13 June 2013

Precious Me



“Gin, kok muka loe ga chubby lagi sih ?” Tanya Kayla pada Gina, sahabatnya.
“Kayanya dia abis operasi tulang di dagu deh buat menghilangkan chubby-nya.” Kezia mencoba menebak.
“Hehehe… Iya, 100 buat Kezia. Gimana ? Gw jadi lebih cantik kan ?” Tanya Gina sambil memamerkan hasil operasi dagunya.
“Hmmm, Iya loe keliatan lebih cantik. Muka loe jadi keliatan kurusan.” Lanjut Kezia, “Ngomong-ngomong gw juga jadi pengen operasi lipetan mata.”
“Ya, harus dong Kez. Sebagai seorang perempuan yang mengutamakan penampilan dan kecantikan, operasi itu harus dilakukan.” Ucap Gina.
“Emang ga sakit dioperasi gitu, Gin ?” Tanya Kayla.
“Ya, sakit sih. Tapi sakit dikit dan sementara kan ga masalah. Yang penting hasilnya memuaskan.” Jawab Gina.
“Tapi gimana kalau hasilnya ga memuaskan ? Misalnya nih hasil operasinya gagal. Bakalan jadi rusak kan tubuh loe ?” Tanya Kayla lagi.
“Makanya Kay, loe harus cari dokter yang ahli buat nanganin operasi loe. Kalau dokternya uda ahli dan terkenal pasti kemungkinan gagalnya kecil.” Lanjut Gina. “Coba loe liat hasil operasi gw, berhasil kan ? Malahan bikin gw semakin cantik aja.”
“Ya, Kay. Jangan takut sama yang namanya operasi plastik.” Ucap Kezia.
***

Suatu pagi di sebuah kelas yang masih sepi…
“Pagi Kayla.” Sapa Davin pada Kayla yang sedang belajar.
“Pagi Vin.” Balas Kayla.
“Hari ini datang pagi juga, Kay ?”
“Iya dong.” Ucap Kayla.
“Kay, gw boleh duduk sebangku sama loe ga ?” Tanya Davin.
“Emang kenapa gitu Vin ?” Tanya Kayla.
“Biar gw ketularan pinternya loe.” Ucap Davin asal.
            Kayla sangat senang karena Davin ingin duduk sebangku dengannya. Inilah waktu yang dinanti-nantikannya dari dulu, bisa berdekatan dengan Davin. Sejak masuk SMA, Kayla sudah menyukai Davin. Pertemuan pertamanya dengan Davin adalah saat Masa Orientasi Siswa (MOS). Bagi Kayla, Davin itu cakep dan baik hati. Itu yang membuat Kayla tertarik padanya.
            Namun sayangnya di kelas satu mereka berada di kelas yang terpisah. Namun, perasaan Kayla pada Davin tidak menghilang. Setiap kali ada kesempatan, Kayla selalu mengunjungi kelas Davin. Entah untuk pinjam peer atau untuk alasan lainnya. Dan akhirnya keajaiban itu datang saat dia bisa sekelas dengan Davin di kelas dua ini. Kayla sangat senang sekali bisa sekelas dengan pujaan hatinya itu.
            Dan inilah satu-satunya alasan Kayla selalu datang pagi ke sekolah setiap hari. Karena Kayla ingin bertemu dengan Davin yang juga selalu datang pagi. Sekalipun hanya saling diam di kelas yang sepi, Kayla sangat senang. Mungkin inilah yang dinamakan jatuh cinta, hanya berada di dekat orang yang disukai saja sudah membuat senang.
            Namun, akhir-akhir ini ada yang berubah dalam hubungan mereka. Davin selalu menyapa Kayla setibanya dia di sekolah. Davin juga sering bertanya tentang pelajaran yang dia tidak mengerti pada Kayla. Dan hari ini, tiba-tiba Davin ingin duduk sebangku dengannya. Ini sangat membuat Kayla senang sekali.
***

“Kay, Gw mau minta tolong boleh ga ?” Tanya Davin pada suatu hari.
“Minta tolong apa Vin ?”
“Gw boleh jujur sama loe ?”
“Tentu aja boleh.”
“Gw mau minta tolong sama loe deketin gw sama Gina.”
Deg. Tiba-tiba jantung Kayla serasa berhenti berdetak.
“Memang kenapa tiba-tiba loe mau minta tolong hal ini sama gw ?” Tanya Kayla.
“Gw suka sama Gina.” Ucap Davin dengan wajah berbinar-binar.
“Memang apa yang loe suka sama Gina ?”
“Akhir-akhir ini dia keliatan lebih cantik.” Ucap Davin.
“Kenapa ga loe deketin sendiri aja ?”
“Karena gw ga berani. Dia cewe yang cantik dan populer. Banyak cowo yang mencoba ngedeketin dia tapi gagal. Gw ga mau sampai kaya gitu karena itu gw perlu pertolongan loe,  Kay.” Ucap Davin dengan wajah memohon.
***

Ditengah derasnya hujan ada seorang gadis yang duduk memandangi jalanan dari jendela kamarnya. Ternyata apa yang dirasakan langit saat ini sama dengan apa yang gadis ini rasakan. Gadis ini menangis karena ternyata orang yang dia sukai mendekati dia bukan karena menyukai dirinya namun karena ingin meminta bantuannya untuk mendekati Gina, sahabatnya. Dan alasan Davin ingin mendekati Gina hanya karena Gina cantik. Kayla menangis sejadi-jadinya.
Kayla mencoba membandingkan dirinya dengan Gina. Gina memang cantik. Apalagi sesudah dia di operasi tulang pipi. Wajahnya semakin menonjolkan kecantikannya. Berbeda dengannya yang memiliki mata sipit dan hidung yang mancung tapi ke dalam.
Kayla mulai berpikir apakah dia perlu juga melakukan operasi plastik seperti Gina ? Kayla ingin cantik seperti Gina dan Kayla ingin disukai oleh Davin. Kayla terus menangis dan karena lelah ia akhirnya tertidur.
***

“Kay, ngapain kamu di operasi lipatan mata dan operasi hidung. Tanpa operasi juga kamu udah cantik kok.” Ucap Mama.
“Ngga Ma. Aku ga cantik. Mata sipit dan hidung yang kecil ini membuatku terlihat aneh. Pokoknya aku mau dioperasi.” Ucap Kayla setengah memaksa.
“Kay, harusnya kamu bersyukur untuk wajah yang sudah Tuhan berikan kepadamu. Karena kamu unik. Mama percaya kalau kamu diberikan wajah yang seperti ini pasti bukan sebuah kebetulan. Mata sipit dan hidung yang kecil itu bukan sebuah kebetulan Kay.”
“Pokoknya aku pengen di operasi. Aku pengen jadi cantik Ma.”
“Ya sudah, kamu sudah dewasa. Terserah kamu saja. Tapi kamu harus siap dengan konsekuensinya.” Ucap Mama akhirnya mengalah.
            Akhirnya Kayla melakukan operasi untuk membuat lipatan di matanya. Dia juga melakukan operasi untuk membuat hidungnya lebih mancung. Kayla berharap setelah dia dioperasi dia akan menjadi lebih cantik. Dan dia berharap Davin akan ‘melihatnya’.
            Setelah Kayla sadar dia meminta dokter untuk memberinya sebuah cermin. Di cermin itu Kayla melihat wajah yang berbeda. Matanya tidak lagi sipit karena sekarang sudah memiliki lipatan mata. Matanya sekarang terlihat bulat seperti kelereng. Hidungnya  sekarang sudah menjadi mancung. Namun, ketika Kayla melihat wajahnya secara menyeluruh Kayla sangat kaget. Karena sekalipun matanya sudah tidak sipit dan hidungnya sudah mancung tidak membuat wajahnya tidak menjadi lebih cantik melainkan terlihat sangat aneh.
***

            Kayla terbangun dengan keringat dingin yang mengalir di wajahnya. Dia segera berlari menuju cermin yang ada di kamar mandi. Dilihatnya matanya yang masih sipit dan hidungnya yang masih mancung tapi ke dalam. Kayla menarik nafas lega melihat wajahnya tidak berubah. Dia segera kembali ke kamar dan berdoa.
“Tuhan, ampuni aku yang berpikir untuk melakukan operasi plastik. Maafkan aku Tuhan yang tidak menghargai wajah yang sudah Engkau berikan kepadaku. Kini aku tau bahwa mata yang sipit dan hidung yang kecil bukan menandakan aku tidak cantik. Karena aku cantik di mataMu sekalipun mungkin aku tidak cantik di mata Davin. Karena aku berharga di mataMu sekalipun aku tidak berharga di mata Davin. Terima kasih Tuhan untuk wajah ini, karena inilah wajah yang paling pas buatku. Amin.”
--o-o--

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,--dan bahwa kamu bukan miik kamu sendiri ? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar : Karena itu muliakanlah Allah dengan tubumu.” (I Korintus 6 : 19-20)>> Lucy1188

Dipublikasikan di Wave Newsletter Bulletin 2nd Edition

No comments: