“Gin, kok muka loe ga chubby
lagi sih ?” Tanya Kayla pada Gina, sahabatnya.
“Kayanya dia abis operasi tulang
di dagu deh buat menghilangkan chubby-nya.” Kezia mencoba menebak.
“Hehehe… Iya, 100 buat Kezia.
Gimana ? Gw jadi lebih cantik kan
?” Tanya Gina sambil memamerkan hasil operasi dagunya.
“Hmmm, Iya loe keliatan lebih
cantik. Muka loe jadi keliatan kurusan.” Lanjut Kezia, “Ngomong-ngomong gw juga
jadi pengen operasi lipetan mata.”
“Ya, harus dong Kez. Sebagai
seorang perempuan yang mengutamakan penampilan dan kecantikan, operasi itu
harus dilakukan.” Ucap Gina.
“Emang ga sakit dioperasi gitu,
Gin ?” Tanya Kayla.
“Ya, sakit sih. Tapi sakit
dikit dan sementara kan
ga masalah. Yang penting hasilnya memuaskan.” Jawab Gina.
“Tapi gimana kalau hasilnya ga
memuaskan ? Misalnya nih hasil operasinya gagal. Bakalan jadi rusak kan tubuh loe ?” Tanya
Kayla lagi.
“Makanya Kay, loe harus cari
dokter yang ahli buat nanganin operasi loe. Kalau dokternya uda ahli dan
terkenal pasti kemungkinan gagalnya kecil.” Lanjut Gina. “Coba loe liat hasil
operasi gw, berhasil kan
? Malahan bikin gw semakin cantik aja.”
“Ya, Kay. Jangan takut sama
yang namanya operasi plastik.” Ucap Kezia.
***
Suatu pagi di sebuah kelas
yang masih sepi…
“Pagi Kayla.” Sapa Davin pada
Kayla yang sedang belajar.
“Pagi Vin.” Balas Kayla.
“Hari ini datang pagi juga,
Kay ?”
“Iya dong.” Ucap Kayla.
“Kay, gw boleh duduk sebangku
sama loe ga ?” Tanya Davin.
“Emang kenapa gitu Vin ?”
Tanya Kayla.
“Biar gw ketularan pinternya loe.”
Ucap Davin asal.
Kayla sangat senang karena Davin ingin duduk sebangku
dengannya. Inilah waktu yang dinanti-nantikannya dari dulu, bisa berdekatan
dengan Davin. Sejak masuk SMA, Kayla sudah menyukai Davin. Pertemuan pertamanya
dengan Davin adalah saat Masa Orientasi Siswa (MOS). Bagi Kayla, Davin itu
cakep dan baik hati. Itu yang membuat Kayla tertarik padanya.
Namun sayangnya di kelas satu mereka berada di kelas yang
terpisah. Namun, perasaan Kayla pada Davin tidak menghilang. Setiap kali ada
kesempatan, Kayla selalu mengunjungi kelas Davin. Entah untuk pinjam peer atau
untuk alasan lainnya. Dan akhirnya keajaiban itu datang saat dia bisa sekelas
dengan Davin di kelas dua ini. Kayla sangat senang sekali bisa sekelas dengan
pujaan hatinya itu.
Dan inilah satu-satunya alasan Kayla selalu datang pagi
ke sekolah setiap hari. Karena Kayla ingin bertemu dengan Davin yang juga
selalu datang pagi. Sekalipun hanya saling diam di kelas yang sepi, Kayla
sangat senang. Mungkin inilah yang dinamakan jatuh cinta, hanya berada di dekat
orang yang disukai saja sudah membuat senang.
Namun, akhir-akhir ini ada yang berubah dalam hubungan
mereka. Davin selalu menyapa Kayla setibanya dia di sekolah. Davin juga sering
bertanya tentang pelajaran yang dia tidak mengerti pada Kayla. Dan hari ini,
tiba-tiba Davin ingin duduk sebangku dengannya. Ini sangat membuat Kayla senang
sekali.
***
“Kay, Gw mau minta tolong
boleh ga ?” Tanya Davin pada suatu hari.
“Minta tolong apa Vin ?”
“Gw boleh jujur sama loe ?”
“Tentu aja boleh.”
“Gw mau minta tolong sama loe
deketin gw sama Gina.”
Deg.
Tiba-tiba jantung Kayla serasa berhenti berdetak.
“Memang kenapa tiba-tiba loe
mau minta tolong hal ini sama gw ?” Tanya Kayla.
“Gw suka sama Gina.” Ucap
Davin dengan wajah berbinar-binar.
“Memang apa yang loe suka sama
Gina ?”
“Akhir-akhir ini dia keliatan
lebih cantik.” Ucap Davin.
“Kenapa ga loe deketin sendiri
aja ?”
“Karena gw ga berani. Dia cewe
yang cantik dan populer. Banyak cowo yang mencoba ngedeketin dia tapi gagal. Gw
ga mau sampai kaya gitu karena itu gw perlu pertolongan loe, Kay.” Ucap Davin dengan wajah memohon.
***
Ditengah
derasnya hujan ada seorang gadis yang duduk memandangi jalanan dari jendela
kamarnya. Ternyata apa yang dirasakan langit saat ini sama dengan apa yang
gadis ini rasakan. Gadis ini menangis karena ternyata orang yang dia sukai
mendekati dia bukan karena menyukai dirinya namun karena ingin meminta
bantuannya untuk mendekati Gina, sahabatnya. Dan alasan Davin ingin mendekati
Gina hanya karena Gina cantik. Kayla menangis sejadi-jadinya.
Kayla
mencoba membandingkan dirinya dengan Gina. Gina memang cantik. Apalagi sesudah
dia di operasi tulang pipi. Wajahnya semakin menonjolkan kecantikannya. Berbeda
dengannya yang memiliki mata sipit dan hidung yang mancung tapi ke dalam.
Kayla
mulai berpikir apakah dia perlu juga melakukan operasi plastik seperti Gina ? Kayla
ingin cantik seperti Gina dan Kayla ingin disukai oleh Davin. Kayla terus
menangis dan karena lelah ia akhirnya tertidur.
***
“Kay,
ngapain kamu di operasi lipatan mata dan operasi hidung. Tanpa operasi juga
kamu udah cantik kok.” Ucap Mama.
“Ngga
Ma. Aku ga cantik. Mata sipit dan hidung yang kecil ini membuatku terlihat
aneh. Pokoknya aku mau dioperasi.” Ucap Kayla setengah memaksa.
“Kay,
harusnya kamu bersyukur untuk wajah yang sudah Tuhan berikan kepadamu. Karena
kamu unik. Mama percaya kalau kamu diberikan wajah yang seperti ini pasti bukan
sebuah kebetulan. Mata sipit dan hidung yang kecil itu bukan sebuah kebetulan
Kay.”
“Pokoknya
aku pengen di operasi. Aku pengen jadi cantik Ma.”
“Ya
sudah, kamu sudah dewasa. Terserah kamu saja. Tapi kamu harus siap dengan
konsekuensinya.” Ucap Mama akhirnya mengalah.
Akhirnya Kayla melakukan operasi
untuk membuat lipatan di matanya. Dia juga melakukan operasi untuk membuat
hidungnya lebih mancung. Kayla berharap setelah dia dioperasi dia akan menjadi
lebih cantik. Dan dia berharap Davin akan ‘melihatnya’.
Setelah Kayla sadar dia meminta
dokter untuk memberinya sebuah cermin. Di cermin itu Kayla melihat wajah yang
berbeda. Matanya tidak lagi sipit karena sekarang sudah memiliki lipatan mata.
Matanya sekarang terlihat bulat seperti kelereng. Hidungnya sekarang sudah menjadi mancung. Namun, ketika
Kayla melihat wajahnya secara menyeluruh Kayla sangat kaget. Karena sekalipun
matanya sudah tidak sipit dan hidungnya sudah mancung tidak membuat wajahnya tidak
menjadi lebih cantik melainkan terlihat sangat aneh.
***
Kayla terbangun dengan keringat dingin yang mengalir di
wajahnya. Dia segera berlari menuju cermin yang ada di kamar mandi. Dilihatnya
matanya yang masih sipit dan hidungnya yang masih mancung tapi ke dalam. Kayla
menarik nafas lega melihat wajahnya tidak berubah. Dia segera kembali ke kamar
dan berdoa.
“Tuhan,
ampuni aku yang berpikir untuk melakukan operasi plastik. Maafkan aku Tuhan
yang tidak menghargai wajah yang sudah Engkau berikan kepadaku. Kini aku tau
bahwa mata yang sipit dan hidung yang kecil bukan menandakan aku tidak cantik.
Karena aku cantik di mataMu sekalipun mungkin aku tidak cantik di mata Davin. Karena
aku berharga di mataMu sekalipun aku tidak berharga di mata Davin. Terima kasih
Tuhan untuk wajah ini, karena inilah wajah yang paling pas buatku. Amin.”
--o-o--
“Atau
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,--dan bahwa kamu bukan miik kamu
sendiri ? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar : Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubumu.” (I Korintus 6 : 19-20)>> Lucy1188
Dipublikasikan di Wave
Newsletter Bulletin 2nd Edition
No comments:
Post a Comment