“Uda denger
belom berita tentang Kak Bryan ?” Tanya Andri pada kedua temannya
“Emang
berita tentang apa Dri ?” Tanya Davin
“Katanya Kak
Bryan MBA.” Ucap Andri sambil berbisik
“Ha ? Dia
uda lulus jadi MBA ? Wah, hebat banget.” Ucap Daniel
“Aduh, Nil.
Loe lagi ngegaring atau emang lemot sih ? Bukan lulus jadi MBA tapi Married because accident.” Ucap Andri
menerangkan
“Oh… Tunggu
tunggu.. Married artinya menikah. Because artinya karena. Accident artinya kecelakaan. Jadi
menikah karena kecelakaan. Emang dia tabrakan ya ? Terus karena tabrakan dia
jadi nikah. Emang dia tabrakan sama apa ?” Ucap Daniel dengan wajah dibuat
bingung
“Please
deh, Nil. Gw lagi serius.” Ucap Andri dengan muka serius
“Iya, iya.
Gw juga cuma becanda… hahaha…” Ucap Daniel
“Emang loe
tau darimana Dri ?” Tanya Davin
“Dari mama
gw. Mama gw denger dari temennya.” Ucap Andri
“Emang apa
buktinya ? Jangan-jangan ini Cuma gosip ibu-ibu lagi.” Ucap Davin
“Ngga lagi
ini fakta. Buktinya beberapa minggu yang lalu pas gw ketemu sama kak Bryan dan istrinya, istrinya lagi hamil dan perutnya uda
rada besar padahal kan
mereka baru nikah 2 bulan. Mana mungkin baru 2 bulan perutnya uda sebesar orang
hamil 5 bulan.” Ucap Andri
“Oh, pantes
aja ya waktu kita ke acara marriednya kak Bryan.
Perut istrinya keliatan rada besar. Gw pikir itu karena istrinya memang gendut.”
Ucap Daniel
“Sedih ya. Kenapa
ya kak Bryan
bisa jadi gitu ? Padahal selama ini, kak Bryan
itu role model buat gw. Dia cakep, baik hati, pinter, rajin pelayanan. Pokonya
tipe cowo yang oke deh di mata gw.” Ucap Davin
“Iya ya.
Ternyata kak Bryan
kaya gitu ya. Di depan kita, dia sering nasehatin untuk jaga diri. Untuk jaga
kekudusan hidup. Tapi kok, dia sendiri malah jatuh dalam hal ini.” Ucap Daniel
“Kak Bryan
juga kan
masih manusia yang ga sempurna. Kalau menurut gw, dia juga pasti nyesel karena
uda ngelakuin yang salah. Yang penting kita bisa belajar dari kesalahan dia dan
ga ngelakuinnya di dalam hidup kita.”
***
Di dalam kamar Davin termenung memikirkan pembicaraannya dengan kedua
temannya tadi. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya tadi.
Dia berharap itu semua hanyalah mimpi. Namun, dia tau itu adalah kenyataan.
Kenyataan yang cukup pahit untuk dia dengar.
Tuhan
Yesus, aku sedih banget denger kak Bryan
married karena MBA. Padahal selama ini dia adalah role model buat aku. Dia
adalah kakak pembimbing yang mengenalkan aku kepadaMu. Dia juga kakak
pembimbing yang membantu aku bertumbuh di dalam Engkau. Dia yang mendorong
aku untuk melayani Engkau. Selama ini
dia adalah teladan buat aku. Dia juga yang selama ini mengajarkan aku untuk
menjaga kekudusan hidup. Tapi mengapa dia seperti ini Tuhan ? Kenapa dia harus
menghamili anak orang sebelum menikahinya ? Aku kecewa, Tuhan.
***
“Guys, kita
ke rumah kak Bryan yuk. Dia undang kita untuk syukuran rumahnya yang baru.”
Ajak Andri kepada kedua temannya
“Ok. Kapan
?” Tanya Daniel
“Besok.”
“Gw belum
tentu ikut.” Ucap Davin dengan wajah murung
“Kenapa Vin
?” Tanya Andri
“Ga
kenapa-kenapa. Cuma takut besok ada kuliah.”
“Besok kan libur, pak. Dosen
kita minggu kemarin kan
uda bilang kalau besok ga ada kuliah karena beliau akan kunjungan penelitian.”
Lanjut Daniel, “Pokonya loe harus ikut. Ga ada alesan ga ikut.”
“Iya,
lagian kalau loe ga ikut kak Bryan
pasti sedih banget. Dia pasti sangat mengharapkan kita semua datang.” Ucap
Andri
***
Di rumah
kak Bryan…
“Halo. Apa
kabar semuanya ? Terima kasih ya uda mau datang ke rumah kakak.” Ucap Bryan
“Ya,
sama-sama kak. Terima kasih juga uda mengundang kita kesini. Gimana kabar kak
Lara. Apakah dia sehat-sehat saja ?” Tanya Andri
“Ya, dia
sehat. “
“Wah,
sebentar lagi kakak akan jadi seorang ayah nih” Ucap Daniel
“Ya, sebentar
lagi kita akan jadi paman dong. Tambah tua aja nih.” Ucap Andri
“Hai, Vin.
Apa kabar ? Kok dari tadi diem aja.” Tanya Bryan pada Davin
“Baik,
kak.” Ucap Davin dengan wajah murung
“Kenapa kok
kamu keliatan murung ? Lagi ada masalah ?”
“Ngga kak.”
Ucap Davin dengan senyum yang dipaksakan.
Acara syukuran di rumah kak Bryan dimulai dengan
puji-pujian yang diiringi oleh permainan gitar kak Kevin, yang adalah gitaris
di gereja. Setelah itu mereka mendengarkan renungan singkat yang dibawakan oleh
hamba Tuhan yang melayani di gereja mereka. Kemudian acara dilanjutkan dengan
makan-makan sebagai ucapan rasa syukur.
“Vin, boleh
ikut kakak sebentar ? Ada
yang ingin kakak bicarakan dengan kamu.” Ucap Bryan
“Iya, kak.”
Ucap Davin
Mereka masuk ke sebuah ruangan
yang cukup besar. Di dalamnya terdapat banyak buku. Kak Bryan memang menyukai
buku dan kak Bryan
pernah bilang ke Davin bahwa suatu hari nanti kalau dia sudah punya rumah
sendiri, dia akan mengkhusukan satu ruangan untuk menaruh buku-buku koleksinya
dan menjadikan ruangan itu perpustakaan pribadi. Ruangan itu bergaya minimalis
dan dapat membuat orang yang diam di dalamnya merasa nyaman. Namun, rasa nyaman
itu tidak dirasakan Davin. Davin merasa ingin cepat-cepat keluar dari rumah ini,
cepat-cepat pergi dari orang yang ada di hadapannya ini.
“Vin, kakak
lihat kamu selalu murung dari tadi.” Lanjut Bryan, “Kamu kenapa ? Sedang ada
masalah ?”
“Ngga juga
kak.” Ucap Davin dengan mau tak mau
“Vin,
sebenarnya kakak ingin minta maaf sama kamu. Kakak tau kamu kecewa tau kakak
menikah karena MBA. Kakak ingin minta maaf sama kamu karena kakak sudah tidak
jadi contoh yang baik untuk kamu.” Ucap Bryan dengan wajah sedih
“Kenapa
kakak bisa jatuh dalam hal ini ? Padahal kakak selalu mengingatkan kami untuk
menjaga kekudusan hidup kami.” Tanya Davin dengan sedih
“Ya, kakak
salah. Kakak tidak berjaga-jaga. Waktu itu kakak sedang undur, saat teduh kakak
terasa hampa. Kakak tetap melakukan pelayanan, namun itu dilakukan hanya
sekedar rutinitas saja. Sejak itu kami berpacaran dengan tidak sehat. Dan
ketika pencobaan itu datang kami jatuh.” Lanjut Bryan dengan menangis, “Maafkan
kakak, Vin. Kakak menyesal.”
“Jujur, kak.
Aku kecewa.” Lanjut Davin dengan menangis, “Selama ini kakak adalah teladan
buat aku. Tapi aku mau belajar memaafkan dan melupakan kesalahan kakak. Karena
Tuhan Yesus aja mau mengampuni dosaku yang banyak. Karena Dia aku mau memaafkan
kakak.”
“Terima kasih,
Vin.”
***
Di
cafetaria sebuah universitas di muka bumi ini…
“Ga pada
masuk kelas ?” Tanya Davin
“Ngga. Kan dosennya lagi ga
ada.” Ucap Bryan
“Btw, rumahnya
kak Bryan bagus
banget ya. Ada
home theaternya juga.” Ucap Andri tiba-tiba
“Iya, ya.
Kolam renangnya juga luas dan ada papan luncurnya.” Ucap Daniel
“Oh ya Vin.
Kemarin kak Bryan
ngomong apa ?” Tanya Daniel
“Dia minta
maaf karena dia uda ga jadi teladan buat kita. Dia nyesel sama apa yang dia
perbuat.” Ucap Davin
“Jadi,
sekarang loe uda maafin dia ?” Tanya Andri
“Uda. Gw
pikir kalau Tuhan Yesus aja mau maafin kesalahan kita. Apa hak kita untuk tidak
memaafkan kesalahan orang lain.” Lanjut Davin, “Bener apa yang loe omongin
waktu itu Dri. Yang penting, kita bisa belajar dari kesalahan kak Bryan dan tidak
mengulanginya dalam hidup kita.”
“Jadi, ga
akan murung lagi kan
?” Tanya Daniel
“Oh, kalian
tau selama ini gw murung ?” Tanya Davin
“Ya iyalah.
Secara kita kan
sahabat. Dan gw tau loe sangat menghargai kak Bryan. Makanya loe pasti kecewa banget waktu
tau kak Bryan
gitu.” Ucap Andri
“Ya. Gw
sempet kecewa. Tapi gw tau kalau kesalahan kak Bryan itu tanggung jawabnya dia sama Tuhan.
Yang penting hati gw beres.” Lanjut Davin, “Tapi koq kalian ga kecewa juga sih
?”
“Kita uda
memaafkan dia. Karena kita tau ga ada manusia yang sempurna. Dan karena kak bryan juga masih manusia.”
Ucap Daniel
***
Dalam kamar
Davin…
Tuhan, ampuni aku yang selama ini kecewa sama kak Bryan dan tidak mau
memaafkannya. Tuhan, sebagai seorang manusia aku sadar kalau aku rentan terhadap
dosa. Aku rentan untuk jatuh ke dalam dosa sama seperti kak Bryan. Tapi aku percaya yang dapat membuat
seseorang menang melawan dosa bukanlah berasal dari kekuatannya sendiri, tapi
itu semua berasal dari Engkau. Oleh karena itu tolong aku untuk selalu berjaga-jaga
dan selalu menyertakan Engkau dalam setiap apa yang aku lakukan di dalam
hidupku. Sehingga aku bisa menang terhadap setiap pencobaan yang datang di
dalam hidupku dan menjadi berkat setiap orang yang mengenalku terlebih lagi
menyenangkan hatiMu. Amin. *Lucy1188*
Galatia 6:1
“Saudara-saudara kalaupun seseorang kedapatan melakukan suatu
pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang
benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga
jangan kena pencobaan.”
Dipublikasikan
di Heaven’s Wind 24th Edition
2 comments:
Ms...dirimu berbakat nulis novel ih...enak baca cerita-ceritamuw #hug hug
Keep writing ya...dikembangin, siapa tahu bisa jadi penulis novel. :)
Ms, thank you bwt encouragementnya... Amin semoga bbrp tahun ke depan bisa beneran jd novelis profesional...
Post a Comment