baik. Τнänκ чoü ◦"̮◦ God karena
kemarin saya merasa Tuhan mengajar dan melatih saya untuk menjadi orang
yang lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment