13 June 2013

Berjaga-jagalah



“Uda denger belom berita tentang Kak Bryan ?” Tanya Andri pada kedua temannya
“Emang berita tentang apa Dri ?” Tanya Davin
“Katanya Kak Bryan MBA.” Ucap Andri sambil berbisik
“Ha ? Dia uda lulus jadi MBA ? Wah, hebat banget.” Ucap Daniel
“Aduh, Nil. Loe lagi ngegaring atau emang lemot sih ? Bukan lulus jadi MBA tapi Married because accident.” Ucap Andri menerangkan
“Oh… Tunggu tunggu.. Married artinya menikah. Because artinya karena. Accident artinya kecelakaan. Jadi menikah karena kecelakaan. Emang dia tabrakan ya ? Terus karena tabrakan dia jadi nikah. Emang dia tabrakan sama apa ?” Ucap Daniel dengan wajah dibuat bingung
“Please deh, Nil. Gw lagi serius.” Ucap Andri dengan muka serius
“Iya, iya. Gw juga cuma becanda… hahaha…” Ucap Daniel
“Emang loe tau darimana Dri ?” Tanya Davin
“Dari mama gw. Mama gw denger dari temennya.” Ucap Andri
“Emang apa buktinya ? Jangan-jangan ini Cuma gosip ibu-ibu lagi.” Ucap Davin
“Ngga lagi ini fakta. Buktinya beberapa minggu yang lalu pas gw ketemu sama kak Bryan dan istrinya, istrinya lagi hamil dan perutnya uda rada besar padahal kan mereka baru nikah 2 bulan. Mana mungkin baru 2 bulan perutnya uda sebesar orang hamil 5 bulan.” Ucap Andri
“Oh, pantes aja ya waktu kita ke acara marriednya kak Bryan. Perut istrinya keliatan rada besar. Gw pikir itu karena istrinya memang gendut.” Ucap Daniel
“Sedih ya. Kenapa ya kak Bryan bisa jadi gitu ? Padahal selama ini, kak Bryan itu role model buat gw. Dia cakep, baik hati, pinter, rajin pelayanan. Pokonya tipe cowo yang oke deh di mata gw.” Ucap Davin
“Iya ya. Ternyata kak Bryan kaya gitu ya. Di depan kita, dia sering nasehatin untuk jaga diri. Untuk jaga kekudusan hidup. Tapi kok, dia sendiri malah jatuh dalam hal ini.” Ucap Daniel
“Kak Bryan juga kan masih manusia yang ga sempurna. Kalau menurut gw, dia juga pasti nyesel karena uda ngelakuin yang salah. Yang penting kita bisa belajar dari kesalahan dia dan ga ngelakuinnya di dalam hidup kita.”  
***

Di dalam kamar Davin termenung memikirkan pembicaraannya dengan kedua temannya tadi. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya tadi. Dia berharap itu semua hanyalah mimpi. Namun, dia tau itu adalah kenyataan. Kenyataan yang cukup pahit untuk dia dengar.
                Tuhan Yesus, aku sedih banget denger kak Bryan married karena MBA. Padahal selama ini dia adalah role model buat aku. Dia adalah kakak pembimbing yang mengenalkan aku kepadaMu. Dia juga kakak pembimbing yang membantu aku bertumbuh di dalam Engkau. Dia yang mendorong aku  untuk melayani Engkau. Selama ini dia adalah teladan buat aku. Dia juga yang selama ini mengajarkan aku untuk menjaga kekudusan hidup. Tapi mengapa dia seperti ini Tuhan ? Kenapa dia harus menghamili anak orang sebelum menikahinya ? Aku kecewa, Tuhan.
***

“Guys, kita ke rumah kak Bryan yuk. Dia undang kita untuk syukuran rumahnya yang baru.” Ajak Andri kepada kedua temannya
“Ok. Kapan ?” Tanya Daniel
“Besok.”
“Gw belum tentu ikut.” Ucap Davin dengan wajah murung
“Kenapa Vin ?” Tanya Andri
“Ga kenapa-kenapa. Cuma takut besok ada kuliah.”
“Besok kan libur, pak. Dosen kita minggu kemarin kan uda bilang kalau besok ga ada kuliah karena beliau akan kunjungan penelitian.” Lanjut Daniel, “Pokonya loe harus ikut. Ga ada alesan ga ikut.”
“Iya, lagian kalau loe ga ikut kak Bryan pasti sedih banget. Dia pasti sangat mengharapkan kita semua datang.” Ucap Andri
***

Di rumah kak Bryan…
“Halo. Apa kabar semuanya ? Terima kasih ya uda mau datang ke rumah kakak.” Ucap Bryan
“Ya, sama-sama kak. Terima kasih juga uda mengundang kita kesini. Gimana kabar kak Lara. Apakah dia sehat-sehat saja ?” Tanya Andri
“Ya, dia sehat. “
“Wah, sebentar lagi kakak akan jadi seorang ayah nih” Ucap Daniel
“Ya, sebentar lagi kita akan jadi paman dong. Tambah tua aja nih.” Ucap Andri
“Hai, Vin. Apa kabar ? Kok dari tadi diem aja.” Tanya Bryan pada Davin
“Baik, kak.” Ucap Davin dengan wajah murung
“Kenapa kok kamu keliatan murung ? Lagi ada masalah ?”
“Ngga kak.” Ucap Davin dengan senyum yang dipaksakan.
                Acara syukuran di rumah kak Bryan dimulai dengan puji-pujian yang diiringi oleh permainan gitar kak Kevin, yang adalah gitaris di gereja. Setelah itu mereka mendengarkan renungan singkat yang dibawakan oleh hamba Tuhan yang melayani di gereja mereka. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan-makan sebagai ucapan rasa syukur.
“Vin, boleh ikut kakak sebentar ? Ada yang ingin kakak bicarakan dengan kamu.” Ucap Bryan
“Iya, kak.” Ucap Davin
                Mereka masuk ke sebuah ruangan yang cukup besar. Di dalamnya terdapat banyak buku. Kak Bryan memang menyukai buku dan kak Bryan pernah bilang ke Davin bahwa suatu hari nanti kalau dia sudah punya rumah sendiri, dia akan mengkhusukan satu ruangan untuk menaruh buku-buku koleksinya dan menjadikan ruangan itu perpustakaan pribadi. Ruangan itu bergaya minimalis dan dapat membuat orang yang diam di dalamnya merasa nyaman. Namun, rasa nyaman itu tidak dirasakan Davin. Davin merasa ingin cepat-cepat keluar dari rumah ini, cepat-cepat pergi dari orang yang ada di hadapannya ini.
“Vin, kakak lihat kamu selalu murung dari tadi.” Lanjut Bryan, “Kamu kenapa ? Sedang ada masalah ?”
“Ngga juga kak.” Ucap Davin dengan mau tak mau
“Vin, sebenarnya kakak ingin minta maaf sama kamu. Kakak tau kamu kecewa tau kakak menikah karena MBA. Kakak ingin minta maaf sama kamu karena kakak sudah tidak jadi contoh yang baik untuk kamu.” Ucap Bryan dengan wajah sedih
“Kenapa kakak bisa jatuh dalam hal ini ? Padahal kakak selalu mengingatkan kami untuk menjaga kekudusan hidup kami.” Tanya Davin dengan sedih
“Ya, kakak salah. Kakak tidak berjaga-jaga. Waktu itu kakak sedang undur, saat teduh kakak terasa hampa. Kakak tetap melakukan pelayanan, namun itu dilakukan hanya sekedar rutinitas saja. Sejak itu kami berpacaran dengan tidak sehat. Dan ketika pencobaan itu datang kami jatuh.” Lanjut Bryan dengan menangis, “Maafkan kakak, Vin. Kakak menyesal.”
“Jujur, kak. Aku kecewa.” Lanjut Davin dengan menangis, “Selama ini kakak adalah teladan buat aku. Tapi aku mau belajar memaafkan dan melupakan kesalahan kakak. Karena Tuhan Yesus aja mau mengampuni dosaku yang banyak. Karena Dia aku mau memaafkan kakak.”
“Terima kasih, Vin.”
***
Di cafetaria sebuah universitas di muka bumi ini…
“Ga pada masuk kelas ?” Tanya Davin
“Ngga. Kan dosennya lagi ga ada.” Ucap Bryan
“Btw, rumahnya kak Bryan bagus banget ya. Ada home theaternya juga.” Ucap Andri tiba-tiba
“Iya, ya. Kolam renangnya juga luas dan ada papan luncurnya.” Ucap Daniel
“Oh ya Vin. Kemarin kak Bryan ngomong apa ?” Tanya Daniel
“Dia minta maaf karena dia uda ga jadi teladan buat kita. Dia nyesel sama apa yang dia perbuat.” Ucap Davin
“Jadi, sekarang loe uda maafin dia ?” Tanya Andri
“Uda. Gw pikir kalau Tuhan Yesus aja mau maafin kesalahan kita. Apa hak kita untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain.” Lanjut Davin, “Bener apa yang loe omongin waktu itu Dri. Yang penting, kita bisa belajar dari kesalahan kak Bryan dan tidak mengulanginya dalam hidup kita.”
“Jadi, ga akan murung lagi kan ?” Tanya Daniel
“Oh, kalian tau selama ini gw murung ?” Tanya Davin
“Ya iyalah. Secara kita kan sahabat. Dan gw tau loe sangat menghargai kak Bryan. Makanya loe pasti kecewa banget waktu tau kak Bryan gitu.” Ucap Andri
“Ya. Gw sempet kecewa. Tapi gw tau kalau kesalahan kak Bryan itu tanggung jawabnya dia sama Tuhan. Yang penting hati gw beres.” Lanjut Davin, “Tapi koq kalian ga kecewa juga sih ?”
“Kita uda memaafkan dia. Karena kita tau ga ada manusia yang sempurna. Dan karena kak bryan juga masih manusia.” Ucap Daniel
***

Dalam kamar Davin…
Tuhan, ampuni aku yang selama ini kecewa sama kak Bryan dan tidak mau memaafkannya. Tuhan, sebagai seorang manusia aku sadar kalau aku rentan terhadap dosa. Aku rentan untuk jatuh ke dalam dosa sama seperti kak Bryan. Tapi aku percaya yang dapat membuat seseorang menang melawan dosa bukanlah berasal dari kekuatannya sendiri, tapi itu semua berasal dari Engkau. Oleh karena itu tolong aku untuk selalu berjaga-jaga dan selalu menyertakan Engkau dalam setiap apa yang aku lakukan di dalam hidupku. Sehingga aku bisa menang terhadap setiap pencobaan yang datang di dalam hidupku dan menjadi berkat setiap orang yang mengenalku terlebih lagi menyenangkan hatiMu. Amin. *Lucy1188*


Galatia 6:1
“Saudara-saudara kalaupun seseorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.”

Dipublikasikan di Heaven’s Wind 24th Edition

2 comments:

tya said...

Ms...dirimu berbakat nulis novel ih...enak baca cerita-ceritamuw #hug hug
Keep writing ya...dikembangin, siapa tahu bisa jadi penulis novel. :)

Lucy_1188 said...

Ms, thank you bwt encouragementnya... Amin semoga bbrp tahun ke depan bisa beneran jd novelis profesional...