13 June 2013

Regret.. Oh, no...



                Melona memandangi buku-buku yang berserakan di hadapannya dengan malas. Selama satu minggu ke depan waktunya akan dihabiskan dengan belajar karena musim ujian sudah datang menghadang di depan matanya. Rasanya sangat membosankan dan rasanya sangat ingin dia membuang semua buku yang ada di hadapannya apabila musim ujian sudah datang.
                Hmm, daripada stress belajar mending nonton TV dulu deh. Nanti kalau sudah nonton televisi kan pikirannya sudah fresh, nah baru belajar lagi, ucap Melona dalam hati. Akhirnya Melona menghabiskan waktunya untuk menonton TV. Karena begitu menariknya acara TV, dia sampai lupa harus belajar untuk ujiannya besok.
***

Keesokan harinya…
“Gimana ujian tadi ? Bisa ga ?” Tanya Melona kepada temannya.
“Ngga. Kayanya banyak yang salah deh.” Lanjut Sania, “Loe sendiri gimana Mel ?”
“Gw ga bisa semua. Kemarin gw lupa belajar soalnya ada film di TV yang rame banget.” Ucap Melona dengan sedih.
“Lagi ngobrol apa sih ? Eh, pada bisa ujian tadi ?” Ucap Tania yang baru saja datang menghampiri kedua sahabatnya yang sedang asyik mengobrol.
“Kita ga bisa. Loe sendiri gimana ?” Tanya Melona dengan wajah sedih.
“Bisa dong.” Ucap Tania.
“Btw, kenapa sih harus ada ujian segala. Padahal kan belajar aja uda cukup. Ga perlu ada yang namanya ujian segala.” Gerutu Sania.
 “Hmm, mungkin untuk menguji sejauh mana kita menguasai sebuah materi. Kalau ga ada ujian kan kita ga akan tau sampai sejauh mana hasil kita belajar selama ini” Lanjut Tania, “Lagian kalau kita belajar sungguh-sungguh kita pasti bisa deh ngejawab semua pertanyaan yang diberikan.”
“Loe bisa ngomong gitu kan karena loe pinter. Coba kalau kita. Bisa dapat nilai 6 aja uda puji Tuhan.” Ucap Melona dengan kesal.
“Siapa bilang gw pintar. Gw pernah test IQ dan hasilnya cuma menunjukan angka 90. Berarti kan IQ gw ga jenius banget.” Ucap Tania.
“Terus kenapa dong loe bisa dapet nilai bagus bahkan bisa sampe juara kelas ?” Tanya Sania.
“Hmm… Mungkin karena gw berusaha untuk belajar dengan giat. Gw selalu memberikan yang terbaik ketika gw belajar. Ga Cuma waktu ulangan aja gw belajar mati-matian tapi setiap hari seudah pulang sekolah gw selalu mengulang pelajaran yang tadi sudah diberikan guru.” Ucap Tania.
“Kenapa sih Tan sampe loe bener-bener serius belajar ?” Tanya Melona.
“Karena gw mau mencapai apa yang jadi mimpi gw.” Ucap Tania dengan wajah berbinar-binar.
“Emang apa yang jadi mimpi loe ?” Tanya Sania.
“Gw mau jadi seorang dokter yang berhasil. Makanya gw harus rajin belajar untuk bisa masuk kedokteran.” Lanjut Tania, “Kalau gw uda jadi dokter yang sukses, gw mau buka klinik gratis buat mereka yang ga punya biaya berobat.”
“Wah, hebat banget sih mimpi loe Tan.” Ucap Melona.
“Ini baru mimpi Mel. Mimpi itu ga akan jadi kenyataan kalau kita ga berusaha untuk mewujudkannya. Nah, makanya langkah awal yang gw lakuin adalah dengan belajar yang rajin supaya gw bisa masuk fakultas kedokteran. Itulah mengapa gw selalu memberikan yang terbaik ketika sekolah.” Ucap Tania.
“Kalo gw sih ga punya mimpi apa-apa.” Ucap Melona.
“Loe pasti punya mimpi Mel. Cuma mungkin loe aja yang belom sadar.” Ucap Tania.
“Buat gw sih yang penting lulus terus uda gitu kerja dan dapat gaji yang besar.” Ucap Sania.
“Apapun mimpi loe. Mau itu gaji yang besar atau jabatan yang tinggi. Loe harus tetep sekolah yang bener. Rajin belajar dan memberikan yang terbaik buat studi loe.” Ucap Tania.
“Kalau dipikir bener juga sih apa yang diomongin sama Tania. Zaman sekarang susah banget cari kerja. Sepupu gw aja yang lulus S1 dengan nilai cum laude belum dapat kerja sampai sekarang padahal dia pinter banget apalagi kita yang males-males sekolahnya. Semakin madesu aja deh masa depan kita. Kerja aja belum tentu dapet apalagi pengen gaji yang besar dan jabatan yang tinggi.” Ucap Melona.
“Lagian tanpa mikir susah atau ngganya dapat kerja. Kita harus tetep memberikan yang terbaik lewat studi kita. Hidup ini cuma 1 kali dan kita harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh jangan sampe nanti kita menyesal. Yah, sekarang kan kita masih sekolah nih. Supaya ga nyesel ya kita harus rajin belajar. Hehehe…” Ucap Tania.
***

                Di dalam angkot yang ditumpanginya Melona berpikir tentang apa yang diucapkan Tania tadi. Apakah dia sungguh-sungguh memiliki mimpi. Lalu apa yang menjadi mimpinya ? Melona mencoba mencari apa yang disenanginya. Sejak kecil dia selalu senang melihat gedung-gedung tinggi. Dia merasa orang yang dapat membuat gedung-gedung yang tinggi itu adalah orang yang hebat. Gedung-gedung yang tahan terhadap angin maupun hujan. Apajah itu berarti dia bermimpi menjadi seorang arsitek ?
                Melona masih bingung dengan apa yang menjadi mimpinya. Tapi apapun itu mimpinya, dia harus sungguh-sungguh belajar. Benar apa yang dikatakan Tania tadi. Hidup ini hanya satu kali. Dan kalau dia asal-asalan dengan hidupnya, dia pasti akan menyesal kelak. Kalau dia tidak rajin belajar terus dapat nilai jelek dan dia ga naik kelas, dia pasti akan sangat menyesal menghabiskan 1 tahun lagi di kelas yang sama. Jadi daripada menyesal nantinya lebih baik dia belajar sungguh-sungguh hari ini. Hmm, oke mulai hari ini gw mau belajar yang rajin dan memberikan yang terbaik buat hidup gw supaya nanti waktu gw lihat hidup gw ke ‘belakang’, gw ga akan menyesal, tekad Melona dalam hati. >>Lucy1188


Dipublikasikan di Wave Newsletter Bulletin 3rd Edition

No comments: